4 Kisah Haru Tenaga Kesehatan Jaga Jarak dengan Anak Demi Tangani Corona. Banyak Cemas juga Rindunya

kisah haru nakes corona

Menjadi tenaga kesehatan artinya menjadi garda terdepan dalam menangani virus Covid-19 yang masih merajalela kini. Terlepas dari pekerjaan tersebut, tak dapat disangkal bahwa mereka pun manusia biasa; seorang anak, saudara, ayah, atau ibu bagi anak-anaknya yang senantiasa menunggu di rumah dan berharap segalanya segera tertangani. Banyak video mengharukan yang beredar di media sosial beberapa orang tua yang tak bisa pulang sekadar untuk menemui anaknya karena takut akan menulari virus yang dibawa.

Namun, terlepas dari kisah tersebut, ada hal-hal yang diperjuangkan oleh mereka agar tetap bisa berhubungan dengan sang anak. Simak yuk beberapa cerita pengalaman nakes sekaligus orang tua berikut ini!

1. Seorang perawat tetap melakukan pumping di kala ia bertugas agar anaknya yang berumur 10 bulan tetap mendapat asupan ASI

4 Kisah Haru Tenaga Kesehatan Jaga Jarak dengan Anak Demi Tangani Corona. Banyak Cemas juga Rindunya

Perawat Afit/ Credit: Afit Rianti via www.instagram.com

Perawat ini bernama Afit Rianti yang bekerja untuk RSUD Pasar Minggu. Ia tak diperkenankan pulang karena sedang menjalani karantina dengan tinggal di Hotel d’Arcici, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Namun demikian untuk memenuhi nutrisi si kecil, ia tetap harus melakukan pumping karena dilansir dari Kompas , sang anak tidak mau minum susu formula. Untungnya sang suami bisa diajak bekerja sama, sehingga sementara waktu karena kantornya mengizinkan ia bekerja di rumah, maka ia menjadi kurir ASIP tersebut.

Mereka belum tau akan sampai kapan terpisah, sehingga rasa rindu selalu bertambah setiap harinya. Untuk mengurangi rasa ini maka Afit membawa pakaian anaknya untuk dicium ketika kangen mulai melanda.

2. Walaupun sibuk menjalankan tugas sebagai tenaga medis, kewajiban ayah untuk membimbing ngaji tetap di lakukan dokter ini

4 Kisah Haru Tenaga Kesehatan Jaga Jarak dengan Anak Demi Tangani Corona. Banyak Cemas juga Rindunya

Mengaji/ Credit: Liputan6 via hot.liputan6.com

Dilansir dari Liputan6 , ada seorang dokter Rumah Sakit Achmad Mochtar, Bukittinggi yang bernama Deddy Herman yang walaupun sedang menjalankan tugas sebagai dokter tetap menyempatkan waktu untuk mengajari ngaji anaknya. Padahal kita tahu bahwa pekerjaan ini saat ini sedang sibuk-sibuknya.

Ayah tersebut membenarkan bacaan anak yang sedang hapalan surat pendek. Yang membuat haru adalah mereka harus melakukannya dengan batasan jarak yang cukup jauh agar anak tetap aman dari paparan virus corona.

3. Physical distancing memang wajib, tapi ternyata yang dihdapi dokter ini lebih mengharukan karena ia berkomunikasi dengan anak lewat video call walau serumah

4 Kisah Haru Tenaga Kesehatan Jaga Jarak dengan Anak Demi Tangani Corona. Banyak Cemas juga Rindunya

Harus video call/ Credit: Pinterest via www.pinterest.es

Dilansir dari Detik.com , juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara, dr. La Ode Rabiul Awal mengatakan bahwa para tenaga kesehatan berusaha sebaik mungkin menjalankan physical distancing dengan cara tidur di kamar sendiri dan terpisah dari anak-anaknya. Tak sampai di situ, walaupun mereka berada di rumah yang sama namun komunikasi dengan anak hanya bisa dilakukan dengan video call, termasuk saat ingin memeluk dan mencium. Duh, sedihnya…

4. Perawat yang satu ini positif terinfeksi Corona, ia terpaksa menjawab anak yang terus menanyakan kapan pulang dengan jawaban yang lain

4 Kisah Haru Tenaga Kesehatan Jaga Jarak dengan Anak Demi Tangani Corona. Banyak Cemas juga Rindunya

Ditelpon Pak Ganjar/ Credit: Kompas via regional.kompas.com

Menjadi seorang perawat artinya siap menghadapi virus yang ada di depannya, namun malangnya perawat yang berkontak dengan pasien corona di Magelang ini harus ikut terinfeksi juga. Ia harus dikarantina dan berjauhan dengan sang anak yang umurnya masih dua tahun dan dititipkan ke mertua. Saat ditelepon Gubernur Jawa Tengah, Pak Ganjar, ia mengatakan bahwa selama berpisah mereka sering video call dan anaknya bertanya kapan ia pulang lalu perawat tersebut terpaksa harus mengatakan bahwa dirinya masih bekerja.

Membayangkan bagaimana mereka harus berjauh-jauhan dengan sang anak hingga belum tahu kapan waktunya semua ini terhenti cukup terasa menyayat hati. Namun yang membuat hati hangat adalah bahwa walaupun mereka bertaruh nyawa, anak tetap menjadi prioritas yang disempatkan waktunya. Semoga perjuangan mereka segera berakhir, tetap sehat dan berbuah kemenangan sehingga bisa segera berkumpul dengan buah hati tercinta ya…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.