“Sakitnya bisa dipindah saja nggak ya?”
Mungkin kalimat itu yang muncul pertama kali saat saat ibu nggak tega melihat anaknya terkulai lemas dengan suhu badan yang tinggi. Berbagai upaya akan dilakukan untuk membuat demamnya turun dan anak kembali bisa sehat serta bisa berkegiatan dengan nyaman. Salah satunya dengan memberikan obat untuk diminum sebelum mengajaknya ke dokter jika semakin parah.
Obat penurun demam anak yang sekaligus bisa digunakan untuk meredakan nyeri yang bisa dibeli tanpa resep dokter biasanya adalah ibuprofen dan paracetamol. Namun, dua jenis obat ini ternyata memiliki kegunaan dan efek samping masing-masing lo. Agar nggak keliru, kita simak yuk penjelasannya!
ADVERTISEMENTS
Kamu mungkin sudah sering mendengarkan istilah paracetamol, obat yang satu ini bisa dikonsumsi bayi mulai dari usia 2 bulan
Paracetamol biasanya menjadi obat yang sering disimpan di kotak P3K di rumah karena efeknya. Obat ini mampu meredakan nyeri umum namun tidak bisa mengobati peradangan karena tak memiliki sifat anti-inflamasi. Ia lebih dikenal sebagai penurun demam karena sifat anti-piretik yaitu kemampuan menurunkan suhu. Sehingga bisa diberikan saat si kecil memiliki gejala pilek, flu, dan batuk.
ADVERTISEMENTS
Walau terdengar sering dikonsumsi, namun paracetamol memiliki beberapa efek samping layaknya obat yang lain lo
Paracetamol akan memiliki efek samping seperti sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, dan alergi. Selain hal-hal tersebut, ternyata ada juga yang lebih berat lo seperti tekanan darah yang menurun, sesak napas, atau jantung berdetak dengan lebih cepat. Jika si kecil mengalami hal ini, tandanya kamu harus lekas menemui dokter.
ADVERTISEMENTS
Meskipun terkesan mirip, ibuprofen memiliki manfaat dan cara kerja yang berbeda dengan paracetamol
Dilansir dari Hello Sehat, ibuprofen justru akan bekerja lebih baik jika ada peradangan yang tampak di tubuh. Selain itu, kemampuannya untuk menurunkan demam juga ampuh. Cara kerjanya ada dua yaitu dengan cara memblokir produksi senyawa kimia yang menyebabkan peradangan dan nyeri di aliran darah. Kedua, ibuprofen akan mengurangi iritasi atau peradangan di sekitar luka sehingga akan mempercepat proses penyembuhan. Obat jenis ini hanya bisa diberikan kepada bayi yang sudah berusia 6 bulan, jika di bawahnya maka harus dengan pengawasan dokter.
ADVERTISEMENTS
Sama seperti paracetamol, ibuprofen juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan
Ibuprofen dapat menyebabkan gangguan pencernaan, ruam, nafsu makan berkurang, sakit kepala, alergi, hingga yang paling parah adalah kemungkinan gagal ginjal. Ibuprofen juga dapat menyebabkan luka serta iritasi dinding lambung sehingga sebaiknya dikonsumsi setelah makan dan sesuai petunjuk dokter, terlebih jika akan diberikan pada anak.
ADVERTISEMENTS
Walau memiliki manfaat yang sama, namun ada beberapa pertimbangan yang bisa kamu pikirkan saat akan memilih di antara keduanya
Ibuprofen memiliki risiko untuk melukai lambung, sehingga paracetamol lebih aman apalagi jika si kecil memiliki masalah terkait organ ini. Paracetamol juga bisa mengatasi nyeri, tapi bukan penyebabnya. Kamu bisa memilih ibuprofen jika si kecil mengalami peradangan. Aturan waktu penggunaan pun biasanya akan berbeda, ibuprofen tidak bisa dikonsumsi jangka panjang sedangkan paracetamol biasanya bisa dikonsumsi lebih lama.
Dua jenis obat ini mungkin banyak dijual di pasaran dengan kemasan dan dosis yang berbeda. Kamu pun bisa membelinya tanpa perlu membawa resep dokter, namun agar lebih aman kamu bisa berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Semoga kamu sekarang nggak bingung lagi ya.