Menjadi ibu baru sudah merupakan tantangan sendiri bagi para perempuan. Banyak hal yang harus benar-benar dipelajari dari nol, sayangnya sekeras dan sebanyak apapun kita belajar hasilnya belum tentu sesuai dengan standar yang diterapkan masyarakat. Sebenarnya sih tidak masalah memiliki standar sendiri-sendiri karena setiap orang akan memiliki cara terbaiknya untuk mengurus dan mengasuh anak, tapi kadang komentar orang lain sering muncul tanpa diminta.
Semakin disayangkan lagi karena biasanya mom shaming justru datangnya dari orang-orang terdekat juga, bisa orang tua, mertua, saudara, atau bahkan pasangan sendiri lo. Padahal orang-orang tersebut seharusnya bisa jadi pendukung yang pertama. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak yuk penjelasan selengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Sebelum mengetahui bagaimana cara menanggapinya, kita kenalan dulu yuk apa itu mom shaming
Dilansir dari School of Parenting, mom shaming adalah perilaku mempermalukan ibu seorang ibu yang dilakukan oleh orang lain. Bentuknya bisa beragam, mulai dari kritikan negatif, sindiran, sampai pertanyaan yang bernada tuduhan. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:
- Kok kamu gendongnya gitu sih?
- ASI kamu sedikit ya?
- Anak masih umur segitu kok udah ditinggal kerja sih?
- Nyusuin kok di luar!
- Anaknya kok kurus gitu, emang nggak dikasih makan?
ADVERTISEMENTS
Walaupun hanya terdengar kalimat sederhana namun ternyata dampaknya terhadap seorang ibu nggak main-main lo!
Kalau tak mengalaminya sendiri mungkin kamu akan merasa bahwa kalimat-kalimat tersebut tedengar biasa saja. Akan tetapi dilansir dari Klik Dokter, ibu bisa merasakan dampak seperti berkurangnya rasa percaya diri saat membesarkan sang buah hati karena pola asuhnya dianggap kurang tepat. Jika tinggal serumah dengan pelaku mom shaming maka kemungkinan ibu akan terus-terusan terpapar dan bisa saja terkena stres hingga depresi. Tak hanya itu, ibu juga akan terus-terusan merasa bersalah dan sedih karena jadi menganggap bahwa ia tak becus dalam membesarkan sang buah hati. Selain itu, ternyata ibu juga bisa mengalami gejolak hormon yang membuatnya merasakan gangguan kecemasan dan berujung depresi.
ADVERTISEMENTS
Ternyata pelaku mom shaming kebanyakan justru dirasakan oleh orang terdekat bukan isapan jempol belaka lo, tujuannya pun beda-beda
Menurut data dari Michigan University, 500 pengguna digital mengaku bahwa mereka terkena mom shaming yang akhirnya mempengaruhi sang ibu dalam membuat keputusan terhadap sang anak. Menurut data tersebut, mom shaming datang dari orang tua sendiri, kedua suami, ketiga adalah mertua. Alasan orang-orang tersebut dalam melakukannya bisa berbeda-beda, bisa jadi karena merasa dirinya yang paling benar. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang tua atau mertua karena pengalaman yang dianggap sudah banyak. Orang tua juga bisa saja melakukan ini hanya karena mereka ingin terlibat. Terakhir, mereka melakukannya untuk basa-basi atau memberikan solusi namun dengan cara yang kurang tepat, sebenarnya tak ingin melakukan mom shaming.
ADVERTISEMENTS
Lalu, jika menerima kalimat-kalimat tersebut, kamu bisa melakukan beberapa hal supaya tak berlarut-larut menyalahkan diri sendiri
Menjadi seorang ibu artinya harus menyiapkan mental yang kuat jauh sebelum menerima mom shaming. Kamu juga bisa mengubah cara berpikir dengan melihat dari berbagai sisi, siapa tahu tujuan mereka adalah memberikan solusi atau kritikan yang membangun. Akan tetapi, tak mesti semuanya langsung kamu terapkan begitu saja ya. Ibu juga perlu membekali diri dengan banyak ilmu supaya bisa tetap percaya diri dan teguh pendirian, caranya adalah dengan memperbanyak referensi bacaan yang terpercaya. Yang tak kalah penting adalah mengkomunikasikannya kepada pelaku, baik orang tua maupun pasangan atas rasa tak nyamanmu. Salah satunya termasuk membuat batasan misal orang tua boleh mengatur baju yang dipakai tapi tidak dengan makanan, dll.
Mom shaming hampir tidak bisa dihindari karena kita tak bisa mengontrol apa yang orang katakan terhadap kita, namun bagaimana cara kita bereaksi adalah hal yang bisa dikontrol. Kalau semuanya dimasukkan ke hati bisa-bisa malah semakin menghambat pertumbuhan si kecil lo.
Follow Mamin di Instagram @hipweeyoungmom atau gabung ke Support Group di Whatsapp juga yuk. Media curhat yang fun, menghadirkan konten-konten inspiratif dan terpercaya buat para moms #KarenaSemuaIbuBerhakBahagia