Setelah melihat berbagai curhatan yang tersebar di internet tentang adanya perselingkuhan, tentang orang yang baik-baik ternyata malah ditinggalkan, hingga baru menikah 12 hari ternyata berujung perceraian, mungkin kamu kini jadi mengalami ketakutan dengan komitmen. Pasalnya, beda dengan pacaran biasa, saat menikah artinya kamu sudah melibatkan keluarga besar.
Belum lagi kalian mungkin sudah menggelar pesta dengan uang yang tak sedikit dan sudah lama dikumpulkan. Yang paling sakit, saat sudah berekspektasi akan bahagia namun ternyata realita justru berkata sebaliknya. Duh, rasa sakitnya bakal nyesek banget! Akhirnya mungkin kamu akan menghindari hal tersebut dengan menghapuskan kata ‘komitmen’ dari kamus hidupmu. Namun, berdasarkan pengakuan beberapa orang ini, pernikahan ternyata nggak semenyeramkan itu lo. Simak yuk penjelasan mereka!
ADVERTISEMENTS
1. Ternyata bibit, bebet, bobot, menjadi salah satu hal yang perlu kamu pertimbangkan saat memilih seseorang menjadi pasangan
“Menikah itu memang dianggap sebagian orang menakutkan, salah satunya aku. Tapi image itu hilang ketika sudah resmi sah bahkan nggak ada bikin takut sama sekali. Soal perceraian dan lainnya mengenai hiruk pikuk rumah tangga itu kan cuma masalah komunikasi, kecuali cerai karena selingkuh yang sebenarnya itu bisa kita lihat waktu masih pacaran.
Nasihat untuk yang takut mau nikah coba deh ngikutin saran dari bapakku “Kalau cari istri/suami coba lihat perilaku dan watak orang tuanya, nggak cuma kenal sama anaknya saja tapi orang tuanya juga.” Kalau dariku jangan takut, mulai aja dulu. Pasti bahagia, cek cok mah wajar hehe.”– Panggah, Videographer
ADVERTISEMENTS
2. Mungkin kamu perlu banyak-banyak mencari informasi mengenai hal ini, jangan yang negatif melulu
“Menurutku nggak menakutkan sih. Banyak hal indah setelah menikah yang mungkin belum diketahui orang yang takut berkomitmen atau mungkin mereka hanya fokus pada hal-hal yang nggak enak saja.
Coba deh cari tahu info lebih lengkap mengenai kehidupan setelah pernikahan. Persiapkan hal-hal dasar yang mungkin diperlukan. Cari pasangan yang sevisi misi dan mau diajak menikah.”
– Udhi, pokoknya kaya
ADVERTISEMENTS
3. Salah satu yang menjadi momok menakutkan mungkin adalah finansial, tapi tetap ada kok jalan keluarnya
“Memang menakutkan, terutama soal finansial. Buat orang awam atau yang udah berpengalaman, urusan finansial itu rumit banget. Ketakutan bakal kekurangan atau terlilit utang pasca resepsi yang paling nyeremin. Atau, nanti pas udah nikah, bakal ada rules dari pasangan kalau kita nggak dibolehin bantu orang tua atau adik lagi. Tapi balik lagi ke komitmen keduanya, benar-benar harus bisa ngatur cash flow bahkan sebelum nikah.
Harus ada punggawa soal keuangan juga. Punggawa di sini tugasnya mengatur tanpa membatasi. Jadi misal si istri yang bawa duit, ya kudu bisa membagi buat A, B, C dan perlu ada notes tiap ada pengeluaran besar. Gitu sih.”
– Silvia, Sobat Diskon tapi tetap bijak
ADVERTISEMENTS
4. Intinya sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah, kamu perlu kenal pasanganmu dengan sebaik-baiknya
“Menikah itu seru selama kita beneran tahu sifat dan karakter partner-nya. Kalau menurutmu sifat pasangan sudah cocok (kalian bisa saling bantu, melengkapi, dan sebagainya) ya menikah nggak bakal serem. Penting buat menyamain dulu perspektif dan ekspektasi dalam menikah sebelum memutuskan buat menikah ~”
– Ojik, Suami yang sayang istri
ADVERTISEMENTS
5. Ketakutan mungkin wajar untuk dirasakan, namun jangan lama-lama dipelihara. Katanya sih komitmen ini ibarat berenang~
“Betul, menikah itu menakutkan. Kalau nggak siap mental dan finansial, sudah pasti bubar. Bisa lanjut tapi kemungkinan besar nggak akan bahagia. Di situlah gunanya komitmen. Bagaimanapun kondisi pasangan, selama masing-masing mau berkomitmen pasti bisa mencapai kebahagiaan.
Masalahnya banyak orang yang takut berkomitmen. Padahal komitmen itu diawali dengan keberanian (dan kesiapan tentu). Sama kayak orang pengen bisa renang, ya harus berani nyemplung di air. Boleh takut, tapi jangan dipelihara. Kalau nggak dimantapin niatnya dan ogah usaha, mau sampai umur berapa juga nggak bakal bersatu sama jodohnya di pelaminan.”
– Meily, Manten agak baru
ADVERTISEMENTS
6. Kamu juga perlu tahu apa alasan kamu menikah, ekspektasi boleh tapi kalau bisa jangan muluk-muluk
“Menakutkan, tapi bisa dijalani. Asal bisa mengelola ekspektasi, mau belajar. Terus sejak awal mesti tahu alasan utama kamu menikah. Alasan masing-masing mungkin beda. Kalo dulu karena aku merasa sudah cukup hidup sendiri atau hidup nebeng orang tua, terus ingin punya tanggung jawab lebih. Kaya udah waktunya jalan ke tahap selanjutnya gitu. Istriku juga mungkin punya alasan yang beda, kenapa dia mau menikah.”
– Andre, Bapak-bapak
7. Kamu juga bisa mengenali pasangan kamu dari teman-temannya, bagaimana caranya berkomunikasi hingga pergaulannya
“Berdasarkan pengalaman pribadi menikah nggak semenakutkan itu kok. Malah bisa dibilang sama kayak pacaran cuma bedanya bisa bobo bareng uwuw. Kalau kamu takut, omongin dulu aja semua sama pasangan. Kalo bisa libatkan keluarga kedua belah pihak. Kenali keluarga dan lingkungan pertemanan si doi sampe ke akar-akarnya haha. Soalnya menurutku itu yang paling mungkin memengaruhi komitmen si cowok di masa depan”
– Darin, penyuka kopi
Kalau dari jawaban-jawaban tersebut sih terlihat nggak menyeramkan ya, justru malah seru. Tapi masalahnya, pas sudah mantap mau maju ke pelaminan eh baru ingat jodohnya belum ketemu. Nggak apa-apa, sabar nanti juga akan ada waktunya kok~