Masa-masa trimester akhir kehamilan acapkali membuat para calon ibu berdebar-debar sekaligus antusias. Pikiran-pikiran akan bagaimana nanti proses bayi dilahirkan hingga bagaimana keadaan setelahnya pun kadang menganggu tidur nyenyak setiap malam. Bisa jadi, salah satu yang mungkin ditakuti adalah bagaimana jika bayi lahir sebelum waktu yang ditentukan atau biasa disebut prematur. Terutama bagi mereka yang menjalani kehamilan penuh tantangan dan bolak balik jatuh sakit.
Dilansir dari laman Hello Sehat, bayi bisa dikatakan lahir prematur jika lahir sebelum berusia 37 minggu di dalam rahim. Selain lamanya bayi dalam rahim, bayi juga bisa digolongkan sebagai bayi prematur jika memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram. Risiko dari bayi prematur ini biasanya dikaitkan dengan penyakit jantung saat kelak bayi tumbuh dewasa. Untuk mengurangi risiko ini, kenali dulu yuk faktor yang dapat menyebabkan kelahiran prematur pada bayi ini!
ADVERTISEMENTS
1. Usia sang ibu saat hamil dapat menjadi alasan bayi lahir sebelum waktunya. Sebaiknya jangan terlalu muda atau justru sudah lebih dari kepala tiga
Beberapa penelitian telah menguji usia-usia yang lebih rentan memiliki peluang untuk melahirkan bayi prematur. Usia tersebut biasanya di bawah 16 tahun atau lebih dari 35 tahun. Nah, idealnya seseorang hamil pada usia 20 tahun ke atas. Tapi bukan berarti tidak ada risiko sama sekali untuk melahirkan bayi prematur ya. Masih ada faktor lainnya juga.
2. Hati-hati jika terjadi infeksi bakteri karena hal ini merupakan salah satu faktor bayi lahir prematur
Sebagian besar kelahiran bayi prematur disebabkan oleh bakteri yang berada di rahim atau saluran kemih. Infeksi lain yang menyebabkan demam bahkan juga berpotensi menyebabkan bayi lahir prematur.
Bahkan menurut penelitian, infeksi rahim menyumbang 40% menyebab bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir dalam keadaan mati.
Tapi, keadaan ini bukan hanya disebabkan karena adanya bakteri saja, melainkan dipengaruhi jenis spesies bekteri tersebut dan jumlahnya juga.
ADVERTISEMENTS
3. Jika ibu memiliki penyakit kronis tertentu, kemungkinan bayi lahir prematur juga mungkin terjadi
Jika kamu menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, anemia, asma, gangguan ginjal hingga darah tinggi, kamu mungkin perlu berhati-hati karena penyakit ini meningkatkan risiko kamu melahirkan dengan prematur. Selain itu menurut Alo Dokter masalah pada plasenta seperti plasenta previa juga dapat membuat bayi lahir prematur.
FYI, plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta tertanam terlalu dekat dengan serviks atau mulut rahim.
Hal ini menyebabkan ibu rentan pendarahan dan di beberapa kasus memerlukan operasi caesar. Duh, jangan sampai deh kejadian.
ADVERTISEMENTS
4. Hamil bayi kembar juga meningkatkan risiko bayi akan lahir kurang dari 37 minggu
Bayi kembar memiliki 50% kemungkinan kelahiran prematur. Kelahiran ini juga memungkinkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Rata-rata usia kelahirannya berada di kisaran minggu ke 34 hingga minggu ke 36. Jika kamu sedang hamil bayi kembar, semoga termasuk 50% yang sehat ya~
ADVERTISEMENTS
5. Gaya hidup yang kamu miliki memiliki andil besar dalam kesehatan janin dalam rahim, salah satunya memengaruhi usia kelahiran bayi
Merokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin.
Kata-kata tersebut sering ditemui di bungkus rokok. Bukan hanya kata-kata belaka, tapi bahayanya memang nyata. Pun meminum alkohol saat hamil sangat tidak dianjurkan karena apa yang kamu konsumsi selama masa kehamilan juga dikonsumsi oleh janin dalam kandungan. Dua hal ini menjadi pemicu bayimu lahir lebih cepat dari seharusnya.
ADVERTISEMENTS
6. Stres fisik dapat memengaruhi keadaan bayi, bisa jadi bayimu lahir prematur jika kamu kelelahan
Kelelahan saat bekerja dapat menyebabkan peningkatan risiko kelahiran bayi prematur lo. Jika kamu sering lembur saat bekerja, sebaiknya jika memungkinkan dikurangi porsinya apalagi jika bekerja dengan posisi berdiri yang lama atau bekerja shift yang menyebabkan kamu harus lama terjaga.
Jika memiliki gejala-gejala yang berpotensi untuk melahirkan secara prematur seperti daftar di atas, hubungi dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.