Saat usia seseorang masuk 25 tahun (biasanya perempuan) dan belum menemukan apa-apa perihal jodoh, mungkin banyak orang di sekitar yang justru ikut khawatir. Padahal walaupun sudah memiliki pasangan bisa jadi pernikahan memang belum menjadi prioritas orang tersebut. Akhirnya di banyak kasus orang-orang jadi ‘terpaksa’ menikah karena konstruksi sosial ini. Bisa jadi orang yang dinikahi tak benar-benar dicintai atau yang lebih buruk bisa jadi ternyata orang tersebut tidak memiliki kecocokan satu sama lain.
Dilansir dari Brightside, sejumlah psikolog menunjukkan 7 faktor yang harus dipertimbangkan untuk menunjukkan apakah kamu siap dan akan membangun pernikahan yang kuat. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ketika menikah di usia yang lebih dewasa, kamu akan lebih bahagia. Simak yuk selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
1. Walaupun sudah mengalami banyak hal, orang yang sudah dewasa justru akan berani berubah untuk menjadi sosok yang lebih baik
Orang yang lebih dewasa biasanya tidak akan berhenti untuk memperbaiki diri. Mereka tidak takut untuk mengubah sudut pandang dan mengakui kekurangan. Mereka bisa memahami dan penuh perhatian. Untuk menjadi bahagia, dua orang akan selalu mencoba menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENTS
2. Mencintai berarti saling memberi bukan justru salah satu pihak saja yang mengambil keuntungannya
Orang yang sudah dewasa bukan akan mencari pengisi kesepian pada pasangan atau memiliki keinginan untuk dicintai saja, namun ia akan membagikan apa yang ia punya dan begitu juga sebaliknya. Dalam sebuah buku The Road Less Traveled, Morgan Peck yang merupakan seorang psikolog mengatakan bahwa orang yang tidak mau berusaha untuk hubungannya disebut dengan bentuk dari antilove.
ADVERTISEMENTS
3. Hubungan pernikahan dilandasi dengan tekad yang kuat untuk berkomitmen dalam jangka yang lama. Hmm, penting nih!
Biasanya dalam janji pernikahan akan ada kalimat bahwa bahwa pasangan pengantin akan bersama-sama dalam keadaan apapun, kaya, miskin, sakit, dan sehat. Sehingga pernikahan bukan hanya mengenai perasaan tapi juga ikatan dan keputusan yang harus dipertimbangkan. Saat sudah dewasa, hubungan akan memiliki tujuan yang sama, fokus dengan satu orang yang sama, dan mampu menghadapi keragu-raguan.
ADVERTISEMENTS
4. Walaupun terdengar membosankan ternyata kesabaran juga menjadi salah satu fondasi utama dalam hubungan
Walaupun mungkin terdengar melelahkan dan penuh usaha, fondasi dari sebuah hubungan yang harmonis adalah kesabaran terhadap kebiasaan dan sikapnya. Jika tergesa-gesa dan selalu bertengkar bisa jadi hubunganmu dengannya akan berhenti di tengah jalan.
ADVERTISEMENTS
5. Yang membedakan orang dewasa dengan yang belum adalah tanggung jawab, begitupun dalam sebuah hubungan
Tanggung jawab adalah salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menentukan apakah hubungan sudah cukup dewasa. Mungkin menyenangkan memiliki seseorang yang bisa diandalkan, tapi kamu juga perlu menjadi orang yang juga bisa diandalkan.
ADVERTISEMENTS
6. Walau kalian menjalin hubungan, namun setiap orang merupakan individu yang juga punya kehidupan pribadi. Orang yang sudah dewasa biasanya bisa menoleransi
Orang yang lebih dewasa memiliki tujuan yang jelas dan sudah menemukan jati dirinya. Sehingga ia bisa menghargai hobi orang lain juga. Pasangan sebaiknya bisa saling memberikan kebebasan satu sama lain dan selalu mencoba berkompromi.
7. Menghadapi masalah hingga mengalami rasa sakit adalah hal yang wajar terjadi pada hubungan, namun bukan berarti hal ini selalu jadi halangan
Rasa sakit dan kecewa adalah hal yang normal. Hal ini bisa terjadi di dalam hubungan atau dari luar dan pasangan tak akan selalu bisa melindungi kita. Sehingga kita harus berani untuk menghadapi kesulitan dan sebaiknya tidak menyalahkan orang lain. Kemampuan ini bisa dipelajari seiring berjalannya waktu.
Nah, menurut para psikolog seperti dikutip dari laman Brightside, 7 hal tersebut merupakan indikator pasangan bisa membangun hubungan yang baik. Mereka menyarankan untuk tak buru-buru melangsungkan pernikahan jika belum siap. Alih-alih harus menghadapi perpisahan nantinya, lebih baik fokus dulu terhadap hobi, cita-cita, dan perkembangan pribadi.