Fotografi saat ini menjadi bagian dari banyak aspek kehidupan, salah satunya untuk mengabadikan momen kelahiran. Fotografi kelahiran kini kian marak setelah banyak figur publik yang menggunakan jasa fotografer demi merekam momen saat pertama kali anak lahir ke dunia. Foto-foto hingga video sinematik akan merekam perjuangan para ibu dalam mempertaruhkan nyawanya saat persalinan. Banyak yang memutuskan mengambil foto ini agar suatu hari nanti dapat dilihat oleh sang anak saat sudah dewasa sebagai kenang-kenangan.
Nah, beberapa waktu lalu Hipwee Young Mom berhasil mewawancarai salah seorang fotografer bernama Nadias yang fokus dalam pengambilan foto selama persalinan ini lo. Melalui akun Instagram @mybirth.story, kamu bisa melihat bagaimana hasilnya. Simak yuk apa saja tips hingga berapa biaya yang perlu dikeluarkan untuk sesi ini!
ADVERTISEMENTS
1. Karena diambil pada saat yang menegangkan bahkan kadang saat tindakan operasi, maka ada izin yang harus didapatkan
Beberapa rumah sakit sudah mendapatkan izin untuk para fotografer mengambil foto-foto hingga video dari sebelum hingga proses persalinan usai. Perizinan ini biasanya berbentuk surat. Namun Nadias mengatakan, jika rumah sakit belum menyatakan secara resmi, biasanya klien yang akan menanyakan kepada dokter yang menangani terlebih dahulu, jika sudah diizinkan oleh dokter bersangkutan baru izin dinaikkan ke pihak rumah sakit.
Jadi nggak langsung jeprat jepret aja gitu lo~
ADVERTISEMENTS
2. Dalam sesi ini, ada berbagai aturan yang perlu ditaati agar proses persalinan tak terganggu dan tidak membahayakan pihak ibu dan bayi
Biasanya, di ruangan fotografer sudah mendapatkan pemberitahuan spot-spot mana saja yang diperbolehkan. Yang terpenting tidak mengganggu proses persalinan yang sedang berlangsung. Para medis yang berada di dalam ruang persalinan juga biasanya akan meminta untuk tidak mengabadikan area “v”. Jika sudah di luar ruangan bersalin atau pindah ke kamar, biasanya fotografer lebih bebas mengambil foto-foto tanpa batasan area kecuali ada kesepakatan tertentu dengan klien.
ADVERTISEMENTS
3. Karena berbeda dengan momen lainnya, maka ada tips-tips yang perlu diperhatikan oleh sang ibu yang akan menggunakan jasa ini
Dokumentasi lahiran merupakan hal yang berbeda dengan dokumentasi lainnya, misalnya pernikahan. Menurut Nadias, ibu tak perlu sengaja melakukan pose tertentu agar tampak bagus. Justru, ibu harus lebih relaks dan fleksibel agar foto yang dihasilkan dari sebelum hingga sesudah proses melahirkan lebih natural. Kecuali saat bayi sudah lahir dan mungkin ingin sengaja memiliki salah satu atau dua foto yang ‘sadar kamera’ ya.
ADVERTISEMENTS
4. Mendapatkan fotografer yang bagus untuk sesi ini layaknya mendapatkan jodoh yang cocok-cocokan
Nadias mengungkapkan bahwa fotografer dan bayi itu seperti jodoh. Namun, ibu sebelumnya harus memperhatikan beberapa hal dulu seperti memastikan bahwa fotografer yang terlibat dalam ruangan merupakan fotografer perempuan, karena biasanya ibu akan lebih merasa nyaman. Jangan lupa juga meminta portfolio yang biasanya bisa dilihat di akun Instagram fotografer bersangkutan. Jika kalian belum bertemu sebaiknya jangan memberikan uang DP dahulu. Terakhir, jangan gegabah mengambil keputusan sebelum yakin dan memastikan vendor yang dipilih sudah sesuai dengan kriteria.
ADVERTISEMENTS
5. Jika kamu penasaran dengan biayanya, sebenarnya tak bisa dibilang terlalu mahal karena durasi waktu yang cukup lama dan aturan yang mesti ditaati
Ada beberapa ibu yang harus dibawa ke rumah sakit sebelum memasuki waktu lahiran, sehingga mungkin bisa menghabiskan waktu lebih dari sehari. Untuk itulah fotografer juga perlu stand by selama 24 jam karena waktu kelahiran yang tak bisa ditentukan. Untuk itu biaya menggunakan jasa fotografer ini berkisar antara Rp3,5juta sampai Rp5juta.
Walau mungkin kamu membayangkan menyewa fotografer ini akan membuat ruangan lebih penuh dan terkesan ribet, tapi jika kamu mendapatan fotografer yang profesional semua akan berjalan dengan lancar dan hasil yang mengesankan kok. Hasilnya bisa kamu jadikan kenangan seumur hidup.