Kelahiran anak manusia baru ke dunia pastinya membawa kebahagiaan tersendiri bagi orang tua dan keluarganya. Hal itu juga berlaku buat orang Jawa. Bahkan, orang Jawa punya tradisi sendiri untuk menyambut kelahiran kehidupan baru. Semuanya punya tahapan masing-masing dengan filosofi serta doa baik untuk bayi maupun orang tuanya.
Dari bayi lahir ke dunia sampai umur bayi ‘selapan‘ yang artinya adalah 35 hari, orang tua dan bayi biasanya mengadakan ritual khusus sesuai tradisi Jawa. Apa saja sih ritualnya? Yuk orang tua baru yang asalnya dari Suku Jawa sama-sama baca biar paham.
ADVERTISEMENTS
1. Setelah bayi lahir, ayah bayi harus menguburkan ari-ari bayinya. Nggak sembarangan, mengubur ari-ari ada aturannya lo
Bayi lahir bersama dengan ari-arinya yang ikut keluar. Menurut orang Jawa, ari-ari bagaikan saudara bayi yang menemani bayi selama dalam kandungan. Lagipula, bayi kan selama di perut ibu mendapat nutrisi melalui ari-ari itu. Makanya ari-ari nggak boleh dibuang sembarangan tapi dikubur. Bahkan buat menguburnya, ada ritual khusus dan letaknya pun sudah ada aturannya.
ADVERTISEMENTS
2. Selanjutnya, tetangga dan saudara akan datang untuk mendatangi acara Brokohan. Ini bermakna agar bayi diberi berkah dan keselamatan
Kemudian, tetangga dan saudara akan datang membawa hadiah untuk bayinya dalam acara Brokohan. Kata Brokohan sendiri diambil dari kata ‘Barokah’ yang artinya ‘Berkah’. Acara ini memohonkan berkah atas keselamatan dan kelahiran bayi.
ADVERTISEMENTS
3. Ketika bayi usianya lima hari, orang tua mengadakan acara Sepasaran. Biasanya acara disertai makan-makan dan pengumuman nama bayi tersebut
Acara sepasaran dilaksanakan setelah bayi berusia lima hari. Pihak orang tua menyiapkan acara syukuran dan jamuan makan bersama alias kenduri. Biasanya nama bayi juga diumumkan dalam acara ini. Semuanya sekaligus mendoakan bayi yang telah dilahirkan.
ADVERTISEMENTS
4. Percampuran budaya Jawa dengan agama Islam menghasilkan ritual Aqiqah. Setelah tujuh hari, kambing disembelih. Jumlahnya sesuai jenis kelamin bayinya
Setelah usia bayi tujuh hari, orang tua biasanya mengadakan acara Aqiqah. Acara ini sebenarnya sih percampuran adat Jawa dengan agama Islam dan dilakukan dengan menyembelih kambing. Kalau anaknya perempuan, kambing yang disembelih hanya satu ekor sedangkan anak laki-laki sih yang disembelih ada dua ekor.
ADVERTISEMENTS
5. Setelah bayi berusia 35 hari, acara Selapanan pun dilaksanakan. Yang dilakukan salah satunya adalah memotong rambut dan kuku bayi
Tiga puluh lima hari setelah bayi lahir, selapanan dilakukan dengan mengadakan bancakan. Bancakan adalah sebuah tradisi menikmati jamuan makan bersama. Lalu, rambut di kepala bayi dicukur hingga habis dan kukunya dipotong. Untuk potong rambut, saat ini kebanyakan sih melakukannya secara simbolik saja. Proses menggundulinya dilakukan terpisah.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau tali pusar bayi sudah lepas, ada acara bernama Puputan. Tapi sekarang kebanyakan Puputan dilaksanakan bersama dengan Sepasaran atau Selapanan
Bayi yang tali pusarnya sudah lepas akan menjalani acara Puputan. Biasanya acara ini dilakukan dengan penyediaan sesaji. Tapi demi kepraktisan, acara puputan kebanyakan digabungkan dengan acara Sepasaran atau Selapanan, menyesuaikan waktu tali pusarnya lepas.
Saat ini sih nggak banyak yang masih melakukan semua tradisi tersebut secara lengkap. Kebanyakan hanya melakukan tradisi mengubur ari-ari, Aqiqah, serta Selapanan. Yang jelas semuanya punya filosofi unik yang intinya adalah mendoakan agar bayi tumbuh sehat dan baik.