Dalam pernikahan, keterbukaan itu nomor satu setengah setelah komitmen. Nyaris sama pentingnya!
Berencana menikah dalam waktu dekat? Hmm, maka selain mempersiapkan segala perintilan resepsi dan upacara pernikahan, jangan lupa juga untuk bicara intim dari hati ke hati. Yap, meski terkesan sepele, tapi banyak lo yang mengabaikan percakapan intim sebelum pernikahan ini dan menyesal belakangan setelah sudah seatap. “Kok nggak dari dulu aja sih aku tahunya si dia ini begini?”
Demi nggak sampai menyesal dan kaget setelah resmi jadi pasangan halal, ada baiknya kamu mengajukan 9 pertanyaan intim ini kepada pasangan. Jangan pernah deh mengabaikan percakapan intim dan prinsipil ini sebelum melenggang ke pelaminan, bisa nyesal nanti!
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #1 : “Kenapa kamu memutuskan ingin menikahi aku?”
Ini penting, karena dari pertanyaan ini kamu bisa melihat keseriusan dia, alasan dia, sesimpel apapun. Kamu bisa lihat dia serius atau nggak, dari gestur dan caranya menjawab pertanyaan ‘sepele’ ini.
Pertanyaan #2 : “Seandainya kamu bisa mengubah cara kamu dulu dibesarkan, apa yang akan kamu ubah dan kenapa?”
Sekilas kayak, “Apaan sih tanya beginian?”. Tapi percaya deh, pertanyaan ini penting karena di masa depan akan berhubungan dengan cara dia menangani masalah, berkomunikasi dengan kamu sebagai keluarga sampai pola asuh yang akan diterapkannya ke anak-anakmu.
Pertanyaan #3 : “Ayo jujur sama aku. Kamu pernah terlibat minuman keras, alkohol, perjudian atau jajan sama cewek lain nggak sebelum ketemu sama aku?”
Ini pertanyaan sensitif dan jawaban yang kamu dapatkan bisa jadi akan cenderung defensif. Pastikan kamu mencari tempat, mood dan situasi yang pas dan enak untuk membahas hal ini sama pasangan. Jelaskan bahwa kamu siap menerima apapun jawabannya dan bisa membantunya mencari jalan keluar bersama jika memang dibutuhkan. Intinya lebih baik tahu sekarang kan daripada kaget belakangan?
Pertanyaan #4 : “Gimana rencanamu soal anak setelah menikah? Apakah mau langsung punya anak atau gimana, keluargamu maunya gimana?”
Nggak semua orang bakal sepaham soal bakal punya anak atau nggak, kapan punya anak dan bakal punya anak berapa. Pastikan kamu dan dia sudah sepaham soal ini sejak memulai persiapan pernikahan.
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #5 : “Seandainya salah satu dari kita sedang nggak bisa memberikan nafkah batin (seks), apa yang akan kita lakukan untuk mengatasinya?”
Ini bisa terjadi, saat istri sedang haid, hamil berisiko atau masa nifas. Pun ketika salah satu dari pasangan sedang sama-sama memiliki gairah seks rendah karena stres atau lelah. Membicarakan ini lebih dini akan menekan risiko kesalahpahaman di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #6 : “Bagaimana tentang pekerjaan dan keuangan kita? Pembagiaan keuangan dan tabungan kita nanti bagaimana?”
Luruskan segala hal terkait finansial dan pekerjaan jauh-jauh hari sebelum mempersiapkan pernikahan. Ingat, persoalan ekonomi adalah salah satu hal paling sensitif dalam hubungan jadi sebaiknya sama-sama terbuka dan tahu rencana masing-masih sejak awal, sebelum membina rumah tangga.
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #7 : “Kalau nanti kita ada konflik, berantem dan beda pendapat, apa yang akan kamu lakukan? Lebih suka diberesin saat itu juga, didiamkan atau dihindari sebisa mungkin?”
Apakah pasangan tipe pendendam? Atau lebih suka frontal di depan dan selesai lalu lupakan? Kamu bisa tahu dan mengantisipasi semuanya seandainya pembicaraan ini dibawa di awal pernikahan.
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #8 : “Apa batasan yang bisa kita buat? Apa saja yang bisa kita jadikan privasi dan sama-sama nyaman buat kita bersama? Apakah kita harus berbagi semuanya, termasuk password benda-benda pribadi?”
Jangan sampai nanti ada miskomunikasi hanya gara-gara kamu dan pasangan enggan membuat kesepakatan di awal. Ya, meski setelah menikah harusnya tak ada lagi rahasia, tapi tetap ada hal pribadi seperti gosip-gosip bersama rekan sekantor yang ingin disimpan pribadi, yang seharusnya tak mengganggu hubungan kalian. Tapi ingat, saling jujur sama pasangan itu tetap nomor 1 ya!
ADVERTISEMENTS
Pertanyaan #9 : “Kita akan tinggal dimana? Ada planning untuk punya tempat tinggal sendiri dan bagaimana caranya kita bisa mandiri?”
Banyak konflik muncul setelah menikah lantaran masalah tempat tinggal. Pastikan kamu meluruskan hal ini sejak awal, jadi nggak ada penyesalan setelah terlanjur menetap di suatu tempat.
Pernikahan adalah sebuah awalan yang baik, menuju kehidupan yang lebih (harapannya) membahagiakan. Jangan sampai, kamu dan pasangan justru malah makin tersiksa setelah menikah hanya karena enggan mengenal pasangan ‘luar dalam’, dan kaget setelah tahu pola pikir pasangan begitu berseberangan darimu. Intinya, selama masa pengenalan jangan cuma tahu baik-baiknya saja, supaya setelah menikah nggak malah jadi berantem melulu~