Setiap orang tua pasti ingin bayinya dalam kondisi yang sehat. Namun, ada beberapa masalah kesehatan tertentu yang kerap dialami oleh bayi yang baru lahir, misalnya fenomena bayi kuning yang bikin para ibu kerap panik. Kondisi bayi di mana bagian kulit dan bola matanya berwarna kekuningan ini memang bukan merupakan hal yang baru lagi. Artinya, memang sudah banyak bayi yang mengalami. Meski kondisi ini dianggap normal, tapi bukan berarti kamu lantas menyepelekan. Tapi juga jangan khawatir berlebihan.
Nah, biar kelak kamu lebih paham bagaimana cara menyikapi saat bayimu kuning, bekali dulu dengan informasi penting seputar penyakit kuning pada bayi berikut, yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Penyakit kuning pada bayi yang baru lahir terjadi karena penumpukan bilirubin di dalam darahnya
Bilirubin adalah pigmen air empedu berwarna kuning kemerahan sebagai produk sisa pemecahan sel darah merah oleh tubuh. Normalnya, bilirubin ini disaring lagi oleh hati dan dikeluarkan tubuh lewat feses dan urine. Ketika bayi masih dalam kandungan, tugas ini dilakukan oleh hati ibu. Setelah lahir, bayi harus melakukannya sendiri. Nah, organ hati pada bayi yang baru lahir belum terbentuk sempurna sehingga butuh waktu untuk memproses bilirubin. Akhirnya, bilirubin menumpuk di dalam darah dan menyebabkan jaundice atau ikterus yang oleh orang Indonesia sering disebut penyakit kuning.
ADVERTISEMENTS
2. Tanda yang paling terlihat saat bayi mengalami penyakit kuning adalah kulit dan matanya yang menguning
Umumnya penyakit kuning menyerang bayi di minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Gejalanya awalnya adalah kulit bayi yang menguning, dimulai dari wajah, menjalar ke dada, perut dan kaki. Bagian putih pada bola matanya juga akan menguning, warna urine lebih pekat (padahal urine bayi baru lahir harusnya nggak berwarna), lalu warna tinja yang lebih pucat. Tanda-tanda lain yang ditunjukkan seperti kurang bisa mengisap payudara ibu dengan baik, rewel atau gelisah, hingga menangis dengan nada tinggi.
ADVERTISEMENTS
3. Sebenarnya bayi kuning adalah kondisi yang normal pada bayi dan akan sembuh dengan sendirinya, jadi kamu nggak perlu terlalu khawatir
Dilansir Hello Sehat, sekitar 60 persen bayi yang baru lahir punya warna kulit yang agak kekuningan. Pada sebagian besar bayi, penyakit kuning yang disebabkan karena penumpukan bilirubin atau bisa disebut jaundice fisiologis adalah kondisi yang normal. Biasanya bayi akan mulai menguning sekitar 2-3 hari setelah lahir, dan kembali membaik ketika usianya sekitar seminggu, seiring dengan perkembangan fungsi organ tubuhnya.
ADVERTISEMENTS
4. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kenaikan bilirubin dan mempercepat pemulihan bayi yang terkena penyakit kuning
Jika kadar bilirubin meningkat menjadi lebih dari 12 mg/dL, bayi perlu mendapatkan fototerapi menggunakan cahaya spektrum biru atau ‘disinar’. Metode ini cukup efektif dengan efek samping yang relatif sedikit. Namun, jika kadar bilirubin nggak lebih dari 12 mg/dL, cukup memberinya ASI sebanyak 8 hingga 12 kali per hari, atau sekitar 6 hingga 10 botol susu formula per hari untuk membantu mengeluarkan bilirubin melalui feses atau urine. Kamu juga harus lebih ekstra memerhatikannya dengan mengecek kulit atau bagian putih bola matanya dua kali sehari untuk melihat apakah sudah kembali normal atau bertambah parah.
ADVERTISEMENTS
5. Menjemur bayi di bawah sinar matahari bisa dilakukan untuk membantu memecah bilirubin, memangnya iya?
Banyak yang meyakini bahwa menjemur bayi di bawah sinar matahari secara langsung bisa menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi yang terkena penyakit kuning. Dikatakan dr Daulika Yusna, SpA, bahwa paparan sinar matahari memang bagus sebagai metabolisme vitamin D yang baik untuk tulang, tapi nggak terbukti dan nggak efektif mengurangi kadar bilirubin, seperti dilansir dari detik Health. Jika pun ingin menjemur si kecil, disarankan pada usia di atas 6 bulan dengan dibolak-balik tubuhnya perlahan serta bagian mata harus ditutup untuk melindunginya dari paparan sinar matahari langsung.
ADVERTISEMENTS
6. Selain karena kondisi bilirubin yang tertumpuk di dalam darah, ada beberapa kasus tertentu yang jadi penyebab bayi kuning
Bayi kuning saat lahir merupakan hal yang biasa terjadi dan dialami oleh setidaknya 6 dari 10 bayi yang baru lahir. Tetapi pada bayi prematur, bayi yang kurang ASI atau susu formula, dan bayi yang punya ketidakcocokan rhesus atau golongan darah dengan ibunya, risiko penyakit kuning lebih besar untuk terjadi. Selain itu, kondisi-kondisi di bawah ini juga bisa jadi penyebab bayi kuning dalam kasus yang jarang:
- Memar saat lahir dan perdarahan di bawah kulit kepala akibat kesulitan saat persalinan
- Masalah pada organ hati atau saluran empedu
- Kelainan pada sel darah merah sehingga mudah rusak
- Mengalami infeksi virus atau bakteri
- Mengalami peradangan hingga menyebabkan jaringan tubuhnya mati
- Kekurangan enzim tertentu
- Ada masalah pada sistem pencernaan
- Tingkat oksigen rendah
- Obat-obatan tertentu
7. Perhatikan juga ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya, biar lekas bisa ditangani dokter secara intensif segera
Menurut dokter spesialis anak, Nita Ratna Dewanti dari Rumah Sakit Premier Bintaro, seperti dilansir dari Kompas, kadar bilirubin di bawah 20 mg/dL biasanya nggak berakibat fatal. Namun kamu perlu waspada jika kadar bilirubin sudah lebih dari 25 mg/dL, penumpukan bilirubin tersebut bisa beredar hingga ke otak yang berakibat fatal. Jaundice yang nggak normal seperti ini biasanya akan menyebabkan bayi terlihat kuning langsung pada 24 jam pertama kehidupannya.
Segeralah hubungi dokter jika penyakit kuning pada bayi nggak kunjung hilang setelah seminggu. Terlebih jika muncul gejala lain pada bayi seperti demam, sulit menyusu, bayi tampak lemas, dan tubuhnya yang semakin kuning dan lebih gelap.
Pada prinsipnya, bayi kuning adalah kondisi normal pada bayi, terlebih jika nggak menimbulkan gejala-gejala serius, termasuk waktu kemunculannya. Meski nggak perlu dikhawatirkan (pada kondisi normal), kamu tetap harus memantau perkembangannya agar bisa segera ditangani kalau-kalau penyakit kuning pada bayi menjadi semakin memburuk. Semoga membantu, ya!