Eh itu bayinya kenapa ditengkurepin. Belum siap lehernya!
Pernah nggak sih kamu mendengar kalimat itu saat melihat ada anak bayi yang ditengkurapkan oleh orang tuanya? Katanya lehernya belum siap, tulangnya belum kuat, serta takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kalimat bernada panik sekaligus takut tersebut akhirnya membuat banyak orang tua newbie takut untuk melakukan tummy time pada bayi mereka. Padahal justru sebaliknya lo. Tummy time untuk bayi malah memberikan segudang manfaat untuk masa tumbuh kembangnya. Penasaran kan dengan tummy time ini? Nih Hipwee ulas untuk kamu yang ingin dedek bayimu merasakan manfaat tummy time juga~
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya yuk kenalan dengan yang namanya tummy time ini. Biar nggak panik pas nanti mau coba dengan dedek bayi~
Bagi sebagian orang, istilah tummy time memang belum familiar. Sesuai dengan namanya yang ada kata “tummy” atau perut, tummy time ini merupakan posisi tengkurap yang dilakukan bayi secara sadar penuh dengan bertumpu pada otot perutnya. Meski terlihat “duh kok kayaknya bahaya ya” tapi menurut American Academy of Pediatric (AAP) menyebutkan bahwa tummy time ini justru disarankan untuk dilakukan sejak bayi baru lahir atau newborn.
Nggak perlu lama-lama, tummy time cukup dilakukan selama 10-15 menit setiap harinya. Namun dengan catatan, mama atau papa wajib mendampingi dan bayi harus dalam posisi sadar penuh ya.
ADVERTISEMENTS
Nggak perlu takut melatih tummy time sejak dini. Soalnya dengan tummy time ini, bayimu bisa terhindar dari kepala peyang atau plagiocephaly
Sejak baru lahir, bayi memang akan lebih sering dalam posisi terlentang. Baik saat tidur, terbangun, bahkan saat melakukan aktivitas seperi makan atau mandi. Karena keseringan dalam posisi terlentang ini, kepala bayi yang tengkoraknya masih lunak, akan mengikuti alasnya tidur yang datar atau peyang. Nah dengan tummy time ini, dedek bayimu akan terhindar dari kepala peyang karena setiap harinya ada jeda untuk kepala bagian kepalanya ‘menghirup udara’. Kepala peyang ini berbahaya lo, soalnya bisa memicu timbulnya SID syndrome atau Sudden Infant Death pada bayi. Apa nggak ngeri?
ADVERTISEMENTS
Tummy time juga melatih otot bayi biar semakin kuat. Baik otot tangan, kaki, leher hingga kepala. Lengkap deh pokoknya!
Saat terlentang, tidak banyak otot dedek bayi yang bekerja. Sebaliknya, dengan tummy time, akan lebih banyak otot yang diberi kesempatan untuk berlatih sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih optimal. Tidak hanya otot kedua tangan dan kakinya yang bekerja, tapi juga otot dada, leher hingga kepala akan terlatih juga. Nggak heran kalau dedek bayi yang rutin melakukan tummy time biasanya lebih aktif dan bisa mengangkat kepalanya lebih cepat dibandingkan bayi yang terlentang saja.
ADVERTISEMENTS
Dengan tummy time, sudut pandang bayi jadi nggak sebatas sisi atas dan langit-langit rumah. Bayi bisa belajar melihat ke berbagai arah
Posisi terlentang dan belum bisa melakukan banyak hal, membuat bayi hanya bisa memandang satu arah, yaitu atas atau bagian langit-langit rumah. Kalau terus-terusan dibiarkan ketajaman indera penglihatan bayi bisa nggak berkembang. Nah dengan tummy time ini, sudut pandang dedek bayi jadi semakin beragam. Ia bisa melihat ke sisi kanan, kiri, bawah serta yang menyerong dengan posisinya. Selain itu, bayi juga bisa melatih fokus penglihatannya pada benda-benda yang berada di berbagai sudut pandang.
Meski belum familiar, tummy time ini aman dilakukan. Asalkan kamu senantiasa mengawasi jalannya tummy time ini dan jangan sampai bayimu ketiduran. Kalau masih ragu tapi ingin melatih bayimu untuk tummy time, jangan sungkan bertanya ke dokter yang biasa menangami bayimu ya.
Atau bayimu udah pernah tummy time? Yuk berbagi sama Hipwee dengan menuliskannya di kolom komentar~