Bagi anak-anak, dunia mereka adalah dunia bermain untuk mengeksplorasi banyak hal. Di usia tersebut sebenarnya anak nggak hanya bermain, mereka juga banyak belajar. Jika bagi orang tua kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) itu cukup penting, bisa lo Moms mengajarinya pada anak sejak dini. Bahkan sebelum usia sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Franka Makarim, istri dari Menteri Pendidilan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim.
Bagi sebagian orang tua, kemampuan calistung memang cukup penting untuk memudahkan anak belajar saat SD. Namun, menurut Franka kemampuan calistung sebelum SD bukan sebuah patokan yang harus dicapai setiap anak. Sebab, saat masuk SD anak akan diajarkan calistung sesuai kurikulum yang berlaku. Franka pun membagikan cara mengajari anak calistung di suatu acara Festival Keluarga Kita beberapa waktu yang lalu.
Pada prinsipnya, ibu 3 anak ini mengajarkan calistung sejak dini, tapi tetap memberi kebebasan pada anak untuk merasakan dunia bermain tanpa paksaan untuk belajar. Nah, Moms juga bisa lo ikut menerapkan cara mengajari anak calistung seperti Franka. Yuk, Moms simak infonya!
ADVERTISEMENTS
Bangun komunikasi yang baik dengan anak, misalnya dengan sering mengajak anak mengobrol tentang hal apa pun
Menurut Franka, sebelum mengajarkan anak membaca hal yang paling penting adalah kemampuan komunikasi anak bisa berjalan baik. Salah satu caranya yaitu dengan sering mengajak anak ngobrol atau meminta pendapat anak. Misalnya menanyakan menu makanan yang ia inginkan, lalu tanyakan alasannya.
Selain bisa melatih kemampuan komunikasi dan membantu proses belajar membaca, cara ini juga bisa melatih kecerdasan dan mental anak. Apalagi saat ngobrol anak akan belajar banyak kosa kata. Franka juga menghimbau, orang tua supaya nggak mengganti momen ngobrol ini dengan tontonan televisi atau gadget. Sebab, menurut Franka meski program tontonannya bagus, tapi tetap efeknya nggak sebaik ngobrol langsung dengan anak.
ADVERTISEMENTS
Jadikan membaca dan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan, sehingga anak lebih mudah menyukainya
Ternyata Franka memahami calistung bukan hanya sekadar kemampuan membaca, menulis dan berhitung dengan baik, lo. Namun, ia lebih fokus pada membangun kecintaan anak pada kegiatan tersebut, bukan hanya pada hasilnya tapi juga proses belajarnya. Hal tersebut membuat Franka dan suami membiasakan anak-anak mereka akrab dengan dunia literasi seperti mengenalkan buku cerita dan menulis huruf dan angka.
Menurut Franka kegiatan menulis bagi anak juga penting, apalagi di usia pra-sekolah. Namun, Franka bukan menekankan bagaimana hasil dari tulisan anak-anaknya. Tapi ia lebih menekankan pada manfaat kegiatan menulis untuk mengembangkan otak kanan dan kiri secara bersama-sama.
ADVERTISEMENTS
Jadikan proses belajar berhitung sebagai hal yang menyenangkan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Di usia anak-anak pra-sekolah, konsep berpikir mereka adalah berpikir secara konkret atau nyata. Anak belum bisa memahami penjumlahan atau pengurangan secara angka. Hal tersebut membuat Franka punya trik tersendiri untuk mengajarkan anak konsep matematika. Misalnya dengan membandingkan besarnya benda-benda di sekitarnya. Bisa juga menghitung benda nyata di depannya, lalu mengurangi dan menambahkan, kemudian menghitung ulang.
Dengan cara tersebut anak akan merasa ia sedang bermain bukan belajar sungguhan. Sebenarnya hal ini sangat tricky bagi para Moms, karena masing-masing anak memiliki kesenangan masing-masing. Jadi tantangan nih, buat Moms supaya proses belajar sambil bermain lebih menyenangkan.
ADVERTISEMENTS
Ajak anak berdiskusi setelah membaca buku untuk memastikan anak bisa memahami isi bacaan
Dalam kemampuan calistung, membaca bukan hanya soal mengucapkan rangkaian huruf dan kata saja, tapi juga memahami informasinya. Nah, sebelum melatih anak memahami bacaan Franka membiasakan anaknya untuk bisa memahami isi cerita yang ia bacakan. Menurut Frankan, minimal 15-20 menit sehari, orang tua harus menyempatkan waktu membacakan buku untuk anak.
Franka nggak pernah membiarkan anaknya hanya mendengar saja. Setelah membaca, Franka akan mengajak anaknya untuk berdiskusi tentang isi buku. Misalnya, menanyakan pendapat anak tentang isi ceritanya, watak tokohnya dan pelajaran yang bisa mereka petik. Hal ini bisa melatih anak untuk memahami informasi bacaan meski belum bisa membaca.
ADVERTISEMENTS
Meski calistung merupakan kemampuan yang penting, tapi jangan pernah memaksa anak untuk belajar
Setiap orang tua pasti akan bangga ketika anaknya sudah bisa calistung sebelum masuk SD. Namun, hal tersebut bukan fokus utama yang harus anak capai. Franka menekankan bahwa setiap orang tua nggak boleh memaksa anak untuk belajar di masa-masa bermain. Sebab, jika dipaksa anak justru malas dan enggan melakukan hal tersebut. Apalagi kesiapan anak untuk belajar pasti berbeda. Ajak anak mengenal huruf dan angka setelah mereka benar-benar siap.
Nah, itulah cara Franka Makarim dalam mengajarkan anak calistung sejak dini. Mengingat pentingnya kemampuan tersebut untuk proses belajar di sekolah formal, nggak ada salahnya lo Moms ajarkan juga pada anak-anak. Namun, tetap utamakan dunia bermain mereka ya Moms, apalagi setiap anak memiliki kecerdasan, minat dan kesenangan masing-masing dan berbeda-beda. Jadi, ajarkan ketika anak siap dan tanpa paksaan.