Dalam tradisi Sunda, sebuah acara perayaan seperti pernikahan, khitanan, atau syukuran biasanya diharuskan menyediakan bakakak hayam. Bakakak hayam atau ayam bakakak adalah ayam yang diolah dengan cara dipanggang atau dibakar dan digunakan di berbagai upacara adat Sunda.
Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, ayam yang digunakan untuk upacara adat tersebut harus berjenis ayam jantan. Karena ayam jantan dipercaya sebagai hewan penolak bala dan bencana serta bisa mengusir roh-roh jahat yang bisa mengganggu manusia.
ADVERTISEMENTS
Wajib ada di acara besar seperti pernikahan, potongan bakakak hayam katanya melambangkan rezeki
Khusus di acara pernikahan, bakakak hayam diperuntukkan bagi kedua mempelai dan bukan untuk tamu undangan. Bakakak hayam boleh dikonsumsi oleh kedua mempelai setelah prosesi ijab qabul selesai dilaksanakan. Cara memakan bakakak hayam ini tidak pakai nasi.
Sebelum makan bakakak hayam, kedua pengantin diharuskan untuk menarik kedua sisi ayam tersebut atau istilahnya berebut yang nantinya masing-masing dari pengantin akan mendapatkan potongan ayam. Siapa yang mendapat potongan paling besar, konon katanya rezekinya akan lancar dan besar.
ADVERTISEMENTS
Bukan hanya pernikahan saja, bakakak hayam wajib ada di berbagai acara besar Sunda
Lain halnya dengan acara pernikahan. Bakakak hayam dalam acara khitan atau sunatan berfungsi agar si anak cepat sembuh pasca khitan dan pertumbuhannya menjadi lebih sehat. Selain itu, dalam acara sunatan ini bakakak hayam biasanya dimakan bersama nasi kuning.
Bakakak hayam sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat khususnya masyarakat Sunda. Di mana jika bakakak hayam ditiadakan dalam suatu acara, maka acara tersebut dinilai kurang sah. Bakakak hayam memiliki sebuah fungsi sosial yakni makanan yang melambangkan suatu kebersamaan karena dimakan beramai-ramai.
Sebuah kepercayaan dari masyarakat tertentu pasti ada maknanya masing-masing. Selama maknanya itu masih dalam jalur kebaikan, maka kita sebagai manusia harus menghormati tradisi yang ada.