Beberapa waktu yang lalu sempat hangat diperbincangakan soal Atta Halilintar yang menginginkan 15 anak dari istrinya, Aurel Hermansyah. Hal ini cukup menuai pro dan kontra, hingga mendapat teguran dari aktivis dan tokoh. Hamil dan melahirkan banyak anak memang memiliki risiko tinggi bagi keselamatan ibu dan bayi. Apalagi merawat dan membesarkan anak bukanlah hal yang mudah, sehingga butuh banyak kesiapan baik dari istri maupun suami.
Hadirnya anak dalam rumah tangga memang akan menambah kebahagiaan bagi tiap pasangan. Anak juga bisa merekatkan hubungan dalam rumah tangga. Namun, nggak setiap orang yang menikah sudah siap memiliki anak. Pertimbangannya tentu nggak mudah, ada yang harus mengejar karier atau pendidikan dulu, ada juga yang memang belum siap mental.
Memiliki anak tanpa kesiapan mental sangat berisiko pada keselamatan janin, stres pasca kelahiran, bahkan parental burnout, lo! Itulah mengapa Atta banyak dikritik usai menyampaikan keinginan punya 15 anak. Hal ini bisa jadi pelajaran bagi pasutri muda dalam merencanakan momongan. Yuk simak beberapa hal yang perlu dibahas sebelum punya anak!
ADVERTISEMENTS
Kesiapan mental pasangan untuk memiliki anak adalah hal paling krusial yang harus dibahas
Calon Moms dan Dads harus paham, bahwa memiliki anak adalah tanggung jawab seumur hidup. Butuh kesiapan mental dari pihak istri dan suami untuk menjadi orang tua. Kesiapan mental ini nggak hanya tentang kapan punya anak dan berapa jumlahnya, tapi juga tentang kesiapan menjalani kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua baru. Jangan sampai salah satu pihak memaksakan keinginan dan mengabaikan kesiapan pihak lain, ya!
ADVERTISEMENTS
Kesiapan finansial atau kondisi ekonomi rumah tangga baru, juga menjadi hal krusial yang harus jadi pertimbangan
Kehadiran anak dalam rumah tangga baru sering kali membuka rezeki bagi orangtua. Namun, bukan berarti nggak perlu membahas kesiapan finansial. Calon Moms dan Dads harus punya perencanaan finansial sebelum memiliki anak, misalnya punya dana atau tabungan untuk masa kehamilan, dana untuk persalinan baik normal maupun caesar dan setidaknya sampai anak lahir. Hal ini sangat penting dibahas mengingat persoalan ekonomi juga sangat krusial bagi rumah tangga. Jangan sampai ketika memiliki anak, Moms dan Dads palah saling menyalahkan karena kondisi ekonomi.
ADVERTISEMENTS
Selain kesiapan mental, kesiapan fisik juga penting untuk dibahas, lo! Hal ini bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan pra pernikahan
Kesehatan fisik untuk memiliki anak adalah yang cukup penting dibahas. Hal ini menyangkut kelancaran program kehamilan, keselamatan janin hingga proses persalinan. Kesiapan fisik yang perlu diketahui nggak hanya dari pihak istri saja, melainkan pihak suami juga perlu diperiksa. Bagaimana pun kesuburan suami istri adalah faktor terpenting dalam memperoleh anak. Seperti yang terjadi pada Aurel Hermansyah, yang ternyata memiliki kista.
Nah, diskusi ini juga bisa mengantisipasi adanya penyakit yang nggak diketahui sebelumnya dan bisa membahayakan kehamilan.
ADVERTISEMENTS
Prioritas hidup pasangan setelah menikah harus dibahas untuk bisa mencapai tujuan rumah tangga bersama
Perlu diingat bahwa nggak semua orang yang siap menikah atau berumah tangga menempatkan anak sebagai prioritas utama. Bisa saja ada prioritas lain yang memang harus diutamakan terlebih dahulu sebelum memiliki anak. Misalnya karier, cita-cita, pendidikan, keluarga dari orangtua, atau bahkan aktualisasi diri sendiri. Maka, penting bagi calon Moms dan Dads untuk mengetahui prioritas hidup masing-masing.
Saat memiliki anak, bukan nggak mungkin prioritas harus bergeser. Jangan sampai anak terlantar karena orangtuanya gagal dalam menyusun prioritas hidupnya. Jika prioritas ini nggak dibahas, akibatnya nggak hanya pada kesiapan memiliki anak saja, tapi tujuan bersama dalam rumah tangga juga akan sulit dicapai.
ADVERTISEMENTS
Jangan lupa bahas kapan waktu yang tepat memiliki anak, berapa jumlahnya dan bagaimana gaya parenting yang diinginkan pasangan
Beberapa hal terakhir ini memang sangat umum, tapi perlu diingat bahwa hal ini adalah hal paling dasar yang perlu dibahas. Bisa jadi pasutri memiliki kesiapan soal waktu yang berbeda dan keinginan jumlah anak yang berbeda. Kedua hal ini penting untuk dibahas karena menyangkut alat kontrasepsi yang digunakan dan program kehamilan yang akan dilakakukan. Gaya parenting juga nggak kalah penting untuk dibahas, lo.
Biasanya, pasutri memiliki pengalaman pengasuhan yang berbeda karena dibesarkan di keluarga atau budaya yang berbeda. Nggak menutup kemungkinan jika pasutri juga punya gaya pengasuhan yang berbeda. Makanya perlu dibahas supaya bisa didiskusikan, gaya parenting seperti apa yang paling tepat untuk anak-anak.
Saat membahas hal-hal krusial di atas, tiap pasangan harus bisa saling memahami kondisi dan bisa saling menerima keadaan pasanyannya ya. Jadi, kesiapan dan perencanaan memiliki anak bisa diterima dan dijalani kedua pihak dengan baik.