Hamil, melahirkan dan menyusui memang menjadi fitrahnya seorang wanita. Tapi, semua itu bisa terjadi karena hasil perbuatan dengan suami, ‘kan? Maka dari itu, sebagai seorang laki-laki, tanggungjawab penuh memang sudah seharusnya kamu tunjukkan. Bukan melulu soal materi, tapi juga menjadi ayah siaga yang selalu melindungi, menjaga, menyayangi dan men-support penuh saat kelak istrimu menjalani fase-fase itu.
Kalau kamu mengira bahwa begitu melahirkan, seorang ibu baru tak lagi butuh support suami seperti pada saat hamil dan proses persalinan berlangsung, anggapan itu ternyata salah! Ya, masih ada proses menyusui yang juga sama besar porsinya untuk mendapatkan dukungan penuh dari suami. Mengapa begitu?
1. ASI bukan semata urusan ibu karena 50% keberhasilan ASI disumbangkan oleh dukungan suami
Bisa dibilang, seorang suami adalah sponsor utama dalam proses pemberian ASI ke anak. Dukungan suami untuk proses ini sangatlah penting. Kalau kamu mengira menyusui itu mudah karena hanya menyodorkan payudara kepada bayi, nyatanya banyak tantangan yang harus dilalui sebagai ibu menyusui. Penyesuaian antara bayi yang baru lahir untuk belajar menyusui, belum lagi beberapa kasus yang menyebabkan luka pada puting, atau ASI yang tidak langsung keluar begitu melahirkan dan bujukan dari sana sini untuk pemberian susu formula. Di sinilah peran suami untuk terus menguatkan dan membantu sang istri saat proses menyusui sangat dibutuhkan.
2. Begadang nonton bola atau lembur kerjaan saja bisa, mestinya begadang merawat bayi juga bisa dong?
Menyusui adalah sebuah pekerjaan yang tak kenal waktu. Mau itu malam, dini hari, siang bolong atau sore sekalipun, bayi tak peduli. Jika dia lapar, dia akan menangis dan meminta jatah susunya. Hal inilah yang membuat ibu baru biasanya sedikit kaget dengan aktifitas begadang ketika punya bayi. Belum lagi urusan rumah dan segala hal yang berkaitan dengan itu yang juga tetap harus dikerjakan. Sebagai suami kelak, bantulah istrimu. Dukungan ini sangat berarti bahkan saat hanya sekadar menyendawakan sesaat setelah minum ASI, menggantikan popok, atau juga menidurkan dengan menggendongnya. Jadi, jangan cuma tidur saja sedang istrimu lelah-lelah begadang sendirian.
3. Produksi ASI akan meningkat saat kondisi ibu lagi happy. Jadi, buatlah istrimu senang terus!
Saat si ibu senang, hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat penting untuk produksi ASI akan bekerja lebih baik. Berikan kejutan kecil dengan membawakan makanan kesukaan sepulang kerja, mengirimkan pesan singkat dengan kata-kata mesra di siang hari, atau memandikan anak tanpa diminta. Hal ini tentunya akan membuat perasaan istri menjadi lebih bahagia dan akan berpengaruh ke produksi ASInya.
4. Kamu akan peduli karena tahu ilmunya. Jadi, sebagai calon ayah, kamu juga wajib banyak tahu tentang ASI
Sebagai calon ayah siaga, jangan cuma istri aja yang nanti sibuk belajar dan browsing sana-sini untuk cari tahu tentang ASI. Kamu akan lebih peduli kalau tahu ilmunya. Jadi, belajar dan cari tahu lebih banyak tentang ASI juga wajib hukumnya. Hal ini nantinya akan mempermudah proses menyusui baik dari pihak istri sebagai ibu dan kamu sebagai ayah. Bukannya kalau sudah sepaham akan lebih enak menjalaninya?
Karena memiliki anak adalah proses yang dijalani berdua, maka bantu dan dukunglah pemberian ASI yang sedang dijalani. ASI merupakan gizi terbaik yang diberikan secara gratis oleh Tuhan. Maka, sayang rasanya jika disia-siakan. Proses menyusui juga menjadi satu cara bonding antara ibu dan anak. Kesuksesan menyusui juga bergantung pada support yang diberikan oleh ayah. Jadi, sudah siapkah kamu menjadi ayah ASI?