Sejumlah pemberitaan memilukan tentang anak yang cedera bahkan tewas di tangan pengasuh sendiri cukup membuat banyak ibu ngilu, terutama para ibu bekerja yang terpaksa harus menitipkan anaknya pada suster atau mbak di rumah. Banyak kisah bayi atau balita kecil mengalami cedera yang cukup parah akibat kelalaian sang pengasuh. Ya meski nggak semua kisah anak dititipkan itu bikin miris atau ngilu ya, ada juga kok yang langgeng dan baik-baik saja.
Hidup di era milenial kini memang semakin menantang bagi para ibu, terlebih dengan semakin tingginya tuntutan hidup dan sosial agar ibu juga memiliki pekerjaan. Banyaknya tanggungjawab yang harus diemban membuat galau banyak ibu, untuk tetap bertahan tanpa nanny dan ART atau mencari bala bantuan tambahan. Apapun pilihannya, semua tergantung kondisi masing-masing. Sekelumit curhatan banyak ibu di berbagai media sosial ini telah Hipwee rangkum menjadi 10 suka duka para ibu, entah bekerja atau yang tinggal di rumah saja, untuk tetap survive tanpa ART atau nanny. Adakah yang saat ini sedang kamu rasakan juga?
ADVERTISEMENTS
1. Kata siapa jadi ibu rumah tangga yang nggak kerja kantoran nggak butuh tenaga bantuan? Kadang mengurus anak tanpa jeda justru rentan membuat stres lho
Sedihnya, masih banyak yang beranggapan bahwa ibu itu ‘pekerjaan’ yang bisa dipilih, purna waktu atau paruh waktu. Seringkali para ibu pekerja kantoran dianggap sebagai ibu paruh waktu sedangkan ibu rumah tangga tulen adalah ibu penuh waktu. Faktanya, sejak anak lahir sampai kapanpun, peran ibu nggak akan bisa lepas dari mengasuh anaknya, lepas dari si ibu kerja kantoran atau sepenuhnya mendedikasikan diri di rumah.
ADVERTISEMENTS
2. Menjadi ibu itu bukan sekadar mengurus anak dan bermain dengannya. Apa kabar dengan pekerjaan rumah tangga dan segala macam urusan terkait diri sendiri dan suami?
Banyak yang bilang, urusan rumah tangga itu akan gampang kalau dibawa santai. Faktanya, kalau dikerjakan tanpa jeda, urusan domestik ini nggak akan pernah ada kata selesai. Para ibu yang bersikukuh nggak menyewa ART dan pengasuh lama-lama akan lelah sendiri, ujung-ujungnya stres.
ADVERTISEMENTS
3. Seolah terbagi jadi 2 kubu, banyak ibu yang kini jadi enggan ragu menitipkan anak pada pengasuh dan lebih memercayakan anak pada ibu. Nah, tapi apa kabar nih sama keluarga perantauan?
Beruntungnya, kalau kamu masih tinggal dekat dengan orangtua atau saudara yang rela dititipkan anak saat kamu harus terpaksa berangkat kerja. Nah, lantas bagaimana nih nasib para pasangan orangtua yang merantau? Sakit-sakitnya mungkin tetap akan mengandalkan jasa pengasuh di daycare.
ADVERTISEMENTS
4. Jauh di lubuk hati terdalam, para ibu inginnya sih anak ikut sang ibu saja. Apa daya, bagi yang pekerja kadang butuh back up juga. Yang di rumah pun, masa nggak ada jeda buat istirahat?
Dan kata-kata macam “Makanya, nggak usah repot kerja segala. Jadi ibu rumah tangga aja!’ adalah salah satu kata paling tak berfaedah abad ini. Ya kalau bisa semua begitu, enak dong ya! But no, nggak semua bisa dapat kesempatan begitu. Bahkan bisa jadi, bekerja adalah salah satu cara agar tetap waras. Nggak semua orang ‘kan betah tak punya kegiatan selain di rumah?
ADVERTISEMENTS
5. Banyak hal yang jadi pertimbangan, saat memilih menyewa jasa ART atau nanny atau bertahan berjuang berdua suami saja. Karena orangtua nggak selalu bisa dijadikan tumpuan
ADVERTISEMENTS
6. Mau sih bersikap masa bodoh sama rumah yang bentuknya sudah kayak kapal pecah. Tapi kalau dibiarkan, kok lama-lama pusing juga? Di situ rasanya muncul deh, benih-benih ingin punya bantuan nanny atau ART
7. Bahagianya saat anak sepenuhnya di bawah asuhan ibu, anak jadi lebih dekat, ikatan pun lebih lekat. Tapi siap nggak babak belur demi jadi mommy goals tanpa bantuan nanny atau minimal ART kalau memang sibuknya lagi kebangetan?
8. Para ibu, suka nggak suka butuh bantuan demi bisa bertahan. Syukur-syukur ibu atau mertua rela turun tangan. Kalau nggak ada, jangan sungkap mencari bantuan
Nggak perlu memaksa, menjalani semua sendirian. Ibu juga manusia. Kalau sampai lelah dan sakit, siapa yang akan merawat keluargamu? Ibu juga harus sehat dan kuat…dan waras. Gunanya? Supaya rumah tangga tetap bisa berjalan seperti biasa.
9. Jadi silakan kamu simpulkan, lebih banyak suka atau dukanya saat mengasuh anak tanpa bantuan. Be real, Mom. Life is hard and even harder when you struggle alone!
Hipwee nggak mendukung atau menyerang para ibu yang terpaksa meminta bala bantuan ART dan nanny. It’s personal choice. Semua keputusan ada di tangan yang menjalaninya, asal paham betul konsekuensinya.
10. Saat kamu memilih menggunakan jasa ART atau nanny, nggak perlu merasa berdosa karena itu manusiawi. Tapi pastikan, tangan kanan kamu layak dipercaya
Banyak hal yang jadi pertimbangan, saat kamu pada akhirnya memilih menggunakan ART atau nanny. Tapi pastikan, komunikasi yang terbangun itu baik sejak awal dan kejujuran dijadikan kriteria utama. Ingat juga, ART atau nanny adalah manusia. Memperlakukan mereka lebih rendah akan justru merugikan kamu pada akhirnya.
Urusan domestik rumah tangga memang seolah terkesan sepele, tapi bagi yang belum menikah percayalah itu tak mudah, terlebih kalau sudah memiliki momongan. Urusan memakai atau nggak pakai jasa ART atau nanny, bahkan sampai menjadi ibu pekerja atau di rumah saja sepenuhnya adalah pilihan ibu. Jikalau pada akhirnya terpaksa menyewa jasa ART atau suster, para ibu nggak perlu merasa berdosa. Seandainya memilih bertahan tanpa bantuan luar, usahakan saja menjalani dengan ikhlas jangan sampai jadi beban dan tetap jangan sungkan jika butuh bantuan keluarga. Ingat, salah satu kunci keluarga bahagia adalah orangtua yang bahagia. Semangaaaat!