Ketika usia sudah memasuki angka-angka 24 atau 25, pernikahan adalah topik yang super hits. Populer, karena semua orang di sekitarmu akan segera membicarakannya, serta tabu, apalagi kalau statusmu belum menikah juga. Di momen saat orang-orang di sekitar sudah melangkah ke pelaminan, orang-orang akan semakin rajin menanyakan kapan kamu akan nyusul. Seolah-olah, pernikahan adalah perlombaan, dan karena teman-temanmu sudah menikah, harusnya kamu juga sudah menikah.
Padahal pernikahan tentu nggak semudah saat pengantin naik ke pelaminan. Setelah hiruk pikir pesta pernikahan selesai, kehidupan baru yang super berbeda sudah menunggu. Kamu bukan lagi orang yang bertanggung jawab pada dirimu sendiri, tapi juga pada orang lain. Karena menjalani pernikahan tidak pernah sederhana, ada baiknya kamu pikirkan baik-baik dulu, apakah kamu benar-benar sudah siap, atau hanya memaksa untuk siap. Akan Hipwee bantu dengan 10 hal di bawah ini, yang jika masih kamu lakukan, itu tandanya kamu memang belum siap sepenuhnya.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu selalu mendahulukan kepentinganmu. Masih sering egois adalah tanda kamu belum siap hidup berumah tangga
Sederhananya, dalam pernikahan, kamu tidak lagi hidup sendirian. Setiap keputusan tidak bisa lagi kamu ambil sendiri, dan melalui kesepakatan dua orang. Belajar untuk menerima perbedaan serta menghargai orang lain adalah hal yang utama. Jika kamu masih sering bersikap egois dan hanya mengutamakan kepentinganmu sendiri, itu tandanya kamu masih harus belajar mempersiapkan diri. Karena pernikahan membutuhkan kekompakan serta kerelaan untuk menyingkirkan sedikit keegoisan diri supaya bisa tetap bisa berjalan beriringan.
ADVERTISEMENTS
2. Emosimu masih belum stabil. Membesarkan masalah-masalah kecil alih-alih mencari solusinya, adalah tanda pertama kamu belum cukup dewasa
Emosi yang matang juga jadi faktor utama dalam pernikahan. Kalau kamu masih muda, tidak apa-apa kamu membiarkan emosimu meledak-ledak. Sebuah masalah sepele bisa menjadi masalah besar dan berujung perpisahan. Tapi itu kan dalam tahap belajar. Seiring waktu, seharusnya kamu bisa belajar untuk memanajemen emosimu. Menyelesaikan masalah dalam kepala dingin adalah keharusan. Emosi yang belum stabil dan hobi membesar-besarkan masalah adalah tanda utama kamu belum siap menikah, karena sebenarnya kamu belum cukup dewasa untuk kehidupan rumah tangga.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu belum sadar bahwa setelah menikah nanti, hidupmu tidak lagi sama seperti saat kamu masih single. Jika kamu masih mengingikan kebebasan yang sepenuhnya, itu tandanya kamu belum siap menikah
Hari ini, ketika ditanya apa yang kamu pikirkan tentang kehidupan pernikahan seperti apa, bagaimana jawabanmu? Apakah kamu merasa setelah menikah, hidupmu masih akan sama? Masih bisa bermain-main seenak hati dan melakukan apapun yang kamu suka? Apakah kamu berpikir bahwa tidak aka nada perbedaan yang berarti setelah kamu menikah nanti? Jika ya, mungkin sebenarnya kamu belum siap menghadapi konsekuensi pernikahan. Tidak bisa dipungkiri, dalam kadar yang banyak ataupun sedikit, pernikahan akan membuat kita tak sebebas merpati.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu masih kesulitan mengatur hidupmu sendiri. Apa prioritas serta tujuan hidupmu saja kamu belum tahu, bagaimana kamu bisa menjalani pernikahanmu nanti?
Sebelum kamu menikah, seharusnya kamu sudah bisa mengatur kehidupanmu sendiri. Mulai dari mengatur keuangan, ritme kehidupan, sampai menentukan prioritas mana yang harus didahulukan. Ini adalah syarat pertama yang harus kamu punya agar rumah tanggamu kelak punya arah yang mantab. Jika mengatur hidupmu sendiri saja kamu masih kelabakan, dan tujuan hidupmu saja kamu masih belum tahu, bagaimana kamu akan menangani kehidupan berdua nanti?
ADVERTISEMENTS
5. Kamu masih sering memikirkan mantanmu, dan menikah adalah adalah bagian dari keinginanmu untuk membuatnya cemburu
Setelah sikap dan kebiasaan dalam dirimu, sekarang kita bahas tentang perasaanmu yang sesungguhnya. Seseorang belum siap menikah jika pikirannya masih tertinggal di masa lalu. Barangkali, kamu punya urusan di masa lalu yang belum terselesaikan. Apakah kamu masih sering memikirkan tentang mantanmu yang dulu? Apakah kamu masih sering deg-degan bila tak sengaja bertemu, atau justru merasa marah karena kisah kalian yang dulu? Lalu, apakah keinginanmu untuk menikah hanya untuk membuatnya cemburu? Ayo, coba dipikirkan dulu.
ADVERTISEMENTS
6. Terutama untuk pria, jika kamu masih belum punya penghasilan mandiri, dan apa-apa masih disubsidi orang tua, lupakan soal menikah. Pertama-tama kamu harus mapan secara ekonomi
Tidak perlu menipu diri sendiri bahwa pernikahan hanya butuh cinta. Kesiapan materi juga menjadi pertimbangan utama. Kita sama-sama tahu bahwa hidup butuh biaya yang besar. Jika secara materi kamu belum siap, bagaimana nanti kamu akan mengusahakan supaya roda rumah tanggamu terus berputar? Kan tidak mungkin kamu masih mengharapkan subdisi dari orang tua terus-terusan. Pernikahan itu adalah tanggung jawabmu. Rasanya pasti tidak benar bila kamu membebankan tanggung jawabmu pada kedua orang tua. Jadi kalau kamu belum mapan secara ekonomi, dan belum siap berjuang di atas kaki sendiri, nanti dulu.
7. Katanya kamu serius dengan pasanganmu yang sekarang, tapi jika kamu juga masih sering main-main dengan perasaan seseorang, lebih baik jangan dulu berpikir soal pernikahan
Dengan pasanganmu yang sekarang, sebenarnya kamu berniat untuk menjalin hubungan yang serius. Katanya, dia adalah orang yang tepat untuk menjadi ibu atau ayah dari anak-anakmu kelak. Tapi bila di luar sana, kamu masih sering bermain-main dengan perasaan orang lain, flirting sana-sini dengan orang lain, dan menjadi sosok yang menebar harapan palsu di mana-mana, itu artinya kamu belum siap sepenuhnya. Kamu mungkin beralasan, mumpung belum menikah, tak apalah main-main dulu. Tapi coba tanyakan dalam hatimu, apakah kamu benar-benar serius dengan pasanganmu saat ini?
8. Pada pasanganmu yang sekarang, kamu selalu merasa curiga. Laporan kegiatan setiap jamnya selalu kamu minta justru jadi pertanda sebenarnya kamu masih ragu padanya
Saat kalian tidak sedang bersama, apa kamu selalu curiga pada apa yang dia lakukan dan dengan siapa? Lalu kamu mengharapkan dia melapor padamu setiap saat, sedang di mana, dengan siapa, dan melakukan apa. Jawaban saja belum cukup, kamu butuh foto konkrit bahwa dia tidak bohong. Hal seperti ini bisa terjadi karena kamu memang posesif. Tapi bisa jadi pula sebenarnya kamu masih ragu terhadapnya. Apa yang dia katakan, tidak bisa kamu percaya begitu saja. Dan kesungguhannya padamu juga masih sering membuatmu bertanya-tanya. Kalau kondisi kalian masih seperti ini, apakah harus diteruskan ke jenjang pernikahan? Padahal dalam pernikahan, kepercayaan seharusnya jadi landasan.
9. Kamu merasa pekerjaanmu dan kehidupanmu sekarang begitu kacau dan memberatkan. Tapi bukan berarti menikah akan membuat segalanya lebih mudah. Jika problemmu sendiri tidak bisa kamu hadapi, bagaimana dengan problematika rumah tangga berdua?
“Aaaakk kerja begini amat yak? Masalah datang melulu, capeeeekk! Kalau gini caranya, udah ah, mau nikah aja!”
Biasanya cewek yang berpikir seperti ini. Capek bekerja, capek belajar saat kuliah, capek revisi skripsi, lalu berpikir untuk nikah saja. Seolah-olah dengan menikah, semua problematika itu akan sirna dan hidupmu akan jauh lebih bahagia. Padahal bisa jadi, problematika kehidupan rumah tangga jauh lebih banyak dan kompleks daripada masalah pekerjaan.
10. Teman-temanmu sudah menikah, kamu merasa juga harus menikah agar harga dirimu meningkat. Alasan ini justru membuatmu sebenarnya belum siap untuk menikah
Masih jomblo dan single saat teman-teman seusiamu sudah menikah atau bahkan menggendong bayi lucu memang sering bikin baper. Selain kamu ingin merasakan hal yang sama, kamu juga takut dianggap kalah langkah dengan teman-teman yang lain. Jika alasanmu menikah adalah, karena memang sudah usianya, dan teman-temanmu semua sudah menikah, tak perlu mengelak, itu artinya kamu memang belum siap. Karena pernikahan jelas butuh alasan yang lebih dari sekadar karena yang lain sudah menikah.
Pernikahan adalah hal sacral yang tidak bisa dibuat bercandaan atau untuk coba-coba saja. Banyak persiapan serius yang harus dilakukan. Pernikahan bukanlah perlombaan dan soal dulu-duluan mencapai garis pelaminan. Karena pernikahan tidak pernah sederhana, tidak perlu malu kalau sekarang kamu merasa belum siap. Tidak perlu memaksa ataupun terburu-buru, karena kesiapan setiap orang memang berbeda-beda. Kamu tidak perlu menjadikan orang lain sebagai standar, karena kehidupan pernikahan nanti, kalian yang rasakan.