Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah. Apalagi saat menghadapi buah hati yang menangis tak terkendali. Hal seperti ini yang biasanya membuat Moms suka kehabisan akal untuk menenangkan. Ucapan yang keluar dari mulut dengan maksud untuk menghentikan tangisannya, justru malah memperparah keadaan.
Namun, perkataan yang terdengarnya sepele nyatanya mampu berdampak negatif pada psikologis anak kelak. Lantas karena sudah kehabisan kata-kata untuk meredam emosi si kecil. Moms pun tak sabar dan meneriakkan “Jangan nangis” kepada anak. Padahal menagis adalah proses penting bagi mereka untuk meluapkan emosinya, semacam pemulihan alami yang akan membuat anak merasa lebih tenang. Nah, kini daripada Moms mengucapkan kata “Jangan nangis”, coba mulai mengganti dengan alternatif kalimat di bawah ini, ya.
ADVERTISEMENTS
1. Daripada menggunakan “Masa begitu aja nangis sih” Moms atau Dads justru bisa menggantinya dengan “Sebelah mana yang sakit, Mama obati ya”
Tanpa sadar mungkin kalimat seperti di atas terucap begitu saja. Menganggap bahwa setiap anak mempunyai kemampuan yang sama saat menyelesaikan masalah. Misal, putra Moms terjatuh saat bermain bola, atau menagis setelah terdorong oleh temannya. Niatnya pengin membentuk anak yang kuat tetapi justru bisa memperparah keadaan yang bikin anak menangis lebih kencang.
Untuk itu, Moms bisa mengganti dengan sebuah perhatian “Mama bantu yuk, sebelah mana yang sakit. Mama obati, ya”. Hindari untuk melarangnya menangis karena itu adalah bentuk ekspresi dari perasaan yang buah hati rasakan. Jika terus menerus dipendam justru nggak baik untuk psikologisnya, lo Moms.
ADVERTISEMENTS
2. Jangan langsung menyuruh anak untuk berhenti menagis, Moms bisa ucapkan “Kakak butuh apa emangnya? coba ceritakan sama Mama yuk kenapa menangis”
Ketahuilah bahwa perasaan sedih, takut dan menangis adalah emosi wajar yang dapat dirasakan oleh manusia. Mom tak bisa menyuruhnya untuk berhenti merasakan hal tersebut. Untuk langkah awal Moms bisa bertanya alasan mengapa sang anak bisa menangis. Ucapkan kalimat di atas dengan nada tenang dan lembut ya, sambil menatap mata sang buah hati.
Selain bisa membuat anak semakin terbuka, juga bisa melatih critical thinking anak sejak dini. Kalau anak sudah mengutarakan alasannya menagis, Moms bisa membantu jalan keluar selanjutnya.
ADVERTISEMENTS
3. Berikan waktu anak untuk mengekspresikan emosinya. “Nggak apa-apa kok nak, sedih. Kalau sudah siap cerita, mama ada di sini untuk kamu, ya”
Kalau si kecil belum mau menceritakan alasannya menagis, biarkan saja dia melatih dirinya sendiri untuk mengendalikan emosi. Terlebih selama tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. Mama bisa memberi pengertian bahwa menagis adalah tindakan yang wajar saat kamu merasa sedih atau kecewa. Mom juga bisa menambahkan jika segala sesuatu memiliki jalan keluar dan ingatlah tak selamanya hal tersebut dirasakan oleh anak, karena setiap hujan berhenti akan ada pelangi yang menyertai. Barulah usai perasaan anak reda, Moms bisa mengajaknya untuk mengobrol empat mata.
ADVERTISEMENTS
4. Cobalah untuk mengerti perasaan si kecil. Moms bisa mengucapkan “Iya mama tahu kamu pasti sedih, kalau sudah lega silakan datang ke Mama”
Ada kalanya Moms juga mampu memberikan pengertian kepada si kecil bahwa tak apa untuk menangis. Perkataan di atas pada dasarnya menunjukkan bahwa sebagai orangtua Moms dan Dad turut merasa apa yang si kecil rasakan. Jika menangis lantas dimarahi, bukanlah sama tandanya dengan melarang seseorang menunjukkan perasaan yang sedang ia alami, ya.
Meski demikian jangan didiamkan juga situasi tersebut secara terus menerus. Sebab sama saja dengan neglect atau emosi anak diabaikan. Di mana artinya orangtua sama sekali tak memebrikan perhatian atau kasih sayang pada anaknya ketika menagis.
ADVERTISEMENTS
5. Anak bisa menagis tanpa sebab, jangan ragu memberikan pelukan untuk menenangkan perasaannya, ya Moms!
Ada momen di mana anak menagis tanpa alasan. Hal ini dikarenakan si kecil hanya ingin diperhatikan oleh orang tuanya. Jika sudh begini, memberikan solusi lewat tindakan adalah jalan terbaik. Moms dan Dads bisa langsung memeluknya sambil mengusap-usap agar anak bisa tenang. Sampaikan bahwa semuanya baik-baik saja, kasih sayang Mama Papa tak akan berubah sedikit pun kepada adik.
Menanyakan penyebabnya seperti “Kamu nangis gara-gara mama tadi tidak belikan mainan, ya?”. Dengan demikian, Moms pun mudah masuk ke dalam emosinya, kemudian barulah memberikan pengertian alasan kenapa tak memberikan mainan dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
Cara seperti di atas memang perlu waktu Moms, tak bisa sekali dua kali dilakukan lantas anak langsung mengerti. Di sinilah tugas orang tua untuk tak berhenti mencari cara untuk menjelaskan atau memahami emosi anak lebih baik lagi. Selalu semangat ya!