Merawat hubungan itu nggak mudah. Bahkan pasangan suami dan istri pun kadang cukup kewalahan lo membangun hubungan yangs sehat dan langgeng. Tak cuma perkara besar dan rumit, hal-hal sederhana acap kali jadi sumber pertengkaran. Misalnya, Moms kesal karena pasangan punya kebiasaan buruk enggan menjemur handuk setelah mandi atau pasangan lupa menutup pintu sehabis menggunakan kamar mandi. Bisa jadi pasangan juga marah karena kebiasaan buruk Moms selama ini.
Nyatanya, menjadi suami-istri yang hidup dalam satu atap bukanlah jaminan hubungan berjalan mulus tanpa hambatan. Apalagi dua manusia yang menjalin rumah tangga punya sifat dan kebiasaan masing-masing yang terbentuk sejak mereka lahir. Kuncinya, pasangan harus mau bertumbuh menjadi lebih baik. Sehingga pasangan mau saling belajar dan mengubah kebiasaan buruk. Nah, beberapa sifat jelek suami-istri ini sebaiknya dihindari lantaran bikin hubungan pernikahan jadi hancur!
ADVERTISEMENTS
Jangan jadi pihak yang ingin terus didengarkan, tanpa mau mendengarkan
Menjadi pendengar itu memang nggak mudah karena Moms harus menyediakan diri untuk menerima cerita, tanpa menghakimi atau menyudutkan. Kemampuan mendengarkan ini menjadi salah satu kunci hubungan awet. Jadi, hindari bersikap egois seperti terus-menerus menjadi pihak yang ingin didengarkan. Ada baiknya Moms dan pasangan saling bergantian menjadi pendengar. Sikap ini berdampak positif karena pasangan nggak akan merasa sendirian. Bahkan meski Moms nggak tahu jalan keluar dari semua keluh-kesah pasangan, nggak apa-apa. Moms nggak perlu memaksakan diri untuk menawarkan solusi. Cukup yakinkan pasangan kalau Moms selalu ada di sampingnya.
ADVERTISEMENTS
Berhenti menjadi pasangan yang sempurna fokus pada diri sendiri dengan segala potensi
Tak jarang Moms atau pasangan ingin menjadi pasangan yang hebat dan selalu dapat diandalkan, sampai-sampai kalian lupa bahwa tak ada mansuaia yang sempurna. Setiap manusia terlahir dengan kekurangan dan keterbatasan masing-masing. Jadi, Moms dan pasangan akan melakukan hal sia-sia bila berusaha menjadi sempurna. Sebaiknya, Moms dan pasangan fokus pada diri sendiri. Sehingga kalian bisa menemukan potensi dan kenyamanan dalam diri. Moms dan pasangan harus selalu ingat, pernikahan yang bahagia dapat dicapai tanpa harus menjadi manusia sempurna. Sebaliknya, menyadari dan menerima kekurangan diri menjadi gerbang awalnya.
ADVERTISEMENTS
Kalau soal mengungkapkan rasa cinta, jangan gengsi, ya
Nggak ada salahnya mengekspresikan cinta lebih dulu, tak harus menunggu pasangan. Sebaiknya, buang jauh-jauh gengsi karena malah bikin runyam hubungan. Alih-alih hangat dan penuh kasih, hubungan pernikahan bisa jadi hambar lantaran Moms dan pasangan menahan perasaan cinta. Kalian bisa memberikan perhatian-perhatian kecil sebagai bentuk kasing sayang, tak harus berupa barang. Sederhana seperti mengatakan ‘i love you’ bisa sangat berarti dan pasangan merasa dicintai.
ADVERTISEMENTS
Konflik tak selamanya buruk. Jadi, jangan menghindarinya
Hubungan yang adem-ayem tanpa perselisihan justru pertanda buruk lo. Soalnya, Moms dan pasangan nggak bisa belajar cara menghadapi konflik bersama. Sesekali berbeda pendapat dan bertengkar dengan pasangan itu wajar dan lumrah. Ketimbang jadi sumber kehancuran, konflik sebenarnya bisa jadi wadah kalian untuk saling belajar memahami dan menghormati perbedaan. Ketika timbul perselisihan, cobalah untuk duduk dengan kepala dingin. Bukan fokus masalah yang terjadi, kalian hasru bekerjasama untuk mencari solusi.
ADVERTISEMENTS
Pantang membanding-bandingkan pasangan dengan orang kalau mau hubungan bertahan lama
Cara termudah menghancurkan pernikahan adalah dengan terus membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain. Dalam sekejap, hubungan tak akan terselamatkan bila Moms atau pasangan tetap memelihara sifat jelek ini. Sepertinya tak ada manusia yang pengin dibanding-bandingkan dengan orang lain. Pun begitu dengan Moms maupun pasangan yang ingin merasa diterima dan diharga sebagai dirinya sendiri. Daripada terus melihat kelebihan orang lain, Moms dan pasangan fokus pada kelebihan pasangan aja. Temukan kualitas dalam dirinya yang makin membuat kalian makin cinta.
ADVERTISEMENTS
Perasaan rendah diri akan menjadi biang kehancuran hubungan, jadi ada baiknya dihilangkan aja
Perasaan rendah diri itu semacam racun. Lama-kelamaan perasaan itu akan memberi pengaruh pada Moms atau pasangan dan hubungan pernikahan kalian. Karena tak percaya diri, Moms akan lebih sering bergantung dengan pasangan. Perasaan itu cenderung bikin Moms nggak nyaman dengan diri sendiri dan takut salah. Padahal seseorang yang percaya diri terlihat penuh pesona di mata orang lain lo. Baik suami maupun istri harus punya kualitas diri ini agar hubungan kuat dan sehat. Pasalnya, hubungan dibangun oleh dua orang yang merasa berharga.
Cemburuan dapat merusak hubungan, karena merupakan bentuk rasa tak percaya pada pasangan
Rasa cemburu wajar dirasakan, tapi cemburu yang berlebihan justru membuat hubungan renggang. Pasangan merasa Moms nggak mempercayainya. Selain itu, Moms bisa stres sendiri karena terus-menerus mencurigai pasangan. Bahkan raa cembru bisa berujung pada pengekangan. Bikin hubungan tak sehat, Moms dan pasangan sebagai suami-istri harus belajar memberi kepercayaan. Misal salah satu dari kalian cemburu, coba komunikasikan supaya bisa saling memahami.
Tak ada pasangan yang sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan, tapi bukan berarti kekurangan itu jadi pembenaran, ya. Apalagi bila kekurangan tersebut malah merugikan orang lain, contohnya pasangan. Dalam pernikahan, dua orang dengan kekurangannya masih-masing harus belajar memperbaiki diri. Soalnya, memelihara sifat jelek bikin hubungan pernikahan cuma seumur jagung.