Ada begitu banyak prosesi sakral dalam ragam rangkaian pernikahan adat di Indonesia. Salah satunya adalah tarian pengantin, yang kerap dilangsungkan sang pengantin atau penari saat momen pernikahan, baik di pernikahan adat atau dipersembahkan di pesta resepsi.
Kalau selama ini mungkin tarian pengantin yang lazim kamu dengar hanya Tari Pagar Pengantin dari Palembang, kamu perlu tahu kalau ada 6 tarian pengantin lain dalam adat pernikahan di Indonesia yang tak kalah ciamik dan punya makna dalam di baliknya. Dilansir dari laman Mahligai Indonesia dan The Bride Dept, simak ulasan seputar tarian pengantin berikut ini ya.
ADVERTISEMENTS
1. Tradisi Adu Pengantin untuk pernikahan adat Karo kerap diselenggarakan dengan meriah. Seru!
Dilansir dari laman Mahligai Indonesia, Adu Pengantin merupakan prosesi di mana pengantin pria dan wanita Karo bernyanyi dan menari di tengah pesta. Adu pengantin ini juga dilakukan sebagai tanda penyambutan terhadap seluruh keluarga dari pihak laki-laki maupun keluarga. Lagu yang dinyanyikan biasanya dipilih sesuai dengan keinginan pengantin dan biasanya pengantin pria dan wanita masing-masing menyanyikan dua lagu. Untuk lagu sendiri sebenarnya adalah tarian umum di adat Karo, namun pengantin harus menyesuaikan irama musik dengan hentakan kaki dan gerakan tangan.
Serunya, para tamu akan memberi uang saweran secara langsung kepada mempelai yang berhasil ‘merebut’ perhatian tamu.
ADVERTISEMENTS
2. Dalam adat pernikahan Palembang, Tari Pagar Pengantin jadi salah satu ritual yang ditunggu-tunggu nih~
Dari sekian banyak tarian adat di Palembang, tarian Pagar Pengantin jadi salah satu yang terkenal ditampilkan pada saat acara resepsi pernikahan adat Palembang. Dilansir dari laman The Bride Dept, tarian yang dilakukan oleh pengantin wanita ini menjadi simbol tarian terakhirnya sebelum kehidupannya berubah menjadi istri dari seorang lelaki. Dalam melakukan tarian ini, pengantin wanita akan didampingi oleh saudara perempuannya yang berjumlah antara 3, 5, atau 7 orang. Pengantin wanita menari di tengah sebuah baki besar atau dalam bahasa Palembang-nya disebut dulang dengan disaksikan oleh pengantin pria. Menarik ya!
ADVERTISEMENTS
3. Tak kalah juga sama di Palembang, di Gorontalo para mempelai yang menikah juga menarikan tarian Saronde dan Tidi Daa lo
Menurut laman Mahligai Indonesia, tari Saronde merupakan salah satu tari pergaulan yang dilakukan dalam acara adat pengantin Gorontalo. Tarian ini lebih tepatnya sebagai ungkapan ‘perpisahan’ calon pengantin pria dengan para sahabat-sahabat yang masih lajang sebelum memasuki kehidupan rumah tangga. Dalam adat pernikahan Gorontalo, pengantin pria menari tarian Saronde sebelum hari H, tepatnya setelah penyerahan barang hantaran. Berkalung selendang, calon pengantin akan menari dengan iringan tabuhan rebana dan nyanyian vokal.
Nah, pengantin wanita justru akan menari saat resepsi berlangsung. Ia akan didampingi seorang wanita kepercayaan atau keluarga dekatnya yang sudah berkeluarga menari Tidi Daa atau Tidi Loilodiya. Mempelai wanita mengenakan busana adat pengantin Gorontalo menari di atas pelaminan dengan memegang sebilah pedang Polopolo dalam genggaman. Dengan tabuhan rebana, mempelai pria duduk di pelaminan memainkan rebana sambal menyaksikan ritual tari pengantin istrinya. Maknanya adalah mempelai pria sebagai kepala keluarga harus bisa membimbing istri dalam segala tindakan.
ADVERTISEMENTS
4. Di Lampung, dikenal Tari Sembah Sigeh Penguten untuk menyambut para tamu undangan dalam berbagai hajatan, misalnya di momen pernikahan
Tari Sembah Sigeh Penguten atau tari penyambut tamu ini merupakan salah satu jenis tarian yang terkenal di kota Lampung. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh masyarakat Lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu undangan yang datang pada acara resepsi pernikahan atau upacara selamatan. Dikutip dari laman The Bride Dept, tari Sembah Sigeh Penguten menjadi salah satu aset budaya Lampung yang memperagakan gerakan atraksi petaburan beras kunyit sebagai lambang doa permohonan keselamatan dan kegembiraan. Selain itu, tarian ini juga sangat menonjolkan ciri khas budaya Lampung. Salah satunya adalah yaitu busana yang dipakai oleh pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan sigernya dan memakai kuku panjang yang terbuat dari emas atau tembaga.
ADVERTISEMENTS
5. Tak kalah memukau, Tari Payung dari Minangkabau juga jadi daya tarik tersendiri dalam adat pernikahan orang Minangkabau. Makna yang terkandung pun cukup dalam lo
Nah, di Minangkabau juga dikenal Tari Payung sebagai tarian khas yang sering ditampilkan dalam acara resepsi pernikahan. Tarian ini ditampilkan oleh 3 hingga 4 pasang penari lengkap dengan beberapa properti seperti payung yang memiliki makna perlindungan dari seorang suami kepada istrinya dan selendang yang bermakna kesiapan dari seorang wanita untuk menjalani hidup berumah tangga. Tarian ini juga diiringi oleh lagu yang berjudul Berbendi-bendi ke Sungai Tanang. Menarik kan?
ADVERTISEMENTS
6. Banyak yang nggak tahu, kalau dalam resepsi pernikahan Tari Merak dari Jawa Barat kerap ditarikan untuk menyambut pengantin pria di pelaminan. Cantik ya?
Terakhir, ada Tari Merak yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri di tahun 1950-an. Dilansir dari laman The Bride Dept, tarian ini sangat terkenal dan sering digunakan untuk menyambut kedatangan pengantin pria saat memasuki pelaminan. Pada umumnya, tarian ini dibawakan oleh satu orang atau beberapa orang penari yang biasanya berbusana penuh dengan warna. yang mencerminkan pesona burung merak. Tarian ini diiringi dengan alat musik gamelan Sunda yang menggambarkan keanggunan, keindahan serta kelincahan seekor burung merak jantan yang berusaha menarik hati sang merak betina.
Untuk pertunjukan Tari Merak ini, biasanya dipadukan dengan Ki Lengser yang bertugas untuk memberikan banyak nasihat untuk kebaikan dari kedua pengantin.. Ki Lengser adalah tokoh sunda (orang tua) yang lucu dan humoris.
Dari sederetan tarian pengantin ini, mana yang paling membuatmu penasaran? Keindahan ragam tari-tarian tradisional Indonesia memang tiada dua, apalagi kalau tertuang dalam pernikahan adat yang kaya makna. Hayo, jangan-jangan kamu malah jadi mupeng nih? Hehe!