Bagi orang Jawa asli, menikah dengan adat Jawa lengkap akan jadi suatu kebanggaan tersendiri. Meski prosesnya panjang dan memerlukan banyak biaya, tapi nggak ada salahnya karena memang sarat makna. Salah satu bagian dari prosesi pernikahan adat Jawa yang jarang dilewatkan oleh pengantin Jawa adalah upacara panggih yang dilakukan dari sebelum duduk di pelaminan sampai berada di pelaminan. Buat yang belum tahu tapi pernah datang ke acara pernikahan adat Jawa, upacara panggih ini dilakukan di awal sebelum resepsi.
Dalam bahasa Jawa, ‘panggih’ artinya bertemu. Prosesi ini memang dilakukan di awal, saat mempelai pria dan wanita saling bertemu sebagai suami istri. Karena sudah suami dan istri, maka prosesi jelas dilakukan setelah pernikahan secara agama dan pencatatan sipil dilakukan ya. Nah, dikutip dari Bridestory, ada delapan urutan ritualnya. Sepanjang ritual, memang punya makna yang baik untuk mengantar mereka berdua hidup berumah tangga. Baca lebih dalam yuk apa saja yang dilakukan dalam upacara panggih ini.
ADVERTISEMENTS
1. Saat mempelai pria dan wanita bertemu, mereka akan saling melempar gantal atau sirih. Pria akan melempar ke dada wanita sebagai tanda sudah mengambil hatinya
Pelemparan gantal alias sirih yang diikat dengan benang putih dilakukan masing-masing mempelai nggak sembarangan lo. Mempelai pria melempar ke dada mempelai wanita sebagai simbol bahwa mempelai pria sudah mengambil hatinya. Sedangkan mempelai wanita melempar ke arah kaki sebagai wujud baktinya. Ini disebut dengan ritual ‘balangan gantal’.
ADVERTISEMENTS
2. Kemudian mempelai pria akan menginjak telur mentah sebagai tanda memperoleh keturunan. Setelah itu, mempelai wanita akan membasuh kaki mempelai pria
Prosesi menginjak telur mentah ini dikenal dengan nama ‘ngidak tagan’ atau ‘nincak endog’. Hal itu dilakukan oleh mempelai pria sebagai simbol harapan keduanya akan memiliki keturunan. Setelahnya kaki mempelai pria dibasuh oleh mempelai wanita sebagai wujud baktinya. Telur yang dipakai memang telur mentah, tapi biasanya sebelum diinjak, telur dibungkus dahulu dengan plastik agar tidak mengotori kaki ya.
ADVERTISEMENTS
3. Ayah mempelai wanita akan membalut kedua mempelai dengan kain sindur yang berwarna merah sambil mengantar mereka ke pelaminan
Kedua mempelai diantar ke pelaminan bersama dengan ayah mempelai perempuan. Kain sindur yang berwarna merah dan putih mengantar mereka agar mereka bisa mengarungi hidup bersama dengan semangat dan penuh dengan gairah.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah di pelaminan, ayah mempelai wanita akan memangku keduanya untuk menimbang dan menyatakan bahwa mereka berdua sama beratnya
Setelah duduk di pelaminan, ayah mempelai wanita akan memangku kedua mempelai. Ibu pengantin akan menanyakan pada sang ayah, siapa yang lebih berat diantara keduanya. Ayah akan menjawab bahwa keduanya sama. Artinya, untuk mengetahui bahwa keduanya sepadan dan seimbang.
ADVERTISEMENTS
5. Lalu keluarga akan bergiliran minum rujak degan yang berasal dari daging dan air kelapa muda. Minuman tersebut diharapkan bisa membersihkan seluruh keluarga
Ritual minum air kelapa ini dilakukan oleh kedua mempelai dan juga orangtuanya dengan satu gelas secara bergiliran. Hal ini bertujuan untuk menyucikan diri karena air kelapa yang diminum bisa jadi simbol menyucikan diri secara rohani.
ADVERTISEMENTS
6. Mempelai pria akan menuangkan uang, beras, dan biji-bijian ke istri yang dikenal dengan ritual kacar kucur. Artinya mempelai pria akan menafkahi keluarga
‘Kacar kucur’ adalah salah satu bagian penting dalam upacara panggih. Ini melambangkan bahwa mempelai laki-laki akan bertanggung jawab untuk menafkahi dan menghidupi mempelai perempuan. Hal ini terlihat dari isi kantong yang diberikan kepada istri yaitu uang koin, beras, dan kacang-kacangan.
7. Ritual dilanjutkan dengan dulangan. Mempelai akan saling menyuapi sebanyak tiga kali. Ini jadi simbol bahwa mereka akan saling tolong menolong hingga usia senja
Kehidupan rumah tangga dibutuhkan kerja sama hingga nanti saling menutup usia. Maka dari itu ritual ‘dulangan’ dilakukan sebagai simbol hal tersebut. Kedua mempelai pernikahan akan selalu bekerja sama demi kelanggengan hubungan pernikahan. Suapan dilakukan sebanyak tiga kali.
8. Prosesi akan ditutup dengan sungkeman. Mempelai bergantian berlutut di depan orangtua sebagai penghormatan karena sudah membesarkan mereka berdua
Untuk menutup rangkaian prosesi upacara panggih, kedua mempelai akan melakukan ‘sungkeman’ alias berlutut di hadapan orangtua. Mereka berterima kasih karena sudah dibesarkan hingga akhirnya dipertemukan lalu membangun rumah tangganya sendiri. Ritual ini sangat mengharukan lo. Nggak jarang mereka menangis saat melakukannya.
Setelah melakukan prosesi upacara panggih, kedua mempelai bisa kembali duduk di pelaminan dan menerima ucapan selamat dari tamu yang hadir. Upacara panggih memang kaya makna yang baik untuk kehidupan pernikahan sehingga jarang dilewatkan oleh pengantin adat Jawa.