Apa itu Marriage Burnout? Rasa Jenuh dan Lelah Pasutri Jalani Pernikahan

Happily ever after doesn’t exist.

Katanya sih begitu. Walaupun mungkin pernikahan menjadi salah satu fase hidup yang menyenangkan karena akhirnya banyak hal yang bisa dilakukan bersama dengan pasangan, namun berbagai sumber permasalahan akhirnya juga akan muncul. Sama dengan di bidang pekerjaan maupun bidang yang lain, ternyata ada juga fase burnout saat kamu sudah menikah.

Ada beberapa tanda dan gejala ketika hal ini terjadi. Akan tetapi, kamu dan pasangan bisa juga kok melaluinya nantinya. Nah, supaya fase marriage burnout ini bisa teratasi, kita simak yuk apa saja tandanya dilansir dari laman Marriage dan beberapa sumber lainnya berikut ini!

ADVERTISEMENTS

1. Ada rasa tak nyaman yang tidak disadari kapan munculnya

apa itu marriage burnout

Mulai nggak nyaman | Credit: Photo by Ketut Subiyanto from Pexels

Kamu akan merasakan ketidaknyamanan ini ketika sedang bersama pasangan, sehingga lebih sering memilih sendirian. Kamu mulai merasakan ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya tapi tidak ingin mengakuinya.

Akan tetapi, makin sering kamu mencoba mengabaikannya, emosi ini malah makin menjadi. Supaya tidak berubah bentuk ke dalam emosi yang lain, sebaiknya kamu lekas mencari apa penyebab kemunculan ketidaknyamanan tersebut.

ADVERTISEMENTS

2. Semakin dijalani, kamu merasa tidak bebas, dikontrol, dan merasakan cemas yang terjadi terus-terusan

apa itu marriage burnout

Cemas dan nggak bebas | Credit: Photo by cottonbro from Pexels via www.pexels.com

Kamu akan merasakan rasanya seperti di penjara, ketika pergi dengan teman maka kamu akan khawatir dengan reaksi pasanganmu. Bahkan hanya berbicara dengan teman melalui telepon juga bisa menyebabkan rasa lelah pada dirimu. Kamu jadi merasa seperti sedang berada di bawah kontrol pasangan yang mana akan membuatmu stres dan cemas. Akhirnya, dampaknya ke arah memburuknya kesehatan dan tidak produktif saat bekerja.

ADVERTISEMENTS

3. Merasa minder sepanjang waktu

apa itu marriage burnout

Minder | Credit: Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via www.pexels.com

Sebuah pernikahan yang kuat seharusnya membuat kamu dan pasangan menjadi versi terbaik dari diri kalian masing-masing. Akan tetapi, belakangan ini mungkin kamu justru merasa kurang percaya diri karena kelelahan secara emosi yang kamu rasakan di dalam pernikahan. Hal ini juga terjadi karena pasangan saling menyepelekan potensi masing-masing yang secara tidak sadar bikin diri jadi minder.

ADVERTISEMENTS

4. Semakin ke sini rasanya kebutuhan kamu dan pasangan sama-sama tak bertemu

apa itu marriage burnout

Sedih dan merasa jauh | Credit: Pixabay from Pexels via www.pexels.com

Sebuah penelitian menyatakan bahwa dukungan dari pasangan merupakan hal esensial untuk mengatasi kelelahan dalam pernikahan. Sebagai pasangan, kamu dan dia harusnya saling bisa mengandalkan satu sama lain secara seimbang. Ketika pada masanya kamu tidak bisa mengandalkan pasangan karena memiliki kebutuhan yang dirasa juga berbeda-beda, maka hal ini akan membawamu ke dalam marriage burnout.

ADVERTISEMENTS

5. Mulai memikirkan bercerai

Apa itu Marriage Burnout? Rasa Jenuh dan Lelah Pasutri Jalani Pernikahan

Pengin cerai | Photo by cottonbro from Pexels via www.pexels.com

Perceraian merupakan jalan keluar terakhir saat kamu sudah benar-benar buntu. Jika kamu sudah sering memikirkan hal ini belakangan ini maka kemungkinan besar kamu sedang berada di fase marriage burnout. Di tahap ini, kelelahan yang kamu alami juga sudah di tahap yang sangat serius sehingga kamu harus lekas mengatasinya. Jangan gegabah ya…

Dilansir dari Psychology Today, untuk mengatasi hal ini maka kamu bisa melakukan beberapa cara supaya rumah tanggamu usianya bisa lebih panjang. Kamu bisa saling mengapresiasi satu sama lain bahkan terhadap hal-hal kecil. Membahagiakan pasangan dengan cara-cara yang sederhana juga bisa dilakukan setiap harinya, misalnya sesederhana mengirim meme.

Saling memahami juga menjadi kunci hubungan ini sehingga diperlukan komunikasi yang baik satu sama lain. Jika merasa butuh bantuan, konsultasi dengan konselor pernikahan atau psikolog juga bisa dilakukan, daripada menanggung stres sendirian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis