Setiap anak wajib banget dong divaksin atau imunisasi biar bisa tumbuh besar dan sehat. Setuju kan, ibu-ibu? Tapi sebenarnya persoalan imunisasi nggak sesederhana yang kita pikirkan lo. Ada banyak sekali jenis imunisasi yang sebaiknya diberikan ke anak. Ada yang termasuk wajib, tapi ada juga yang merupakan imunisasi pilihan. Pemberian imunisasi juga ada waktunya tertentu lo. Selain itu, ada beberapa imunisasi yang pemberiannya perlu diulang pada periode waktu yang diperlukan. Duh, pusing!
Eits, jangan pusing dulu, ibu-ibu. Ada panduan soal pemberian imunisasi pada anak yang sudah kami rangkumkan berdasarkan usianya menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Selain itu, agar makin mudah mengingat, kami buatkan kalender khusus yang bisa disimpan di ponsel atau dicetak. Tinggal unduh saja gambarnya di akhir tulisan ini. Jadi nggak akan ada lagi imunisasi yang terlewat deh.
ADVERTISEMENTS
1. Pada anak usia 0 sampai 2 bulan, ada beberapa imunisasi wajib yang harus diberikan. Bahkan imunisasi Hepatitis B harus diberikan 12 jam setelah lahir lo
Di awal kelahiran, memang bayi paling rawan terkena penyakit yang tidak diinginkan. Itulah kenapa imunisasi dasar sangat perlu diberikan. Meski banyak, tapi beberapa imunisasi tersebut bisa didapatkan secara gratis di Posyandu atau Puskesmas yaitu Hepatitis B, Polio, DTP atau DPT, BCG, HIB, dan Campak. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai imunisasi tersebut:
- Hepatitis B: Imunisasi untuk mencegah penyakit hepatitis B yang bisa menyebabkan infeksi hati kronis. Karena mudah menular, maka harus segera diberikan kepada bayi yang baru lahir.
- Polio: Imunisasi Polio fungsinya mencegah penyakit polio yang bisa menyerang sejak balita. Pemberiannya ada yang secara oral (OPV) dan juga suntik (IPV).
- DTP: Imunisasi DTP sering juga disebut dengan DPT yang merupakan singkatan dari tiga penyakit yaitu difteri, tetanus, dan juga pertusis. Fungsinya untuk mencegah ketiga penyakit tersebut.
- BCG: Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit Tuberkulosis atau biasa dikenal dengan istilah TBC atau TB.
- Hib: Imunisasi Hib penting sekali untuk melindungi balita dari penyakit mengerikan seperti meningitis, pneumonia, dan epiglotitis.
- PCV: Imunisasi PCV bisa menghindarkan anak dari pernyakit akibat pneumokokus yang menyebabkan sejenis keracunan darah dan meningitis. Parahnya, penyakit itu bisa berujung kerusakan otak permanen lo.
- Rotavirus: Imunisasi Rotavirus mencegah Rotavirus menginfeksi anak yang menyebabkan radang lambung dan usus.
2. Ketika anak menginjak usia 3 hingga 4 bulan, ada beberapa imunisasi yang harus diulang setelah dilakukan imunisasi pertama
Pada bulan ketiga hingga keempat, anak cuma perlu mengulang imunisasi dasar yang sudah dilakukan dari bayi lahir sampai usianya dua bulan. Beberapa imunisasi juga masih gratis kok asalkan dilakukan di Posyandu atau Puskesmas. Cukup banyak sih, tapi demi kesehatan anak, nggak ada salahnya dong buat dijalani semuanya~
3. Kalau usia anak sudah 6 sampai 12 bulan sih jadwal imunisasi terbilang lebih longgar. Nggak sebanyak ketika empat bulan pertama setelah lahir deh
Ketika anak memasuki usia 6 bulan sampai 1 tahun, Imunisasi PCV dan Rotavirus masuk terus dilanjutkan. Untuk PCV 4 sebenarnya fungsinya sebagai ‘booster‘ alias penguat. Sedangkan Imunisasi Japanese encephalitis diberikan jika berada pada daerah yang punya riwayat penyakit tersebut. Berikut beberapa penjelasan imunisasi tambahan yang dilakukan pada usia 6 bulan sampai 1 tahun.
- Influenza: Imunisasi Influenza sebenarnya bukan imunisasi wajib. Imunisasi ini bisa mencegah penyakit flu lo. Memang kesannya penyakit ringan, tapi bisa bikin masalah.
- Campak: Kalau imunisasi Campak sih salah satu imunisasi yang wajib. Manfaatnya adalah mencegah penyakit campak yang mudah tertular ke anak-anak.
- Varisela: Imunisasi Varisela berfungsi mencegah anak-anak mengalami penyakit cacar. Tahu sendiri kan penyakit cacar pada anak mudah sekali menyebar.
- Japanese encephalitis: Penyakit Japanese encephalitis belum ada obatnya, itulah kenapa anak-anak sebaiknya melakukan imunisasi sebelum terserang penyakit akibat gigitan nyamuk ini. Akibatnya parah lo, mulai dari kelumpuhan sampai kematian.
4. Beberapa ‘booster‘ imunisasi juga perlu dilakukan setelah anak berusia 15 sampai 24 bulan. Ini demi memastikan anak akan terus dan tetap sehat
Kebanyakan imunisasi pada usia 15 – 24 bulan adalah imunisasi penguat seperti HIB, Polio, DPT, dan juga Campak. Tapi, ada juga lo yang merupakan imunisasi tambahan baru seperti MMR, Tifoid, dan juga Hepatitis A. Berikut adalah keterangan mengenai imunisasi tambahannya.
- MMR: Imunisasi MMR bermanfaat mencegah penyakit gondong, campak, dan juga rubela.
- Tifoid: Imunisasi tifoid bisa mencegah penyakit tifus karena infeksi bakteri.
- Hepatitis A: Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah penyakit hepatitis A yang menyerang organ hati.
ADVERTISEMENTS
5. Setelah usianya menginjak tiga tahun dan seterusnya, kebanyakan imunisasi merupakan pengulangan imunisasi sebelumnya
Beberapa imunisasi memang perlu dilakukan pengulangan dalam periode waktu tertentu. Contohnya adalah imunisasi Tifoid yang harus diulang tiap tiga tahun, Tapi ada juga imunisasi baru seperti Dengue yang bisa mengurangi risiko demam berdarah dan juga HPV untuk pencegahan kanker serviks.
Melihat banyaknya daftar imunisasi yang sebaiknya dilakukan oleh anak, kayaknya memang bikin rawan lupa. Ada lho aplikasi yang membantu mengingatkan imunisasi bernama PrimaKu yang bisa diunduh melalui PlayStore dan AppStore. Tapi, biar makin ingat, bisa juga mengunduh gambar kalender imunisasi yang sudah dikelompokkan berdasarkan usia anak berikut ini:
Silakan diunduh dan selamat mengimunisasi anakmu! 🙂