Kelahiran anak pertama selalu jadi momen tak terlupakan dalam kehidupan seorang perempuan, termasuk bagi aktris cantik Acha Sinaga. Segala perasaan pasti melebur jadi satu, dari ketakutan, khawatir, tapi juga excited dan bahagia, terlebih ini adalah pengalaman pertama. Banyak hal yang tidak bisa diprediksi dan banyak pula yang akhirnya di luar kendali. Acha pun turut bercerita perjuangan hidup matinya melahirkan sang buah hati, Lucas, di Royal Prince Alfred Hospital, Australia pada hari Selasa tanggal 10 Maret 2020 lalu.
Acha ternyata mengalami berbagai kondisi menjelang dan selama proses persalinannya, membuatnya prosesnya sangat berat sampai ia sempat ingin pasrah. Nah, kita simak yuk apa saja dan bagaimana penjelasannya menurut dokter!
ADVERTISEMENTS
Pertama-tama, Acha mengaku sempat mengalami kontraksi palsu beberapa hari sebelum kelahiran. Akibatnya, sewaktu mengalami kontraksi yang sesungguhnya, ia sempat ragu
Melalui Instastory, Acha mengaku bahwa ia mengalami kontraksi palsu di hari Jumat sehingga saat kembali mengalaminya di hari Senin ia masih belum tahu apakah yang satu ini asli atau palsu. Hal ini sebenarnya biasa karena merupakan sebuah upaya untuk mempersiapkan rahim.
Dilansir dari Alo Dokter, kontraksi asli dan palsu bisa dibedakan yaitu kontraksi palsu biasanya hanya terjadi satu dua kali setiap satu jam dan hanya muncul beberapa kali dalam sehari sedangkan kontraksi sesungguhnya akan sering terjadi mendekati waktu persalinan. Adanya aktivititas fisik akan menghentikan kontraksi palsu tapi nggak berpengaruh ke kontraksi yang sebenarnya. Kontraksi palsu juga biasanya hanya terjadi di perut, namun kontraksi yang asli terjadi di bagian punggung bawah hingga menyebar ke depan.
ADVERTISEMENTS
Kedua, Acha juga sempat mengalami pendarahan saat dianjurkan untuk jalan-jalan. Bahkan pendarahan ini terjadi hingga bukaan tujuh
Karena dokter memprediksikan bahwa Acha baru akan melahirkan dalam waktu tujuh jam lagi, maka ia disuruh untuk jalan-jalan terlebih dahulu. Namun, belum keluar rumah sakit ternyata ia sudah mengalami pendarahan hingga hampir melakukan emergency C-section. Namun, karena jantung si kecil normal akhirnya persalinan dilanjutkan dengan cara normal.
Dilansir dari Alo Dokter, menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah, pendarahan biasanya terjadi bersamaan atau berdekatan dengan kemajuan bukaan serviks dan pecahnya selaput ketuban. Kondisi ini dikatakan ringan namun juga bisa membahayakan bahkan juga bagi janin. Biasanya pihak dokter akan melakukan pemantauan tanda vital ibu, bukaan serviks, kontraksi rahim, dan denyut jantung secara berkala. Kemudian dokter akan memutuskan langkah selanjutnya.
ADVERTISEMENTS
Hal lain yang juga terjadi pada Lucas adalah lehernya yang terlilit tali pusar. Untungnya, lilitannya hanya sekali sehingga kondisinya tidak terlalu membahayakan
Leher Lucas ternyata juga diketahui terlilit tali pusar, namun hanya sekali sehingga nggak begitu membahayakan. Tali pusar ini membentang dari perut bayi hingga ke plasenta. Dilansir dari Alo Dokter, lilitan ini bisa jadi berdampak buruk pada janin yaitu jika lilitannya terlalu kencang dan melilit lebih dari sekali. Hal ini menyebabkan janin jadi nggak aktif bergerak sehingga ada kemungkinan bayi meninggal dalam kandungan. Kemungkinan lain seperti bayi yang menelan tinja pertamanya juga merupakan kondisi yang membahayakan karena pernapasannya tersumbat dan teriritasi kotoran tersebut.
Dalam penjelasannya Acha mengibaratkan proses melahirkan ini layaknya seperti mau dijemput maut karena berbagai tantangan tersebut. Namun begitu Lucas ditaruh di dadanya, semua rasa sakit tersebut langsung hilang seketika. Sebagaimana semua perempuan yang telah menjadi ibu pasti bisa memahami, segala perjuangan itu langsung terbayarkan begitu melihat bayimu dengan selamat terlahir ke dunia.