Dalam tradisi Jawa, bertebaran banyak sekali bunga saat seseorang akan menikah. Sebut saja acara siraman, bunga yang dipakai bahkan ada tujuh rupa. Belum lagi saat hari-H pernikahan akhirnya terlaksana, yang dipakai oleh pengantin hingga dekorasi untuk gebyok biasanya akan sarat dengan bunga-bunga jenis tertentu. Mungkin yang paling populer dan sering kamu lihat adalah bunga melati. Bahkan, ada mitos bahwa seseorang yang mencuri ronce melati akan ketularan enteng jodoh.
Namun ternyata tak hanya mitos dan bunga tersebut saja lo yang dipakai untuk pernikahan dalam adat Jawa. Kita simak yuk ulasan lengkapnya!
ADVERTISEMENTS
Roncean melati yang dipakai oleh manten sering disebut sebagai roncean usus-usus, asal-muasalnya ternyata dari sebuah legenda
Dilansir dari Mahligai, roncean ini diberi nama usus-usus karena bentuknya yang menyerupai usus dan sering dikaitkan dengan legenda Haryo Penangsang. Pada masa kesultanan abad ke XVII, Haryo Penangsang kalah saat bertarung dengan Sutawijaya hingga ususnya terburai. Namun, ia justru melingkarkan ususnya pada sarung keris yang terselip pada pinggangnya. Sedihnya ia malah menarik keris tersebut karena akan menyerang kembali dan akhirnya meninggal karena keris mengenai lilitan ususnya. Inilah awal yang membuat adanya roncean melati pada keris pengantin pria.
Melati juga dimaknai sebagai sesuatu yang melambangkan kesucian, keanggunan, dan ketulusan. Wanginya yang semerbak walau ukuran bunganya kecil juga memiliki makna lo yaitu dianggap sebagai sesuatu yang melambangkan keindahan namun dalam sebuah kesederhanaan dan kerendahan hati.
ADVERTISEMENTS
Biasanya satu rangkaian dengan bunga melati, bunga kantil dalam pernikahan Jawa ternyata juga memiliki filosofi tertentu
Bunga kantil memiliki arti menggantung atau dalam bahasa Jawa kemantil-kantil yang berarti selalu ingat di manapun berada dan akan berhubungan erat walau alamnya sudah berbeda. Sehingga bunga ini juga dianggap sebagai lambang langgengnya pernikahan. Pengantin diharapkan agar bisa bersama selamanya hingga maut memisahkan.
Ternyata selama ini bukan hanya bunga melati lo yang jadi sasaran curian tamu jomlo yang datang. Bunga kantil juga menjadi salah satu yang jadi sasaran untuk diambil diam-diam demi lancarnya jodoh yang datang. Namun, usaha yang lebih perlu dilakukan karena biasanya dijalin dengan benang yang kuat.
ADVERTISEMENTS
Bunga mawar biasanya dipakai untuk acara siraman atau sebagai hiasan pada sanggul. Warnanya yang beraneka juga memiliki makna yang beda
Bunga mawar merah mungkin biasanya kamu temui di sanggul ibu atau saudara perempuan pengantin. Dilansir dari Budaya Jawa, mawar warna ini melambangkan proses lahirnya manusia ke dunia. Bunga ini juga melambangkan ibu. Bunga mawar putih juga sering digunakan sebagai dekorasi. Mawar ini menjadi lambang Bapa langit, sedangkan ibunya Ibu Bumi sehingga diharapkan tercipta keselarasan dan keharmonisan.
Selain bunga mawar berwarna merah dan putih, ada bunga mawar biasa yang tidak terpaku dengan warna. Bunga ini biasanya menjadi bunga dalam prosesi-prosesi yang dilaksanakan seperti siraman dan ngidak tigan atau wiji dadi. Bunga ini memiliki arti kehendak atau niat yang tulus.
Mungkin masih ada beberapa bunga lain yang juga dipakai untuk suatu pernikahan, namun biasanya berupa tambahan saja untuk dekorasi. Ternyata selain mempercantik pernikahanmu, bunga-bunga ini juga memiliki filosofi dan cerita di sebaliknya ya.