Pada prosesi adat pernikahan di berbagai daerah Indonesia memiliki beberapa ritual yang dilewati calon mempelai. Salah satunya adalah ritual suap-suapan. Meskipun sama-sama melakukan ritual suap-suapan, tetapi terdapat perbedaan penyebutan di setiap adat pernikahan di beberapa daerah. Namun, makna sakral di balik ritual suap-suapan tersebut memiliki kesamaan, yaitu mengharapkan kedua mempelai saling mengasihi, bekerja sama, dan saling menjaga.
Nah, buat kamu yang penasaran sama ritual suap-suapan pada prosesi pernikahan adat di berbagai daerah. Berikut ini Hipwee Wedding memberikan informasi seputar ritual suap-suapan pada pernikahan adat Jawa, Sunda, Cirebon, dan Palembang. Simak yuk!
ADVERTISEMENTS
1. Ritual suap-suapan adat Jawa yang disebut Dhahar Klimah. Makan bareng sambil saling tatap, bikin melting~
Pada ritual dhahar klimah, kedua mempelai saling menyuapkan nasi dan lauk pauknya berupa nasi punar atau kuning, telur, perkedel, ayam, tempe, dan juga hati ayam. Prosesi ini dilakukan ketika kedua mempelai sudah duduk di pelaminan. Makna dari menyuapi hati ayam adalah sebagai tanda kedua mempelai telah menetapkan hati terhadap satu sama lain. Harapan di balik ritual suap-suapan ini adalah agar kedua mempelai dapat saling bekerja sama dan menjaga dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
ADVERTISEMENTS
2. Tak kalah romantis, ritual suap-suapan adat Sunda bernama Huap Lingkung juga menyentuh hati
Prosesi ritual suap-suapan pada pernikahan adat Sunda yang disebut Huap Lingkung dilakukan dengan melibatkan orang tua kedua mempelai. Nasi dan lauk pauk yang sudah dibentuk bulatan diletakkan di dua piring dengan jumlah yang berbeda. Piring berisi 8 bulatan nasi digunakan oleh orang tua masing-masing untuk meyuapi kedua mempelai. Sementara itu, piring yang berisi 7 bulatan nasi digunakan kedua mempelai untuk saling menyuapi.
Terdapat 1 bulatan nasi sisanya harus diperebutkan oleh kedua mempelai, siapapun yang mendapatkannya wajib membagi dua bulatan nasi tersebut untuk dimakan bersama dengan pasangannya. Makna dari ritual ini adalah rezeki yang didapatkan kedua mempelai akan dibagi rata menjadi dua.
ADVERTISEMENTS
3. Ritual suap-suapan daerah Cirebon bernama Adep-adep sekul, saling menyuapi nasi ketan kuning
Meskipun Cirebon terletak di daerah Jawa Barat, rupanya daerah ini memiliki ritual suap-suapan yang berbeda dengan adat Sunda. Sebutan ritual suap-suapan khas Cirebon ini adalah Adep-adep sekul. Sama seperti adat Sunda, nasi ketan kuning yang digunakan pada prosesi adep-adep sekul ini juga dibentuk bulatan yang berjumlah 13.
Prosesi adep-adep sekul ini dimulai dengan orang tua mempelai wanita menyuapkan 4 butir nasi kepada kedua mempelai, disusul orang tua mempelai pria dengan jumlah yang sama. 4 butir lainnya digunakan kedua mempelai untuk saling menyuapi, dan 1 sisanya diperebutkan oleh kedua mempelai. Siapa yang mendapatkannya harus membaginya dengan pasangan. Makna dari tradisi ini adalah harapan kerukunan pada rumah tangga kedua mempelai.
ADVERTISEMENTS
4. Ritual suap-suapan adat Palembang, prosesi haru orang tua yang menyuapi Nasi Kunyit
Tak hanya di pulau Jawa saja yang mempunyai tradisi pernikahan suap-suapan, di pulau daerah Palembang, Sumatera Selatan memiliki ritual suap-suapan pada adat pernikahannya. Saat melakukan prosesi suap-suapan ini, mempelai wanita duduk menghadap mempelai pria.
Ibu dari masing-masing mempelai wanita dan pria akan menyuapi kedua mempelai dengan nasi kunyit yang dilengkapi dengan lauk ayam panggang. Jumlah nasi yang disuapkan kepada kedua mempelai pun harus berjumlah ganjil, seperti 3,5,7 atau 9.
Meskipun penyebutan ritual suap-suapan pada berbagai daerah di atas berbeda, tetapi makna dan harapan di balik ritual tersebut ternyata mirip. Semuanya mengharapkan kebaikan, kerja sama, dan kerukunan pada rumah tangga mempelai. Wah, menarik banget ya ternyata makna yang tersirat di dalamnya~