ADVERTISEMENTS
Sebelum lanjut lebih dalam tentang prosesinya, kamu harus tahu dulu arti sebenarnya dari Merarik itu apa
Merarik atau melarikan/menculik seorang gadis untuk dijadikan istri merupakan salah satu ritual yang dilakukan sebelum adanya proses ijab qabul dalam sebuah pernikahan. Merarik dalam masyarakat Sasak merupakan bentuk harga diri untuk menggambarkan kejantanan seorang lelaki Sasak, karena ia berhasil mengambil atau melarikan seorang gadis yang menjadi pujaan hatinya.
Lucunya, orang tua si gadis malah merasa bangga jika anaknya dibawa pergi melalui prosesi Merarik ini. Justru, mereka beranggapan jika anak gadisnya diminta tanpa ada ritual Merarik, maka dianggap seperti meminta barang yang tidak berharga.
ADVERTISEMENTS
Merarik dilakukan jika kata pernikahan sudah menjadi sepakat antara pihak laki-laki dengan perempuan
ADVERTISEMENTS
Lalu, kemanakah perginya gadis yang dibawa dalam ritual Merarik tersebut?
Gadis yang diculik tidak dibawa pulang ke rumah calon suaminya, tetapi ditempatkan di rumah kerabat calon suaminya. Pada saat tiba di rumah persembunyiannya, kaki gadis tersebut dibasuh dengan air yang telah disediakan sebelum ia naik ke serambi yang sudah disiapkan.
Kemudian, dari pihak keluarga gadis yang merasa kehilangan anak gadisnya melaporkan kepada kepala kampung atau kepala desa, disebut mesejati.
ADVERTISEMENTS
Si gadis harus menunggu hingga 3 hari sampai calon suaminya memberi kabar, atau orang sana menyebutnya dengan Nyelabar
Tiga hari setelah Merarik, pihak lelaki memberi kabar atau Nyelabar pada keluarga gadis bahwa anak gadisnya dibawa kabur. Di beberapa desa, urusan ini menjadi tugas desa, maka kepala desa dari mempelai laki-laki memberitahu kepala desa pihak wanita, yang selanjutnya disampaikan kepada keluarga mempelai wanita.
Bersamaan dengan Nyelabar, dikirim pula satu utusan yang dipimpin oleh seorang penghulu. Selanjutnya dilaksanakanlah akad nikah dengan meminta keikhlasan mempelai wanita terlebih dahulu, sedangkan walinya boleh datang sendiri atau dijemput.
Gimana menurutmu? Meski ribet, tapi tetap sakral ‘kan? Sayangnya, semakin kesini banyak anak muda Suku Sasak yang kabarnya sudah mulai meninggalkan ritual ini karena nggak maru repot. Tapi, para orang tua masih ingin meneruskan ritual ini agar terus berjalan. Ada baiknya kita juga turut mendukung agar ritual dan tradisi seperti Merarik ini tetap ada, biar bangsa kita tetap kaya!