Banyak yang bilang saat menjelang hari pernikahan justru banyak pasangan yang mendadak malah jadi nggak yakin dengan calonnya. Ya wajar saja karena di saat-saat persiapan, banyak sekali hal yang mengubah sosoknya menjadi seseorang yang menyebalkan. Cek-cok kecil mungkin sering terjadi tanpa disadari karena lelahnya bertemu dengan vendor, diskusi, memilih beberapa saja di antara banyaknya pilihan, dan yang paling sulit serta menguji adalah menyatukan dua selera ke dalam satu pilihan, tepatnya dua selera keluarga~
Namun ternyata ada beberapa tipe-tipe orang yang berbeda saat mereka mempersiapkan pernikahan lo. Mulai dari yang sangat detail hingga mengentengkan segalanya alias selow abis~ Nah, biar lebih paham satu sama lain, simak nih beberapa tipenya!
ADVERTISEMENTS
1. Mulai dari mencatat rapi seluruh printilan hingga mencatat juga yang ditawarkan, semua dilakukan oleh “Si perfeksionis”
Sesuai dengan namanya, ia ingin momen sekali seumur hidup ini dibuat sesempurna mungkin. Makanya ia akan memperhatikan segalanya sampai ke detail-detailnya sekalipun. Mulai dari survey vendor, hal-hal yang ditawarkan, jadwal pertemuan, semua akan dicatat rapi. Pun saat sudah mulai fitting baju semua jahitan harus rapi dan model harus sesuai. Begitu juga saat food testing, kebanyakan garam seujung kuku bisa berujung ganti menu!
ADVERTISEMENTS
2. Minta harga teman walaupun bukan ke teman, tipe “nawar terus” ini nggak mau rugi walau hanya beda beberapa ribu rupiah
Namanya pernikahan biasanya biaya yang dibutuhkan cukup banyak, apalagi kalau resepsinya mengundang banyak orang. Wajar saja jika sebisa mungkin ingin menekan bujet, namun tipe yang satu ini kadang menekan bujet sampai keterlaluan padahal biasanya juga sudah ada biaya paketan. Sudah dapat yang murah eh masih ditawar terus pura-pura pergi biar dipanggil lagi. Duh, sudah kayak di pasar.
ADVERTISEMENTS
3. Pertengkaran kerap terjadi diawali dengan kata-kata “ya sudah aku ikut aja.” Sini bingung menentukan pilihan kok calonnya malah menggampangkan. Gemas!
Seperti kita tahu ada banyak sekali keputusan yang mesti dibuat saat ada begitu banyak pilihan, makanya wajar saja jika kebingungan datang menghampiri. Pada saat-saat itu diskusi dengan pasangan harusnya bisa jadi jalan keluar eh tapi balasannya kok malah ‘ikut saja’. Bukannya solutif malah jadi bikin kesal.
ADVERTISEMENTS
4. Minggu ini sudah fix dengan vendor yang ini, minggu depannya kok tiba-tiba mau ganti. “Si plin-plan” ternyata juga tak kalah menyebalkan
Mendengarkan orang-orang terutama yang sudah menikah mungkin akan memberikan masukan yang bagus, tapi kalau semua didengarkan hasilnya ya begini. Sudah fix dengan satu vendor, dikasih tahu ada vendor yang lebih bagus langsung pindah haluan.
ADVERTISEMENTS
5. Walaupun calon pengantin yang memiliki acara tapi hal ini tak bisa dipisahkan dari keluarga, akhirnya ada juga tipe “mama aku maunya begini”
Sejak pacaran mungkin semua konsep pernikahan sudah ditulis dengan rapi sesuai dengan keinginan berdua. Mendekati pernikahan sungguhan eh ternyata orang tua malah ikut campur tangan dengan persiapan kalian. Karena dia anak yang nurut akhirnya ia pun sering mengusulkan apa kata orang tuanya.
ADVERTISEMENTS
6. Mungkin kamu pernah berada di suatu masa di mana mengerjakan semuanya sendiri sebagai konsekuensi menikahi “Si sibuk”
Diajak menemui vendor, sulit, bahkan fitting baju pun kamu lakukan sendiri. Sehingga seringkali mungkin muncul pertanyaan kenapa sama-sama bekerja tapi dia jarang ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan ini. Lalu akhirnya kamu berdamai dengan kalimat penenang bahwa ia sibuk karena setelah menikah masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
7. Yang terakhir adalah yang suka memamerkan kegiatan persiapan nikah kalian melalui media sosial alias “Si apa-apa di-update“
Mulai dari tunangan, setelahnya story calon manten yang satu ini dipenuhi dengan persiapan pernikahan. Mulai dari di mobil hingga sampai make-up testing, semua dipamerkan. Belum lagi foto-foto pre-wedding yang dikirim dalam bentuk multiple post beberapa kali.
Menyiapkan pernikahan seolah menjadi sebuah ujian akhir menuju pelaminan. Salah-salah jika tak bisa merawat komunikasi dan emosi dengan baik kalian malah selalu menemui pertengkaran yang akhirnya memupuk ketidakyakinan. Makanya sering-sering kompromi dan ambil waktu untuk santai sesekali juga nggak apa-apa lo.