Jadi orang tua itu adalah tanggung jawab seumur hidup yang gampang-gampang susah. Butuh komitmen kuat, kesabaran dan kreativitas bagi pasangan untuk dapat jadi orang tua yang handal. Pasalnya, terkadang ada beberapa situasi yang membutuhkan para orang tua untuk bertindak ‘ekstra’ demi kenyamanan anak, sekaligus (sebisa mungkin) kenyamanan orang lain. Misalnya nih, seperti yang dilakukan sejumlah orang tua berikut ini dalam penerbangan perdana mereka bersama bayi.
Demi mengurangi ‘kericuhan’ saat bepergian dengan bayi kecil pertama kali dengan pesawat, sejumlah orang tua viral karena aksi mereka yang unik, yaitu membagikan ‘bingkisan’ beserta surat ‘permisi’ agar mohon dimaklumi, jika sewaktu-waktu putra atau putri mereka rewel di perjalanan. Aksi unik ini dilakukan agar para penumpang dalam penerbangan panjang mereka dapat memaklumi tangisan atau teriakan rewel bayi mereka yang bisa terjadi di luar ekspektasi. Seperti apa sih aksi unik para orang tua yang viral tersebut? Simak ulasannya berikut ini yuk!
ADVERTISEMENTS
Aksi unik orang tua yang menjadi viral baru-baru ini dilakukan oleh seorang ibu dan bayi asal Korea Selatan dalam suatu penerbangan 10 jam lebih dari Seoul – San Fransisco
Ibu tersebut viral lantaran aksi bagi-bagi 200 lebih goodie bag kecilnya difoto dan diunggah ke media sosial oleh salah seorang penumpang yang juga terbang dalam pesawat tersebut. Dalam suratnya yang disertai earplug dan sejumlah permen, ibu tersebut memohon pengertian dan dimaafkan jika anaknya yang masih berusia 4 bulan tiba-tiba rewel dan menangis tak nyaman sepanjang perjalanan karena penerbangan tersebut adalah penerbangan pertamanya. Banyak yang tersentuh dengan inisiatifnya ini lo.
Isi suratnya kurang lebih begini:
“Halo, aku Jun Woo dan aku berusia 4 bulan. Hari ini aku pergi ke Amerika Serikat bersama ibu dan nenekku untuk mengunjungi bibiku. Aku sedikit gugup dan ketakutan karena ini adalah penerbangan pertama dalam hidupku, yang artinya bisa jadi aku akan menangis atau membuat sedikit kegaduhan. Mohon dimaklumi ya. Ibuku telah menyiapkan paket hadiah kecil dan sepasang penutup telinga untuk menanggulangi itu. Tolong gunakan saat kalian merasa terlalu berisik gara-gara aku. Selamat menikmati perjalanan. Terima kasih :’)”
ADVERTISEMENTS
Ibu asal Korea Selatan tersebut bepergian bersama bayi dan ibunya dalam perjalanan yang panjang dan melelahkan. Demi mengantisipasi hal tersebutlah sang ibu membagikan bingkisan kecil
Aksi viral ini menuai beragam respons warganet. Banyak yang bilang, aksi ibu ini menyentuh, ada pula yang justru menyayangkan sikap orang lain zaman sekarang yang kemampuan empatinya sudah menurun drastis, sampai-sampai saat membawa bayi saja ibu ini sampai mempersiapkan goodie bag, takut ada yang tiba-tiba marah atau komplain. Makin pusing kan nantinya?
ADVERTISEMENTS
Aksi penuh inisiatif ibu tersebut bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya ada juga aksi serupa, bagi-bagi permen dan penutup telinga sembari mohon dimaklumi jika terjadi keributan karena sang bayi menangis tak nyaman
Banyak warganet yang berkomentar, aksi semacam ini nggak perlu jika para penumpang lain bisa berempati. Sang ibu dan ayah atau siapa pun yang bersama bayi tersebut sudah kewalahan menangani sang bayi, harusnya tak perlu direpotkan hal semacam ini. Sayangnya, banyak yang berpendapat nggak semua bisa berempati dan ujung-ujungnya memperkeruh suasana dengan komplain sana sini. Ya, namanya juga bayi pasti bakal menangis kan kalau sedang merasa nggak nyaman di penerbangan pertamanya?
ADVERTISEMENTS
Orang tua anak kembar 18 bulan ini juga melakukan aksi serupa dalam penerbangan mereka
Biasanya, para orangtua akan memberikan sebuah catatan kecil mohon maaf, permen atau cokelat dan juga penutup telinga agar para penumpang lain nggak marah atau sebal saat mendengar tangisan bayi dalam pesawat.
ADVERTISEMENTS
Sekilas, aksi semacam ini seolah ‘memang seharusnya’, penuh pengertian dan sebagainya. Tapi aksi semacam ini justru dipandang seorang kolumnis The Guardian sebagai aksi yang kurang tepat. Mengapa?
Dilansir dari laman The Guardian, Madeleine Somerville mengungkapkan ketidaksetujuannya akan aksi tersebut. Pasalnya, menurutnya bayi menangis dalam pesawat adalah hal yang lumrah dan sudah sepatutnya mendapat empati karena itu adalah bagian dari pengasuhan anak, sehingga para orang tua tak perlu merasa bersalah dengan meminta maaf dan bagi-bagi ratusan buah goodie bag. Yang justru perlu ditinjau kembali ada kemampuan empati dan rasa belas kasih pada para penumpang lain.
Bukannya ‘mengharap’ para orang tua untuk bisa menenangkan bayi mereka yang terus mengamuk, para penumpang lain sepatutnya justru menawarkan bantuan agar para orang tua bisa istirahat. Yang ditakutkan adalah, aksi semacam ini terus dan semakin populer dan lama kelamaan menjadi semacam ‘kewajiban’ dan kebiasaan bagi para orang tua untuk bagi-bagi goodie bag dan mohon maaf setiap membawa bayi mereka terbang jauh. Duh, malah makin kasihan kan tiap mau pergi kudu siapin ratusan bingkisan?
Mengasuh anak itu berat. Seandainya kamu bepergian dan sejenak ‘terganggu’ oleh kehadiran bayi yang gaduh menangis, berusahalah bersabar dan berempati. Mana tahu suatu saat, kamu ada di posisi para orang tua tersebut suatu hari nanti. Ingat, kamu baru ‘harus’ mendengar keributan anak rewel itu beberapa jam saja, sedangkan para orang tua tersebut entah sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya. Sekilas, aksi bagi-bagi permen ini memang manis tapi di baliknya, justru menimbulkan tanda tanya. Haruskan seorang ibu dan ayah terus meminta maaf saat anak tantrum dan rewel di perjalanan padahal jelas itu bukan suatu kesengajaan? Kalau menurut kalian gimana nih, Guys?