Menikah diharapkan jadi momen romantis dan sakral yang hanya terjadi sekali dalam hidup. Saat kamu memutuskan untuk mantap menikah, banyak hal yang harus kamu kompromikan dengan pasangan. Namun kerap kali orang lupa, menjajaki hidup baru artinya kamu pun perlu belajar ‘berkompromi’ dengan diri sendiri. Ada banyak hal-hal yang luput diperhatikan para pengantin untuk dirinya sendiri saat menghadapi euforia jelang akan menikah.
Dilansir dari laman Time, cara terbaik mengetahui apakah pasangan menikahmu adalah ‘the one’ adalah dengan menggali lebih dalam soal preferensi pribadi dan golmu dalam pernikahan. Seorang psikolog klinis dan penulis buku The Rough Patch: Marriage and the Art of Living Together mengatakan bahkan kamu harus benar-benar jujur soal perasaanmu. Tak masalah untuk terbuka soal apa yang kamu inginkan dalam hubungan.
Ellen McCarthy Rosenthal, seorang penulis buku bertajuk The Real Thing: Lessons on Love and Life from a Wedding Reporter’s Notebook pun mengungkapkan bahwa pasangan paling sukses dan bahagia punya satu kesamaan yakni sama-sama punya ekspektasi yang masuk akal. Jadi, untuk meyakinkan dirimu apakah kamu memasuki hubungan yang penuh kesadaran, kompatibel dan sehat, coba jawab deh dengan jujur pertanyaan dari para pakar ini sebelum kamu benar-benar yakin untuk menikahi pasanganmu.
ADVERTISEMENTS
1. Apakah hubungan ini sudah terasa cukup adil?
Penting untuk menjawab pertanyaan ini dengan jujur. Masalahnya, banyak orang yang mengabaikan rasa tidak adil ini di awal hubungan sehingga akhirnya merasa terlalu banyak mengalah atau berkompromi. Hal ini justru bisa merusak kebahagiaan pernikahan lo.
ADVERTISEMENTS
2. Apa ekspektasi tentang pernikahan yang ditanamkan orang tua padamu?
Setiap orang datang dari latar belakang keluarga yang berbeda. Disadari atau tidak, latar belakang ini juga yang membentuk ekspektasi terbesarmu soal pernikahan. Si A mungkin dibesarkan di keluarga yang selalu mengutamakan anak dalam keluarga, sedangkan si B mungkin justru sebaliknya, merasa bahwa dalam pernikahan pasangan adalah yang terutama dan anak-anak perlu diajarkan untuk lebih mandiri. Jadi penting lo, untuk menanyakan ini ke diri sendiri, supaya ekspektasimu nanti lebih masuk akal.
ADVERTISEMENTS
3. Apakah aku benar-benar menginginkan keturunan?
Nggak semua pasangan benar-benar menginginkan pernikahan. Coba tanya ke dirimu sendiri, apakah kamu benar-benar menginginkan anak? Berapa jumlah anak yang kamu inginkan? Kalau kamu sendiri masih ragu dan bimbang, gimana bisa berdiskusi sama pasangan. Ini hal yang sering nggak dipikirkan orang tapi bisa merusak hubungan pernikahan. Kalau jawabannya ternyata berseberangan, kamu ingin punya anak dan pasangan nggak mau? Well, pertimbangkan lagi deh untuk melanjutkan hubungan.
ADVERTISEMENTS
4. Apa golku dalam hidup dan apakah hal tersebut kompatibel dengan gol pasangan?
Jangan hanya ikut-ikut arus saja. Kamu perlu tahu apa yang kamu inginkan dan apakah itu nggak berseberangan jauh sama gol pasangan. Nggak mau kan nanti habis nikah ribut besar karena jurang perbedaan visi yang terlalu besar?
ADVERTISEMENTS
5. Apakah yang akan aku lakukan untuk mempersiapkan pernikahan atau kehidupan setelah acara pernikahan selesai digelar? Bukan soal resepsi lo ini~
Last but not least, pertanyaan ini mungkin yang paling banyak diabaikan orang-orang. Padahal menuliskan secara sadar ekspektasi dan hal-hal yang kamu sudah persiapkan untuk menjalani rumah tangga itu penting lo. Misal, berencana untuk sama-sama membaca buku soal pernikahan yang sehat atau berencana hadir di seminar pernikahan. Ungkapkan hal ini pada pasangan. Kejujuran dan keinginan untuk berusaha adalah kunci pernikahan yang sehat dan bahagia.
Jadi, apa jawabanmu untuk semua pertanyaan ini? Eits, nggak perlu kasih tahu Hipwee. Justru dirimu sendiri dan pasangan yang harus tahu, apa jawaban paling jujurmu. Ingat, jujur pada diri sendiri dan nggak takut mengutarakan pendapat adalah salah satu bentuk self-love yang bisa mendukung kebahagiaanmu dalam pernikahan nanti lo.