Zaman sekarang siapa sih yang nggak punya akun Instagram? Aplikasi ini paling banyak digunakan oleh anak-anak, remaja hingga orangtua milenial untuk sekadar sosialisasi hingga bahkan berbisnis. Fitur menarik yang disuguhkan Instagram membuat pengalaman berjejaring jadi lebih menyenangkan.
Tapi di balik kemudahan dan keseruannya, Instagram nggak luput dari berbagai ancaman kejahatan dan tindakan merugikan lainnya. Bahkan, menurut penelitian penggunaan Instagram berlebihan juga bisa bikin kecanduan dan memengaruhi kepribadian lo. Nah, untuk memastikan kegiatan anak di Instagram selalu positif, orangtua harus terlibat langsung dalam pengawasan dan pemanfaatan fitur-fitur untuk menjaga keamanan saat menggunakan Instagram bersama anak. Selengkapnya, simak ulasannnya berikut ini ya.
1. Demi keamanan dan kenyamanan, orangtua bisa menentukan model privasi akun yang akan digunakan orangtua maupun anak
Agar setiap unggahan yang dibagikan oleh orang tua dan anak-anak nantinya nggak disalahgunakan oleh pihak lain, kamu bisa memutuskan apakah akun yang akan digunakan sang anak bersifat privat atau publik. Ini berlaku juga kalau orangtua memutuskan membuat akun terpisah untuk anak ya.
2. Jangan sekali-kali mencantumkan identitas lengkap anak, termasuk lokasi tempat anak sedang berkegiatan. Ini berlaku buat akun orang tua dan si anak ya
Sudah banyak kejahatan yang terjadi dan berawal dari informasi pribadi. Kamu juga bisa mematikan fitur lokasi pada Instagram anak. Dengan ini, pihak lain nggak akan mengetahui keberadaan sang anak melalui unggahan yang dibagikan. Hati-hati juga saat mengunggah atribut sekolah atau apapun yang berisi informasi seputar anak.
Jangan sekali-kali mengunggah foto anak sedang telanjang, foto saat sedang pup atau pipis, sedang berseragam sekolah atau menggunakan atribut sekolah, sedang tantrum atau hal-hal lain yang berpotensi kelak membuat anak malu dan marah. Pun halnya saat memotret anak bersama temannya.
3. Di Instagram banyak betebaran akun yang bisa berisi konten negatif, blokir interaksi yang tidak diinginkan
Saat anak masih balita, mengunggah foto atau video anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika anak sudah besar dan punya akun sendiri, nggak ada salahnya kamu sesekali memeriksa akun yang dikhawatirkan membawa dampak buruk bagi anak, dan memblokir akun tersebut untuk segala interaksi yang nggak diinginkan. Jika diam-diam memblokir dari akun sang anak dirasa melanggar privasi, kamu bisa memberi pemahaman kepada anak untuk bijak memanfaatkan fitur blokir kepada akun yang tidak diinginkan, atau menggunakan fitur ‘laporkan’ jika menemukan unggahan yang bersifat negatif.
4. Komentar di media sosial kadang bisa membunuh rasa percaya diri dan membatasi ruang ekspresi anak. Manfaatkan fitur kelola kolom komentar
Mengelola komentar yang masuk di setiap unggahan sang anak sangatlah penting. Karena komentar negatif mampu membunuh rasa percaya diri. Kamu bisa lo, memilih akun mana saja yang dibolehkan berkomentar di setiap unggahan sang anak. Atau kamu juga bisa mengaktifkan filter manual dengan memasukkan kata atau kalimat yang nggak pantas, agar nggak muncul di setiap kolom komentar.
5. Diskusikan dan atur waktu ideal sang anak menggunakan Instagram
Sosial media diyakini bisa bikin kecanduan dan mengubah kepribadian. Untuk mengantisipasinya, orangtua harus mengendalikan waktu sang anak dalam menggunakan Instagram. Hal ini bisa diajarkan sejak dini, dengan memberikan contoh dan membatasi waktu penggunakan gawai kepada anak.
Bijak bersosial media akan mengurangi risiko kejahatan yang terjadi pada anak. Ada banyak kok, aktivitas seru lainnya yang bisa dilakukan dengan anak tanpa melibatkan gawai. Ingat, tak semua hal yang didokumentasikan harus diunggah di media sosial kan?
Follow Mamin di Instagram @hipweeyoungmom atau gabung ke Support Group di Whatsapp juga yuk. Media curhat yang fun, menghadirkan konten-konten inspiratif dan terpercaya buat para moms #KarenaSemuaIbuBerhakBahagia