Belakangan kerap terjadi perdebatan karena adanya pro dan kontra antara ibu bekerja atau menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Padahal, sebenarnya dua-duanya tak ada salahnya, apalagi jika sudah disepakati berdua pasangan. Asal dibuat atas dasar keinginan sendiri dan bertanggung jawab penuh atas pilihan yang diambil, menjadi ibu pekerja sah-sah saja kok.
Ibu yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga juga memiliki alasannya sendiri seperti ingin lebih fokus mengurus anak, namun bukan berarti ibu yang bekerja juga tak pandai mengurus ini itu kok. Ibu yang bekerja tentu juga memiliki alasan-alasan yang membuat mereka memutuskan untuk menjadi seseorang yang bekerja (untuk perusahaan atau membangun bisnis sendiri) dan berpenghasilan sendiri. Tanpa bermaksud mendiskreditkan ibu rumah tangga purnawaktu, simak yuk beberapa alasannya ibu memilih tetap bekerja setelah berkeluarga!
ADVERTISEMENTS
1. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jika sudah memiliki simpanan hidupmu bisa lebih terjamin
Hidup tak selamanya bersenang-senang. Kamu perlu mempersiapkan kemungkinan terburuk yang mungkin akan kamu hadapi di masa depan seperti terpaksa bercerai atau lebih buruknya jika pasangan meninggal, yang mana hal ini bisa saja terjadi. Jika ia kaya tujuh turunan kamu mungkin tak perlu bersusah payah bekerja untuk sekadar makan. Tapi jika ternyata ia biasa saja, kamu bisa bertahan dengan semua simpanan yang kamu miliki jika saat ini kamu berpenghasilan.
ADVERTISEMENTS
2. Memiliki penghasilan membuatmu menjadi setara, sehingga kamu tetap memiliki bargaining power yang membuatmu tidak menjadi inferior
Bukan berarti harus jadi ‘penguasa’ absolut dalam rumah tangga. Suami tetap memiliki peran menjadi kepala keluarga dan barangkali kamu jadi leher atau wakil kepalanya. Tapi kamu akan memiliki bargaining power atau posisi tawar saat menjalani passion dan menjadi ibu pekerja.
Bahkan, dilansir dari laman Kompas, seorang psikolog dan salah satu pendiri yayasan PULIH, Livia Iskandar, dalam sebuah acara kampanye #mulaibicara dan #talkaboutit yang diselenggarakan oleh Magdalene, Lentera Sintas Indonesia, dan Binus University di Fx Mall, Jakarta tahun 2016 lalu mengungkap fakta bahwa ibu rumah tangga lebih rentan menjadi korban KDRT.
ADVERTISEMENTS
3. Meskipun sudah berkeluarga, aktualisasi diri tetap perlu dilakukan. Harapannya agar ibu tidak stuck di situ-situ saja
Semua orang berhak untuk mengembangkan dirinya berapapun usianya termasuk seorang ibu rumah tangga. Bekerja baik di rumah maupun di kantor akan menghasilkan keahlian-keahlian baru yang bisa didapatkan oleh sang ibu. Yang mana, nantinya ilmu ini juga akan bermanfaat jika disalurkan ke anak-anak. Akui saja, saat bekerja, teman bertukar pikiran dan berdiskusi bakal lebih banyak juga kan?
ADVERTISEMENTS
4. Melakukan rutinitas yang begitu-begitu saja tanpa melakukan hal baru dan bertemu orang dapat menyebabkan stres hingga depresi
Melansir dari Hai Bunda, menurut psikolog, ibu rumah tangga yang hanya mengurus rumah dan melakukan rutinitas yang itu-itu saja ternyata lebih rentan stres lo. Hal itu disebabkan karena rasa kesepian yang disebabakan jarangnya komunikasi dengan teman-temannya. Saat ibu bekerja, akan ada kemungkinan lebih besar baginya untuk bertemu dengan teman kerja maupun rekan bisnis. Hal ini setidaknya dapat membuat ibu melepas stres di rumah dan berganti suasana sejenak.
ADVERTISEMENTS
5. Karena pertemuan dengan teman inilah akhirnya ibu dapat memperoleh berbagai relasi dan koneksi yang lebih luas
Tak hanya mampu membebaskanmu dari kesepian dan depresi yang melanda. Koneksi ini mungkin nantinya juga akan bermanfaat di masa depan, bukan hanya bagimu saja tapi bisa jadi akan berguna juga bagi suami atau bahkan anak-anakmu. Mereka juga bisa menambah semangat dan mengobarkan jiwa kompetisimu untuk semakin baik ke depannya lo.
ADVERTISEMENTS
6. Entah dititipkan di daycare atau orang tua, anak yang terbiasa ditinggal bekerja akan terbiasa pula menjadi sosok yang lebih mandiri
Bukan berarti tak memprioritaskan anak, tapi jika memang memungkinkan dan tak ada yang kerepotan tidak ada salahnya kok kamu bekerja dan menitipkannya. Tapi, jangan lupa pilih tempat penitipan yang aman pula untuk si kecil.
Ibu yang memutuskan untuk bekerja bisa juga mungkin karena harus membantu perekenomian keluarga. Alih-alih menyindir satu sama lain, tak ada salahnya kok menghormati segala pilihan yang diambil. Katanya sesama perempuan harus saling menguatkan? Kurang-kurangi yuk ikut campur menghakimi pilihan hidup orang lain apalagi sampai jadi julid sama sesama~