Punya Mimpi? Jangan Takut Untuk Menggapainya
Untuk setiap mimpi yang kutulis pada secarik kertas, ada takut yang berusaha kupendam, juga doa yang diam-diam selalu kupanjatkan.
Bolehkah Kini Kau Ku Sebut Jatuh Cinta Terbaik?
Jatuh cinta terbaik tak datang begitu saja, tetapi ia ditempa dengan waktu yang lama
Jatuh Cinta Terbaik Membuatku Berhenti Mencari
Ku semogakan bahwa ini jatuh cinta terbaik, bukan jatuh cinta terburuk, apalagi jatuh cinta yang salah.
Karena Dipedulikan Itu Menyenangkan, Kenapa Masih Enggan Mempedulikan?
Mempedulikan ataupun dipedulikan akan sama-sama menyenangkan kok.
Di Lingkungan Perah Sapi, Banyak Buah Manis Ku Petik
Suatu saat yang dibenci pun akan dirindukan.
Mengapa Harus Posessif jika Ada Rasa Percaya
Arus posesif dan rasa percaya adalah berbanding terbalik.
Waktu: Sang Pengintai Kebahagiaan.
Satu tahun yang lalu, dalam sebuah memoar waktu dan kenangan tertentu. Bola matamu masih candu memandangku. Tak cuma kamu, tapi juga dia, dia, dia, dan mereka. Ya. Mungkin lebih tepatnya mereka. Mereka yang memulai garis start bersamaan denganku. Kemudian akan memikul sebuah roda menuju lembah yang kusebut surga. Surga dunia. Oh bukan. Ini surga dunia […]
Jodohku Datang Ketika Luka Menganga Sedang Kututup
Buih-buih cinta sisa semalam masih terasa melekat. Memenuhi relung – relung yang sebenarnya tak mau diisi lagi, hati. Begitu sakitnya luka tertoreh pada kedalaman, hingga akhirnya ku putuskan untuk menutup rapat – rapat. Tak ada celah untuknya masuk kembali. Meski tak ku pungkiri bahwa ada ruang kecil yang masih menginginkanmu di sisi. Otak ku menolak […]
Aku Dengan Masjidku, dan Kamu Dengan Gerejamu. Lalu di Mana Kita Bisa Dipersatukan?
Mudah saja ku bilang rindu meski pertemuan itu tetaplah semu. Mudah saja ku bilang sabar untuk jarak yang semakin menjemu. Waktu kelak akan mempertemukan dengan cara yang lebih elegan. Dan itu pasti, wahai pemuja-pemuja LDR.Tapi bagaimana jika aku di sini menggenggam tasbih, tapi kamu di sana menggenggam rosario. Aku mendiami masjid dan kamu mendiami gereja. […]
Kesempatan Kedua Itu Bukanlah Opsi, Tapi Kemauan Diri.
Kubereskan gundah, kuletakkan resah. Bersamamu dalam setiap senja yang pernah tepampang indah di depan mata. Pundakmu tempat bersandar menenangkan kala itu. Tanganmu pun, menjadi penghapus setia airmata yang masih basah. Sampai pada seperwaktu tertentu. Aku menyadari. Ada yang juga ingin bersandar di bahumu, selain aku. Dia. Sama inginnya membagi penat denganmu. Menggebu berkeliling kota berdua. […]