Mood swing adalah hal yang cukup lumrah dialami para ibu hamil. Kadang senang, kadang sedih, bisa juga marah-marah. Tapi hati-hati ya, Moms. Pasalnya, kalau terlalu sering marah-marah selama hamil, dampaknya bisa berbahaya bagi kesehatan diri dan janinmu. Selain itu, kamu dan pasangan jadi nggak bisa maksimal menikmati masa-masa kehamilan yang nggak bisa terulang lagi. Duh, jangan dong~
Yah, sekali dua kali, mungkin masih dimaklumi. Tapi sebaiknya kebiasaan marah pas hamil jangan dibiarkan berlarut-larut, demi kesehatanmu dan si buah hati juga. Lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini ya!
ADVERTISEMENTS
Ada sejumlah faktor yang bisa memicu mood swing pada ibu, sehingga lebih temperamental selama hamil. Faktor hormonal nih salah satunya
Perubahan hormon cenderung memicu ibu hamil lebih sensitif dan mudah marah. Ya mirip-mirip sama PMS lah, hanya ini bertahan berminggu-minggu. Selain karena faktor hormonal, emosi yang labil juga bisa dipicu perubahan fisik yang bisa jadi terasa kurang nyaman. Payudara yang membengkak dan sakit, sulit tidur, rasa cemas berlebihan (yang memicu stres), kulit bermasalah sampai pegal-pegal di badan.
Emosi memang kadang sulit dikendalikan, tapi sebaiknya segera diatasi. Untuk mengetahui dampaknya, juga sudah dilakukan penelitian soal hal ini lo
Dilansir dari laman Alodokter, khusus mengenai efek marah pada ibu hamil, ada sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 166 wanita pada masa kehamilan trimester kedua. Mereka kemudian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang sering marah dan kelompok yang lebih jarang marah.
Hasilnya? Ibu hamil yang sering marah-marah kerap merasa tegang sehingga menjadikan mereka depresi. Akibatnya, janin pada ibu hamil menjadi aktif berlebihan dan mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Mengapa ibu yang suka marah-marah dapat membahayakan kehamilannya sendiri? Begini penjelasannya
Menurut Alodokter, ketika marah, tubuh ibu hamil akan dipenuhi hormon kortisol dan adrenalin yang menekan hormon dopamin dan serotonin. Hal tersebut juga akan dialami oleh bayi di dalam kandungan. Akibatnya, bayi yang lahir dari seorang ibu yang suka marah-marah akan lebih berisiko mengalami gangguan pola tidur, orientasi, kematangan motorik, dan rentan mengalami depresi. Nah, seorang psikolog juga mengungkapkan bahwa keadaan psikologis ibu saat hamil akan membantu memengaruhi temperamen bayi. Duh, seram juga kan?
Suka marah-marah selama hamil juga dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah, sehingga mengurangi persediaan oksigen dan darah ke janin. Bukan cuma itu saja lo…
Tak cuma itu, janin yang tertekan juga bisa mengalami komplikasi, berat lahir bayi rendah, bayi lahir prematur, anak jadi hiperaktif hingga menghambat kemampuan kognitif anak. Duh, seram kan ya?
ADVERTISEMENTS
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi gejolak emosi selama hamil. Salah satunya, ya berusaha rileks dan menghindari pemicu stres
Perbanyak waktu istirahat, curhat dengan orang terdekat, menghindari diskusi atau pemicu-pemicu emosi meningkat, tetap aktif bergerak dan mencari kegiatan yang menyenangkan bisa jadi cara mencegah ibu hamil gemar marah-marah. Yuk, lebih santai dan berpikir positif. Demi kamu dan sang buah hati juga kan, Moms?
Marah-marah nggak cuma membahayakan janin, tapi juga menguras waktu dan energimu. Yuk, kendalikan emosi dan berusaha mencari aktivitas yang lebih menyenangkan! Banyak-banyak beristirahat sambil menonton film lucu, misalnya. Semangat~