Kehamilan yang sehat, tanpa kendala adalah harapan semua ibu hamil di luar sana. Nggak jarang segala cara dilakukan agar kehamilan bisa sehat dan bebas komplikasi. Namun, terkadang harapan tak selalu berjalan sesuai kenyataan. Tak jarang ibu hamil dengan kondisi medis tertentu diresepkan obat penguat kandungan agar kehamilannya bisa tetap aman dan aman dari ancaman keguguran.
Namun, apakah obat penguat kandungan benar-benar efektif dan ampuh dalam menjaga kondisi kesehatan selama hamil dan menurunkan risiko keguguran menurut pakar kesehatan? Apa efek samping yang mungkin didapat jika mengonsumsi obat penguat kandungan selama kehamilan? Agar rasa penasaranmu terjawab, simak yuk ulasan Hipwee Young Mom berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Obat penguat kandungan bekerja serupa dengan hormon progesteron yang juga diproduksi secara alami oleh tubuh. Sepenting apa hormon ini di awal kehamilan?
Dilansir dari laman Klikdokter, obat penguat kandungan umumnya mengandung 17α-hydroxyprogesterone caproat atau disingkat 17-OHPC yang bekerja seperti hormon progesteron. Nah, fungsi hormon ini antara lain adalah mempertahankan kehamilan dengan mempersiapkan rahim agar siap menerima dan menutrisi embrio yang sedang berkembang, mempertahankan pasokan darah, menumbuhkan jaringan payudara serta memastikan jaringan tersebut tidak menghasilkan ASI sebelum waktunya.
Hormon ini sangat penting di trimester awal, yaitu minggu-minggu awal pembentukan plasenta dan ari-ari. Setelah plasenta terbentuk, fungsi hormon progesteron mulai tergantikan dan benar-benar akan diambil alih plasenta setelah usia kehamilan 10 minggu.
ADVERTISEMENTS
2. Kapan dan kepada siapa sebaiknya obat penguat kandungan diresepkan dokter?
Obat penguat kandungan biasanya diresepkan kepada ibu hamil dengan indikasi medis tertentu untuk menguatkan kandungan dan mencegah keguguran, yakni kematian janin sebelum memasuki usia kehamilan 20 minggu. Dilansir dari laman Alodokter, ibu hamil dengan kadar progesteron rendah dianggap lebih berisiko mengalami keguguran. Hal inilah yang kemudian jadi alasan dilakukannya terapi progesteron untuk mencegah keguguran.
Obat penguat kandungan kerap diresepkan bagi ibu hamil dengan riwayat keguguran berulang (lebih dari 3 kali) yang tak diketahui sebabnya atau ibu hamil yang sedang program bayi tabung. Ibu yang baru pertama kali hamil dan mengalami flek juga disarankan mengonsumsi obat ini.
ADVERTISEMENTS
3. Obat penguat kandungan juga bisa diresepkan untuk ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang tergolong berisiko tinggi untuk cegah persalinan prematur
Ternyata ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, seperti dilansir dari laman Klikdokter. Faktor lain tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
- Ada riwayat keguguran atau melahirkan bayi prematur
- Sedang hamil bayi kembar
- Hamil kembali dengan jarak kurang dari 12 bulan setelah melahirkan
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Sedang dalam kondisi stres yang tinggi
- Merokok, mengonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Mengalami masalah pada rahim, serviks atau vagina
ADVERTISEMENTS
4. Apakah obat penguat kandungan dapat benar-benar efektif mencegah keguguran? Ternyata begini kata para pakar kesehatan
Menurut sejumlah pakar kesehatan, efektivitas suplementasi hormon progesteron dalam mencegah keguguran dan persalinan prematur sangatlah individual dan perlu diobservasi kasus per kasus. Obat penguat kandungan tak bisa dianggap sebagai obat mujarab untuk semua wanita hamil, karena masing-masing kehamilan itu unik dan punya banyak faktor yang memengaruhinya.
Dilansir dari laman Klikdokter dan Alodokter, meski hasil kajian berbagai studi menemukan bahwa suplementasi progesteron cukup efektif cegah persalinan prematur pada kehamilan berisiko tinggi, namun di luar indikasi itu efektivitasnya masih meragukan. Sebagian dokter menganggap, pemberian obat penguat kandungan terkadang hanya menunda keguguran, bukan mencegah. Lagi pula peneliti menemukan, sebagian wanita tetap dapat mengalami kehamilan sehat, meski kadar progesteronnya relatif sedikit. Di Indonesia sendiri, sebagian besar dokter masih meresepkan obat ini lantaran belum banyak pilihan lain untuk menguatkan janin dan mencegah keguguran.
ADVERTISEMENTS
5. Meski terapi progesteron dinilai cukup aman, ternyata akan tetap ada efek samping dari obat penguat kandungan yang patut diwaspadai
Meski obat ini tergolong minim efek samping, namun ternyata ada risiko yang bisa dialami ibu hamil jika yang bersangkutan tak benar-benar butuh suplementasi progesteron. Bumil juga perlu berhati-hati terhadap risiko penyumbatan darah setelah melakukan terapi progesteron, baik yang melalui konsumsi suplemen, suntikan atau tablet supositoria. Waspadai gejala seperti sesak napas, kaki bengkak dan terasa sakit, atau muncul area kemerahan pada kaki setelah menjalani terapi progesteron.
Saat kamu diresepkan obat penguat kandungan, jangan ragu untuk berkonsultasi sampai tuntas dengan dokter kandungan tentang risiko efek samping yang perlu diwaspadai dan manfaat yang didapat jika rutin mengonsumsi suplemen tersebut. Tanyakan juga, sampai berapa lama kira-kira ibu perlu mengonsumsi obat penguat kandungan yang diresepkan. Sehat-sehat selalu ya, Moms!