Kedisiplinan pada anak adalah yang sangat penting untuk membantunya tumbuh dengan kebiasaan baik. Apalagi ketika memasuki usia sekolah dan saat anak mulai mengenal lingkungan sosialnya. Kedisiplinanan bisa membantu anak untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Mengingat pentingnya hal tersebut, aktris Maya Septha juga menerapkan kedisiplinan pada anak-anaknya.
Jika biasanya orang tua memilih mengajarkan kedisiplinan dengan cara menyuruh atau memberikan perintah, Maya punya caranya sendiri. Meski bukan hal mudah, karena ibu 3 anak ini juga mengaku ia harus banyak belajar dan bersabar. Belum lama ini Maya sempat membagikan pengalaman dan caranya dalam mendisiplinkan anak di Instagram pribadinya. Moms, penasaran gimana cara Maya menerapkan kedisiplinan pada anak-anaknya? Yuk simak infonya, berikut!
ADVERTISEMENTS
1. Jadi teladan lebih dulu untuk anak, supaya mereka bisa memperoleh contoh dalam menghadapi pembiasaan kedisiplinan
Menurut Maya, anak akan banyak belajar dari orang tuanya mengenai bagaimana cara hidup dan reaksinya terhadap suatu hal. Misalnya saat dibiasakan untuk membereskan mainan. Anak akan belajar dari orang tuanya tentang kegiatan tersebut. Seperti, apakah membereskan mainan hal yang menyenangkan? Bagaimana caranya? dan Apakah orang tua yang menyuruh juga melakukan hal tersebut?
“Kalau kita aja ngedumel ngeberesin mainan, mereka jadi tahu bahwa itu bukan hal yang menyenangkan. Jadi mereka nggak suka beresinnya,” ujar Maya. Menurutnya anak akan menjadikan orang tua sebagai contoh. Jadi, jika orang tua nggak suka beres-beres dan hanya menyuruh anak saja, maka jangan harap anak bisa punya tanggung jawab untuk membereskan mainannya.
Dalam hal ini, Maya pun menggaris bawahi bagi Moms yang memiliki asisten rumah tangga atau suster, karena mungkin ada tugas-tugas yang harusnya anak bisa lakukan sendiri tapi justru menjadi pekerjaan bagi orang lain. Sehingga, hal tersebut menjadi pilihan bagi setiap Moms, untuk kasih contoh langsung atau turunkan ekspektasi sesuai kondisi masing-masing.
ADVERTISEMENTS
2. Pakai cara yang menyenangkan saat meminta anak melakukan sesuatu, buat seolah-olah kegiatan tersebut seru walau terkesan sulit
Mendisiplinkan anak memang tergantung usia dan kemampuan mereka. Begitu pun saat Maya melakukannya pada 3 anaknya yakni Devon (8), Kathleen (5) dan Davinka (3). Saat mengajak anak untuk belajar, Maya akan berusaha membuat kalimat perintah yang menyenangkan, misalnya “bikin PR yuk!” dengan nada seceria mungkin. Hal tersebut diakui Maya cukup efektif diterapkan pada Davinka, tapi cukup sulit diterapkan pada Devon.
Sebab, anak-anak seusia Devon sudah mengetahui bahwa mengerjakan PR bukan hal yang terlalu menyenangkan. Sehingga, orang tua harus lebih bersabar saat mendisiplinkan anak dalam hal belajar. “Jangan lupa bikin prosesnya jadi nyenengin juga, karena kalau kita selalu marah waktu dia ngerjain sesuatu, pasti dia makin males waktu diminta melakukannya,” ujar Maya.
ADVERTISEMENTS
3. Buatkan anak pilihan-pilihan yang membuatnya tetap melakukan apa pun yang orang tua minta, supaya nggak terkesan menyuruh-nyuruh anak~
Hal ini bisa dibilang trik orang tua yang cerdik. Sebab seolah anak membuat keputusan sendiri padahal orang tua yang membuatkan keputusan tersebut. Maya pun melakukan trik ini pada anak-anaknya. Misalnya saat menyuruh anak mandi, Maya akan membuatkan pilihan, “adek mau mandi sekarang atau 5 menit lagi?” Dari pilihan tersebut anak akan membuat keputusannya sendiri dan nggak merasa sedang disuruh.
Kemudian, orang tua harus mengawasi anak setelah membuat pilihan dengan cara mengingatkan, misalnya “adek, 5 menitnya sudah habis, mandi ya.. Mami pinjam tv ya.. sekarang waktunya gantiaan, adek mandi.” Setelah membuatkan pilihan dan anak membuat keputusan sendiri, biasanya akan ada drama negosiasi. Nah, di sinilah tekad orang tua harus bulat, tetap tegas tapi jangan memaksa. Orang tua harus bisa membuat kesepakatan yang menjadi solusi, misalnya dengan membuatkan pilihan lain yang tetap mengarahkan anak untuk menuruti perintah orang tua.
ADVERTISEMENTS
4. Buat rutinitas yang pasti sehingga anak tahu kebiasaannya dan nggak merasa didikte saat diminta melakukan sesuatu
Dalam mendisiplinkan anak, Maya belajar bahwa ternyata anak-anak perlu jadwal rutinitas yang pasti. Seperti mandi jam 4 sore, makan jam 5, tidur jam 7 malam dan lainnya. Sehingga orang tua hanya perlu mengingatkan waktu pada anak. “Udah jam 5, waktunya makan..” Hal ini terasa lebih baik, daripada menyuruh anak makan dengan kalimat “ayo makan!” Sebab, kalimat perintah lebih sulit diterima anak daripada kalimat yang mengingatkan.
ADVERTISEMENTS
5. Butuh konsistensi dari orang tua dalam mendisiplinkan anak, supaya mereka nggak bingung dengan kebiasaannya sendiri
Kedisiplinan memang suatu kebiasaan bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Saat orang tua mudah menyerah dalam membiasakan sesuatu, maka anak bisa bingung dan berpikir bahwa hal tersebut bukan hal yang harus diperhatikan. Misalnya saat membiasakan anak gosok gigi sebelum tidur, maka orang tua harus konsisten mengajak anak gosok gigi tanpa pernah terlewat.
Saat orang tua nggak konsisten mengajarkan anak gosok gigi sebelum tidur, anak akan bingung karena kemarin boleh nggak gosok gigi, kenapa hari ini harus siskat gigi? Akhirnya anak menganggap bahwa hal tersebut bisa ia abaikan di lain kesempatan.
Nah, itulah cara Maya Septha dalam menerapkan kedisiplinan pada ketiga anaknya. Ternyata kedisiplinan bisa diterapkan sejak usia dini, ya Moms. Nggak harus menunggu usia sekolah, karena kedisiplinan harus jadi pembiasaan, mulai dari ligkungan keluarga. Semangat dan harus tetap sabar dalam menerapkan kedisiplinan pada anak ya, Mom!