Menikah itu bukan hanya perkara dua orang berlawanan jenis yang saling jatuh cinta, kemudian memutuskan untuk hidup bersama. Percayalah, pernikahan itu tak sesederhana itu. Butuh persiapan yang benar-benar matang untuk menuju pernikahan yang membahagiakan. Baik itu persiapan mental, persiapan kerjasama, dan persiapan materi. Bahagia nggak cuma makan cinta, bukan?
Kali ini, Hipwee wedding akan bahas soal persiapan materi yang bisa kamu lakukan sebelum mengucap janji nikah bersama pasangan. Semoga kalian pada dasarnya ingat, bahwa beli rumah, kendaraan, tabungan pendidikan anak, bahkan kompor gas dan kulkas saja belinya nggak bisa pakai daun. Ngebongkar uang maskawin yang sudah dihias jadi bentuk yang lucu itu pun takkan pernah cukup untuk DP rumah kan? Oleh karena itu, simak terlebih dulu tips dari Hipwee ini.
ADVERTISEMENTS
Pertama-tama, catat semua kebutuhan biaya rumah tangga di awal pernikahan. Antara lain biaya tempat tinggal dan biaya mengisi rumah.
Biaya tempat tinggal dapat disebut juga sebagai biaya tempat kamu dan pasangan menetap. Bisa jadi rumah, kontrakan, kost pasutri, rumah mertua, dan sebagainya. Kamu dan pasangan harus mempertimbangan hal ini sebaik mungkin. Selain biaya tempat tinggal, biaya untuk ‘mengisi’ tempat tinggal juga nggak kalah penting. Biar bagaimanapun, sebagai pasangan baru, kalian butuh kompor untuk memasak, butuh kulkas untuk menyimpan martabak, dan butuh kipas berparfum untuk membuat udara jadi wangi semerbak.
ADVERTISEMENTS
Yang kedua, pikirkan juga biaya untuk anak, jika kalian berencana punya anak sesegera mungkin.
Biaya kehamilan, melahirkan dan biaya bayi yang baru lahir itu nggak sepele lho. Mulai dari kehamilan, seorang ibu membutuhkan pasokan vitamin dan periksa kehamilan secara rutin. Termasuk juga biaya USG yang tidak murah. Kemudian biaya melahirkan juga perlu dipikirkan. Memang melahirkan secara normal akan jauh lebih murah daripada bedah cesar. Namun siapa tau kan, si Ibu mengalami hal-hal yang mengharuskan persalinan cesar.
Ketika menjadi pengantin baru, biaya bayi atau anak memang belum langsung ada. Tapi tunggu saja, paling cepat 1 sampai 2 tahun, si istri bisa jadi akan hamil. Akan lebih baik jika perencanaan keuangan sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
ADVERTISEMENTS
Pada prinsipnya, jika suami dan istri sama-sama memiliki penghasilan yang cukup untuk dirinya masing-masing, maka untuk sekedar rumah tangga berdua, cukup.
Dewasa ini, sudah menjadi hal wajar ketika seseorang menginjak usia dewasa (lulus kuliah), baik perempuan maupun lelaki akan mulai berkarir. Pada prinsipnya, jika masing-masing dari kalian sudah cukup mampu menghidupi dirinya sendiri sebelum menikah, maka untuk bergabung dalam sebuah pernikahan, harusnya juga bukan masalah. Malahan banyak biaya-biaya yang bisa dihemat, contohnya makanan. Kalau sudah menikah, biasanya cewek akan inisiatif untuk memasak untuk keluarga.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Menabung adalah hal yang wajib dilakukan, meskipun tiada penghasilan tetap.
Sekecil apapun penghasilan kalian, menabung adalah hal yang tidak boleh dilupakan. Kalian belum tau hal-hal apa saja yang menanti di perjalanan kalian mengarungi kehidupan rumah tangga. Bisa jadi hal-hal yang tidak terduga terjadi, seperti force majeur. Dengan memiliki simpanan yang mencukupi, kalian tidak akan bingung lagi soal finansial dalam keluarga. Bukankah punya kemapanan finansial dalam keluarga adalah impian setiap orang? Mulailah menabung sejak sekarang.
ADVERTISEMENTS
Diskusikan standar hidup dan standar kenyamanan antar pasangan. Sangat mungkin berbeda lho.
Berdiskusi soal standar kenyamanan maksudnya adalah, dalam level apa pasanganmu akan merasa nyaman? Hal ini tentu berkaitan dengan finansial. Contoh sederhananya adalah ketika kamu oke-oke saja dengan rumah di pinggir jalur kereta api, sementara pasangan adalah anti dengan suara bising. Kesimpulannya adalah beli rumah di lokasi yang jauh dari rel kereta. Contoh lain adalah ketika kamu nyaman dengan kasur seharga 1juta, sementara si dia maunya pakai kasur 20juta. Diskusikan dengan cermat agar memutuskan perkara dengan cermat.
Mempertimbangkan untuk memiliki bisnis bersama pasangan juga tidak ada ruginya.
Berbisnis dengan pasangan seakan sudah menjadi gaya hidup pasangan modern masa kini. Nah, kalian juga bisa ikutan lho. Rencanakan dengan matang pola bisnis yang kalian inginkan. Tentukan juga jobdesc masing-masing baik untuk suami maupun istri. Mulailah dengan bisnis yang tidak memberatkan kalian berdua. Sesuaikan dengan kemampuan modal dan skill kalian masing-masing. Demi masa depan kalian juga kan.
Kalau belum settle dengan usaha, usahanya bisa dilakukan oleh salah satu dari kalian saja, pun boleh.
Adakalanya sebagai pasangan suami istri, ada kekhawatiran tertentu ketika baru memulai usaha. Nah, hal ini bisa kamu akali dengan salah satu dari kalian dulu yang memulai usaha. Misalnya suami kerja kantoran, si istri buka usaha di rumah. Jualan online misalnya. Sekarang cukup banyak lho, usaha-usaha rumahan yang bisa kamu contek. Yakin nggak mau jadi salah satunya?
Terakhir, jangan lupakan sedekah. Membantu sesama itu berguna banget agar kalian selalu merasa kecukupan.
Jangan salah sangka, sedekah itu adalah hal yang penting. Selain untuk membantu orang lain, sedekah juga efektif untuk membuat kalian merasa berkecukupan. Percaya kan, miracle of giving? Nah, terapkan itu ke kehidupan rumah tangga kalian. Niscaya ngebuka rejeki kalian agar lebih dahsyat lagi.
Nah, sudah kepikiran kan, rencana dan pertimbangan kalian dalam mengelola rumah tangga? Semangat!