Adanya pandemi kali ini membuat banyak pihak perlu melakukan adaptasi terhadap kebiasaan baru dalam waktu yang cepat lantaran harus lebih sering di rumah aja. Mungkin setiap orang akan memiliki perjuangan yang berbeda-beda, mulai dari ia yang menghabiskan waktu berteman kesepian karena sendirian atau justru gejolak yang tiba-tiba muncul saat sudah berpasangan. Mungkin awalnya terdengar menyenangkan, menyelesaikan berbagai hal termasuk pekerjaan bersama pasangan yang seringnya lebih sibuk. Namun ternyata kenyataan tak selalu seindah yang dibayangkan, lo.
Seorang konselor pernikahan bernama Philip Lee, M.D. bahkan mengatakan bahwa masalah sering dikeluhkan saat di rumah saja, apalagi jika ada anak yang hobi menempel saat mengetahui orang tua akan seharian berada di rumah. Rasa kesal pada pasangan pun kadang tak bisa dibendung. Namun hal ini wajar kok terjadi di masa sekarang, pasalnya ada beberapa alasan logisnya. Simak ulasannya sampai habis, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Urusan dan kegiatan masing-masing yang kian menumpuk tiap harinya. Apalagi kalau hal ini nggak dijadwal atau diatur dengan bijaksana
Jika jadwal tak dibuat maka ada kemungkinan terjadinya bentrok mengurus sesuatu dengan pasangan atau pembagian urusan yang tak seimbang. Walaupun mungkin pada praktiknya akan sedikit melenceng namun seorang ahli rumah tangga dan keluarga, Profesor Patricia Roberson menyatakan bahwa jadwal perlu dibuat. Hal ini bertujuan agar tahu apa saja yang harus dikerjakan hari ini serta jam berapa tenggatnya jika ada.
Hal ini mungkin tak bisa dikerjakan sendiri namun perlu adanya diskusi dengan pasangan agar bisa sama-sama menentukan kapan harus di depan laptop, melakukan conference call, mengurus anak, hingga beres-beres rumah.
ADVERTISEMENTS
2. Mungkin masa seperti ini belum pernah dialami sama sekali, sehingga kembali lagi dibutuhkan adanya adaptasi antar individu
Kebiasaan bekerja di kantor dan di rumah tentu beda. Di kantor, mungkin kamu bisa fokus terhadap pekerjaan dan menyelesaikannya sesuai jam kerja sedangkan saat di rumah jadwal dan suasana masih harus disesuaikan. Hal ini bisa jadi akan ikut pula berdampak pada suasana hati yang berubah-ubah. Belum lagi pasangan yang juga masih sama-sama menyesuaikan, sehingga wajar saja terjadi konflik.
ADVERTISEMENTS
3. Jika selama ini kamu menitipkan anak di daycare dan bisa fokus bekerja, kali ini semua harus kamu lakukan tanpa bantuan
Sebenarnya bisa saja membagi peran dengan pasangan tapi tetap saja fokusmu harus terbagi. Belum lagi saat anak harus mengikuti kelas online dari sekolahnya. Mau tak mau orang tua harus rajin berkoordinasi bahkan menemani di sesi-sesi tersebut. Belum lagi saat si kecil inginnya nempel melulu karena mengetahui bahwa orang tuanya akan selalu di rumah. Hal ini mungkin cukup menyita waktu apalagi jika ia hanya ingin nempel pada salah satu. Kalau sudah begitu berarti tugas yang lain bisa dibagi ke pasangan. Lagipula dapat bonus bisa bonding dengan si kecil.
ADVERTISEMENTS
4. Karena tinggal serumah, ya mau nggak mau hampir semua kegiatan dilakuan bersama keluarga, waktu untuk sendiri pun akhirnya berkurang juga
Jika bisanya orang tua bisa sekadar bepergian mampir membeli sesuatu sepulang kerja atau menghabiskan waktu untuk potong rambut dan spa, kini waktu tersebut harus direlakan juga. Karena tinggal di rumah yang sama dan kecenderungan anak untuk menempel tadi maka waktu untuk menyendiri hampir tak ada. Padahal menurut seorang pengacara perceraian dari Shanghai yang bernama Li, setiap orang butuh waktu untuk sendiri bahkan jika belum berpasangan.
Waktu untuk mandi pun kini jadi momen berharga. Jika nggak dimanfaatkan, maka kamu mungkin akan bingung mencari perngalihan jika terjadi stres dan keluarga jadi korban.
ADVERTISEMENTS
5. Selain kurangnya waktu untuk sendiri, bisa tidur atau sekadar makan dan mandi dengan tenang pun makin sulit rasanya
Mulai dari bekerja hingga melakukan urusan rumah tangga, semua cukup menguras waktu dan tenaga. Pada saat itu mungkin jam istirahatmu justru berkurang dan lelah pun mudah datang. Menurut Roberson, stres dapat memicu emosi sehingga seseorang menjadi mudah terpancing dan akhirnya berujung dengan pertengkaran.
Untuk menghindari berbagai konflik yang ada, kompromi dan komunikasi yang baik mesti dijaga. Sesekali kegiatan yang menyenangkan mungkin juga bisa dilakukan di akhir pekan. Terakhir, urusan rumah dan mengasuh anak merupakan tugas berdua sehingga sebisa mungkin membagikan dengan adil ya. Semangat, Moms!