Pasangan yang akan menikah di tahun 2020 sepertinya harus siap-siap sering mengelus dada karena banyaknya tahapan yang harus dilakukan. Hal ini perlu digarisbawahi sejak adanya kabar bahwa akan diadakannya kelas pranikah selama 3 bulan. Masih menuai pro dan kontra, di Jawa Timur ada juga aturan yang sudah dilakukan secara berkala agar pasangan melaksanakan tes narkoba sebagai syarat pernikahan.
Belum selesai dengan dua hal di atas, baru-baru ini ternyata ada berita bahwa sepasang pengantin di Kulon Progo harus mengucapkan pancasila sebagi syarat menikah lo. Hal ini disebut sebagai ‘inovasi’ oleh kepala KUA. Selengkapnya, simak yuk ceritanya di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
Pernikahan dengan syarat menghapal pancasila ini terjadi di Kulon Progo, alasannya supaya bisa memupuk nasionalisme
Pasangan yang harus menghapal pancasila adalah Farid Ridwan (26) dan Dwi Setyaningsih (25) yang menyelenggarakan pernikahan di rumah Ngamijo (57) di daerah Pedukuhan Kedungpring, Kelurahan Giripeni, Kepanewon Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. Sebelum melaksanakan ijab, mempelai pria dan wanita akan dites terlebih dahulu untuk mengucapkan pancasila. Alasannya demi memupuk rasa nasionalisme pada pengantin. Setelah mengucapkan pancasila barulah pernikahan dilanjutkan dengan sighat taklik atau pakta kesalingan Janji Suci Perkawinan.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya hapal pancasila, pernikahan ini juga digelar layaknya upacara bendera setiap hari Senin saat sekolah
Setelah mengucapkan pancasila, maka pasangan ini akan melangsungkan ijab kabul seperti pernikahan pada umumnya. Namun, ada lagi yang unik dari pernikahan ini karena ternyata ada sebuah bendera yang berada di pelaminan untuk melaksanakan upacara. Yak, layaknya upacara bendera hari Senin, ada sambutan dan pembukaan yang dilaksanakan di pernikahan ini. Para tamu undangan juga bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tak berhenti sampai sana, ada juga sesi mengheningkan cipta dengan lagu.
ADVERTISEMENTS
Adanya hapalan pancasila ini bukan tanpa tujuan, tapi disebut sebagai inovasi untuk membawa beberapa kemajuan
Dilansir dari Kompas, ketua Kantor Urusan Agama Kapanewon, Wates, Zamroni mengatakan bahwa tujuan utama dari pembacaan pancasila ini adalah memupuk rasa nasionalisme serta cinta tanah air. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menjunjung persatuan dan kesatuan, bangga dengan adanya perbedaan, dan religius serta kebersamaan umat. Diharapkan juga supaya hal ini bisa menangkas radikalisme, intoleransi, serta terorisme.
Tujuan di atas membuat pihak KUA ingin berinovasi untuk memberlakukan wajib hapal pancasila ini sebagai syarat pernikahan. Tak hanya didukung pihak KUA, selain tamu undangan dari pengantin, ternyata datang pula tamu-tamu dari Polsek, Koramil, dan juga dari kelurahan yang mengenakan pakaian dinas.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, pemerintah tak hanya melakukan inovasi melalui pembacaan pancasila saja, tapi ada juga langkah yang sudah mereka ambil sebelumnya
Selain inovasi berupa pembacaan pancasila dalam acara pernikahan, ternyata sebelumnya sudah ada pula beberapa kegiatan bermanfaat yang diterapkan sebagai bentuk inovasi dalam pernikahan layaknya mempelai yang harus membawa bibit pohon dan menanamnya. Ada juga yang membawa bibit ikan dan menyebarkannya ke sungai sebagai upaya dalam mewujudkan bentuk peduli lingkungan.
Mungkin pernikahan dengan beberapa syarat yang berlaku akan terkesan merepotkan, namun jika ditilik bisa jadi ada manfaat yang bisa didapatkan. Lagipula, kalau membaca pancasila sih masih bisa diusahakan ya, apalagi menikah kan hanya satu kali seumur hidup. Kalau menurut kamu bagaimana?