Melahirkan secara normal mungkin menjadi impian bagi sebagian ibu. Selain risiko yang relatif kecil, proses penyembuhan pasca kelahiran pun relatif lebih cepat dibanding operasi caesar. Namun, banyak ibu yang mengalami perubahan rencana melahirkan secara tiba-tiba. Misalnya sejak awal kehamilan sudah menginginkan melahirkan secara normal atau per vaginam, tapi kondisi mengharuskan untuk caesar. Apakah Moms juga pernah mengalaminya?
Perubahan rencana kelahiran secara tiba-tiba juga di alami oleh seleb dan ibu baru, Dinda Hauw lo. Dinda baru saja melahirkan putra pertamanya secara caesar pada Minggu (20/6). Kelahiran putra pertamanya dengan Rey Mbayang sempat menimbulkan pertanyan bagi warganet. Pasalnya, Dinda sudah berencana melahirkan secara normal. Bahkan Dinda sudah rajin olahraga yoga sejak hamil untuk memudahkan proses melahirkan normal. Namun, Dinda harus menghadapi kondisi yang mengharuskannya mengikuti saran dokter untuk operasi caesar. Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Yuk Moms simak kisah Dinda saat melahirakan Arshaka, putranya.
ADVERTISEMENTS
Dinda mengalami pecah ketuban sebelum mulai merasakan tanda-tanda kontraksi, shingga mengharuskannya menjalani prosedur induksi
Awalnya Dinda merasakan rembesan air saat pagi hari. Berdasarkan hasil pemeriksaan, air ketubannya masih cukup sehingga belum diberi tindakan apa pun. Namun, sehari setelahnya cairan bening keluar lagi. Berdasarkan pemeriksaan, air ketuban Dinda mengalami penurunan secara drastis. Akhirnya dokter memberikan pilihan induksi jika Dinda tetap menginginkan melahirkan secara normal. Didukung keinginan yang kuat akhirnya Dinda memutuskan menjalani induksi dengan syarat batas waktu 24 jam. Induksi ini dilakukan untuk merangsang pembukaan jalur lahir.
Perlu Moms ketahui jika syarat aman untuk batas waktu proses induksi tiap ibu bisa berbeda-beda. Dilansir dari Alodokter, lamanya induksi tergantung kondisi ketuban, ketahanan bayi dan faktor kesehatan. Pada kasus Dinda Hauw, induksi diberi waktu 24 jam karena ketuban semakin menipis dan sudah pecah sejak sehari sebelum induksi. Jika terlalu lama, ketuban bisa meracuni janin dan jika kehabisan juga bisa berbahaya untuk janin.
ADVERTISEMENTS
Dinda menjalani proses induksi sebanyak 3 kali dengan waktu 18 jam, sayangnya upaya tersebut nggak membuahkan hasil
Menjalani prosedur induksi memang bukan hal yang mudah, tapi Dinda cukup merasa bisa melalui induksi pertamanya meski hanya mendapat 1 bukaan. Selang 6 jam, Dinda melanjutkan induksi kedua tapi hasilnya tetap sama, bukaan hanya meningkat menjadi 2. Pada 6 jam berikutnya, Dinda masih melanjutkan tahap induksi ketiga. Sayangnya kondisi Dinda semakin melemah, sementara bukaan hanya sampai 3.
Akhirnya, karena kondisi tersebut Dinda dan suami pun sepakat untuk melakukan operasi caesar. Awalnya Dinda merasa sedih, karena ia merasa usahanya sudah cukup kuat untuk melahirkan secara normal. Hingga kondisi tersebut akhirnya memaksanya untuk caesar demi keselatan Dinda sendiri dan buah hatinya.
ADVERTISEMENTS
Keputusan operasi caesar secara tiba-tiba biasanya disebabkan beberapa faktor baik berdasarkan kondisi ibu, maupun kondisi janin
Kondisi yang dialami oleh Dinda sebenarnya cukup umum terjadi. Keputusan tiba-tiba dari yang awalnya berencana normal dan harus berakhir dengan caesar biasanya disebabkan beberapa kondisi misalnya janin nggak mendapatkan oksigen yang cukup, tali pusar yang keluar sebelum janin, terjadinya robekan pada dinding rahim hingga tekanan darah tinggi yang dialami ibu.
Pada kasus yang dialami Dinda, kondisi ibu sudah cukup lemah pada induksi ketiga, sementara ketuban sudah pecah cukup lama. Jika induksi tetap dilanjutkan keselamatan ibu dan bayi bisa terancam. Sehingga operasi caesar adalah jalan terbaik untuk ditempuh. Kondisi seperti ini hampir nggak bisa diperkirakan sebelumnya. Sehingga meski sudah menyiapkan segala keperluan melahirkan normal, jika kondisi tersebut terjadi bukan nggak mungkin Moms harus menjalani caesar.
ADVERTISEMENTS
Selain kondisi tersebut, proses induksi yang lambat juga menjadi salah satu faktor yang mengubah rencana prosedur persalinan
Induksi merupakan proses merangsang kontraksi otot-otot rahim sehingga jalur lahir dapat terbuka. Prosedur ini dilakukan jika tanda-tanda persalinan nggak berjalan dengan baik. Tujuannya untuk merangsang janin agar cepat lahir. Namun, nggak semua induksi persalinan berhasil. Dilansir dari Hallo Sehat, keberhasilan induksi persalinan dapat dilihat dari proses bukaan yang bisa dicapai pada tahap induksi. Sebaliknya induksi yang gagal jika bukaan nggak sesuai dengan target induksi.
Lambatnya bukaan yang menyebabkan induksi gagal disebabkan oleh kondisi skor pelvik atau penilaian servik ibu. Selain gagal induksi, dokter juga bisa melakukan pembatalan induksi karena beberapa faktor misalnya kondisi ibu yang melemah, kelainan kontraksi, infeksi ketuban dan kelainan jalan lahir.
Nah, itulah cerita perjuangan Dinda Hauw yang cukup mengharuka. Meski sudah berusaha menyiapkan persalinan normal, bukan nggak mungkin caesar menjadi jalan satu-satunya yang harus ditempuh. Jika Moms mengalami kondisi tersebut, jangan berkecil hati ya Moms. Seperti pesan Rey Mbayang yang selalu menguatkan Dinda berikut:
“Melahirkan secara caesar bukan berarti kamu tidak sungguh-sungguh menjadi ibu kok. Kita sama-sama mengandung, melahirkan dan memertaruhkan nyawa. Hanya saja cara dan jalannya saja yang berbeda,”