Setelah fase hamil 9 bulan dan melahirkan terlewati, saatnya seorang ibu memilih akan menyusui eksklusif, ibu perah eksklusif atau memberikan susu formula. Nah, bagi kamu orang tua yang memilih untuk memberikan ASI kepada anaknya, tentu akan mengalami momen pertama saat menyusui kan? Untuk kalian yang penasaran rasanya seperti apa, saya Editor kanal Young Mom dan Wedding akan berbagi sedikit ceritanya.
Sebagai bagian dari memperingati momen Pekan Menyusui Dunia alias World Breastfeeding Week yang jatuh pada tanggal 1-7 Agustus tiap tahunnya, saya akan bicara blak-blakan di sini. Seru kah? Sakit? Geli? Lempeng aja? Yuk simak, seperti apa sih ekspektasi VS realita di momen-momen pertama jadi ibu menyusui!
Sebelum melahirkan, saya memutuskan untuk menyusui penuh anak saya alias memilih ASI dan nggak memberikan susu formula. Bodohnya, di momen pertama saya kurang banyak belajar
Akibatnya, saya kagok banget saat pertama kali harus menyodorkan payudara ke putri kecil saya! Sungguh, awkward dan benar-benar ngasal caranya, sesuai insting saja 🙁
Karena kurang banyak belajar, proses pelekatan puting ke mulut anak jadi sulit. Dampaknya? Saya nggak nyaman, tangan pegal dan anak sepertinya juga tidak menyusui maksimal. Duh, jangan ditiru ya!
Selain kurang belajar, saya juga kepedean. Saya lalai mempersiapkan alat pumping yang memadai dan berpikir ‘menyusui itu mudah’. Akibatnya apa? Saya jadi kurang istirahat dan menyusui jadi aktivitas yang sangat, sangat melelahkan
Banyak yang bertanya-tanya, seperti apa sih rasanya jadi ibu menyusui pertama kali? Eng ing eng, ternyata rasanya natural dan nggak ada rasa geli seperti yang sebelumnya saya perkirakan! Rasanya yah, biasa-biasa saja saat si kecil menyusui, hehe
Begadang bukan lagi soal ganti popok, tapi juga soal memberikan ASI. Belum lagi, akan ada banyak perdebatan seputar memberikan ASI ekslusif dan susu formula di awal-awal
Jangan tanya rasanya, bangun per 2 jam untuk memberikan ASI ke anak-anak. Di awal-awal rasanya benar-benar kayak zombie!
Jangan bayangkan menyusui itu bikin horny. Nooooo, jauh! Menyusui di awal-awal itu rasanya sulit, terkadang diikuti lecet parah karena si kecil masih belajar menyusu. Perihnya, jangan ditanya~
Jangan sekali-kali skip jadwal menyusui terlalu lama! Payudara bisa jadi terasa super bengkak, keras dan ngilu jika ASI tak segera dikeluarkan. Belum lagi risiko mastitis jika dibiarkan dan puting tersumbat dan mengalami infeksi
Namun, seiring waktu, kamu akan paham ritme. Lengan pun tak lagi kaku, ASI pun bakal lancar dan si kecil bakal semakin jago menyusui. Semuanya pasti BISA kamu lewati!
Kamu akan sampai pada titik merasa menyusui itu asyik, seru dan bonding paling sempurna bersama si kecil. Menyesal memilih untuk menyusui si kecil? Nggak sama sekali!
Saking menikmatinya, nggak akan lagi deh pikir dua kali dan malu-malu saat harus ‘terpaksa’ menyusui si kecil di tempat umum. Yang penting anak nggak kelaparan atau kehausan~
Saran saya, saat kamu memutuskan untuk memberikan ASI ekslusif, banyak-banyaklah belajar dan jangan enggan untuk mencari bantuan konselor ASI jika memang dibutuhkan demi kelancaran ASI-mu sejak masa kehamilan. Meskipun saya nggak full menyusui sampai 2 tahun, tapi saya yakin ASI adalah yang terbaik bagi si kecil. Yang punya pengalaman menyusui si kecil pertama kali, cerita yuk di kolom komentar!