Seperti yang mungkin sudah kamu tahu, beberapa negara di Asia seperti Korea dan Jepang kian ke sini para anak mudanya kurang menghendaki pernikahan dan menghindari untuk memiliki anak. Hal ini membawa dampak menjadi semakin berkurangnya pula populasi mereka. Makanya, pemerintah sampai mencoba berbagai ragam cara supaya mereka mau menikah, salah satunya memberikan tunjangan dalam jumlah yang besar. Baru-baru ini, dilansir dari Japan Today, pemerintah bahkan menyediakan ¥600,000 atauRp85 juta untuk memulai kehidupan setelah pernikahan.
Tunjangan pernikahan ini rencananya akan diberikan 2021 mendatang. Ternyata selama ini bukan hanya tunjangan tersebut saja lo yang diberikan namun ada juga tunjangan-tunjangan lain untuk mereka yang melangsungkan pernikahan. Simak yuk ada apa saja!
ADVERTISEMENTS
1. Sejak tahun 2018 ternyata pemerintah Jepang sudah memberikan tunjangan untuk mengontrak rumah dan biaya lainnya
Dukungan finansial ini diberikan pada mereka yang ingin menikah di usia kurang dari 34 tahun untuk kehidupan setelah pernikahannya. Sementara itu, untuk mereka yang total penghasilannya di bawah ¥3,4 juta setelah pajak maka mereka berhak menerima subisdi sebesar ¥300.000. Akan tetapi, kabarnya bantuan ini baru tersedia di ratusan kota di Jepang dari keseluruhan kota yang totalnya mencapai 1.740 kota.
ADVERTISEMENTS
2. Demi tercapainya penambahan populasi, pemerintah juga memberikan tunjangan untuk program bayi tabung
Seperti yang kita tahu, program bayi tabung biasanya akan menghabiskan banyak uang dengan tetap memiliki potensi untuk gagal. Makanya, pemerintah memberikan tunjangan IVF sejak tahun 2004. Dilansir dari Japan Today, pemerintah memberikan subsidi sebanyak ¥150.000 untuk mereka yang total penghasilan pasangannya di bawah ¥7,5 juta. Dulunya subsidi ini diberikan selama 5 tahun untuk 10 kali treatment, kini perempuan yang berusia lebih muda dari 39 tahun akan mendapatkan 6 kali treatment, sedangkan yang usianya 40 sampai 42 tahun akan menerima 3 kali treatment.
ADVERTISEMENTS
3. Pemerintah Jepang juga memberikan cuti hamil yang cukup lama dan dibayar untuk para perempuan yang melahirkan
Dilansir dari beberapa sumber, cuti hamil di Jepang berlangsung selama 98 hari antara 6 minggu sebelum melahirkan sampai 8 minggu setelah melahirkan, selama itu pula mereka akan mendapatkan bayaran utuh. Jika perusahaan tak mau memberikan bayaran tersebut, maka karyawan bisa mengajukan ganti kepada pemerintah. Pun, jika perusahaan tak memberikan gaji secara penuh maka pemerintah akan memberikan sisanya. Tak hanya itu, mereka juga akan mendapatkan subsidi untuk persalinan sebesar ¥420.000 dan ditransfer langsung ke rumah sakit.
ADVERTISEMENTS
4. Ternyata ada juga lo cuti mengasuh anak dengan jangka waktu yang lebih lama dibanding cuti melahirkan
Dilansir dari Tsunagu Japan, orang tua di Jepang bisa mengambil cuti mengasuh anak setelah cuti melahirkan. Mereka bisa mendapatkan subsidi sebesar 67% dari gajinya selama 180 hari pertama dan 50% gajinya untuk sisa cuti. Tak cuma berlaku untuk ibu, ayah juga bisa mendapatkan tunjangan ini sebesar 50% dari pendapatan aslinya. Mereka bahkan bisa juga mendapatkan tunjangan untuk menitipkan anak di bawah usia 12 tahun dengan syarat total penghasilan di bawah ¥8 juta.
ADVERTISEMENTS
5. Anak-anak di Jepang juga mendapatkan tunjangan demi para orang dewasa tidak khawatir akan terjaminnya hidup anaknya kelak
Insentif ini akan diberikan pemerintah kepada pasangan yang memiliki anak di beberapa daerah. Besarannya antara ¥50.000, ¥200.000, hingga ¥1 juta dan dinaikkan sebanyak ¥10.000 selama pandemi ini sebagai bentuk dukungan ekonomi keluarga. Biasanya tunjangan ini diberikan secara tunai dan 30% dalam bentuk kupon yang bisa digunakan di daerah tersebut.
Wah, ternyata sampai segitunya ya usaha pemerintah untuk meningkatkan pernikahan dan kelahiran anak-anak di Jepang. Bahkan mereka juga memberikan uang untuk mak comblang yang berhasil membuat dua orang single menikah lo. Menarik ya?