Berita cukup menghebohkan datang dari Alabama, Amerika Serikat. Seorang bayi terlahir dengan kondisi sedang menggenggam alat kontrasepsi IUD dari rahim ibunya, Lucy Hellein. Kejadian langka ini dibagikan sendiri oleh sang ibu melalui akun Facebooknya sesaat setelah melahirkan bayinya.
Bayi yang diberi nama Dexter tersebut memang lahir bersamaan dengan alat kontrasepsi IUD yang sudah terpasang lebih dulu di dalam rahim Lucy sebelum kemudian dinyatakan positif hamil. Padahal, Lucy sendiri memutuskan memakai IUD karena tidak lagi menginginkan kehamilan. Tapi ternyata takdir berkata lain.
Alat kontrasepsi biasanya digunakan bagi mereka yang ingin mengatur jarak kehamilan atau sudah tak ingin lagi menambah jumlah anak. Pilihannya pun beragam, beberapa diantaranya adalah; kondom, suntik, pil, implan dan juga spiral atau yang sering disebut intrauterine device (IUD).
Dexter bukan bayi pertama yang lahir bersamaan dengan IUD. Sudah banyak kasus hamil dengan IUD alias sudah pakai IUD tapi ternyata masih saja kebobolan dan si bayi dibiarkan tumbuh dengan IUD di dalam rahim. Nantinya IUD tersebut akan keluar bersamaan dengan waktu kelahiran si bayi.
Pada dasarnya alat kontrasepsi digunakan sebagai tindakan preventif yang dilakukan agar tidak lagi terjadi kehamilan dalam jangka waktu tertentu. Kalau nyatanya masih saja hamil, berarti itu sudah kehendak Tuhan. Memilih IUD sebagai alat kontrasepsi tentu saja tidak terlepas dari pro dan kontra. Sama seperti jenis alat kontrasepsi yang lain, IUD juga punya plus-minus yang harus benar-benar diperhatikan. Hipwee akan mengulasnya untukmu agar kelak tak salah dalam mengambil keputusan. Simak baik-baik ya!
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya kamu harus tahu mengenai bentuk, cara pemasangan dan bagaimana IUD ini bekerja
IUD merupakan alat kontrasepsi dengan bentuk seperti huruf T, ukurannya kecil, antara 3-4 cm, terbuat dari bahan plastik lentur dan dililiti oleh kawat halus yang terbuat dari bahan tembaga. Terdapat benang halus pada ujung bawahnya, yang berfungsi sebagai alat kontrol atau indikator keberadaan IUD di dalam rahim.
IUD dipasang oleh dokter atau bidan terlatih dengan cara memasukkannya ke dalam rahim melalui lubang vagina. Meski terlihat rumit, prosesnya cukup singkat hanya sekitar 15 – 20 menit.
Sistem kerja IUD adalah sebagai penghalang sperma menuju tuba fallopi supaya tidak terjadi pembuahan. Lilitan tembaga yang terdapat pada IUD berfungsi untuk menghambat laju sperma supaya tidak bisa mencapai sel telur yang berada di saluran telur (tuba falopi) dengan sempurna. Keberadaan lilitan tembaga ini bisa diibaratkan sebagai jalan berkelok yang akan dilalui sel sperma sehingga lajunya menjadi lebih lambat.
ADVERTISEMENTS
IUD diklaim sebagai alat kontrasepsi paling efektif dengan penggunaan jangka panjang
Data menunjukkan bawah keefektifan IUD adalah sebesar 99,4%. Luar biasa tinggi, bukan? Di samping itu, IUD dapat terpasang di dalam rahim untuk jangka waktu yang cukup lama, antara 8-10 tahun. Meski begitu, jika sebelum jangka waktu tersebut sudah ingin program hamil lagi, IUD dengan mudah bisa dilepas sewaktu-waktu.
Hal inilah yang membuat IUD menjadi pilihan banyak orang. Namun, perlu diingat untuk rajin kontrol ke dokter kandungan atau bidan selama 6 bulan sekali untuk melihat mengenai kondisi dan posisi IUD di dalam rahim.
ADVERTISEMENTS
Tidak perlu mengingat-ingat mengenai jadwal minum pil atau melakukan kunjungan ulang untuk suntik
Dengan pemasangan jangka panjang, penggunaan IUD dinilai cukup praktis dan memudahkan karena tidak perlu untuk selalu mengingat jadwal minum pil atau melakukan kunjungan ulang untuk suntik. Kalau kelupaan, ‘kan malah bisa repot.
ADVERTISEMENTS
Penggunaan IUD tidak menimbulkan efek samping hormonal seperti jika menggunakan alat kontrasepsi pil atau suntik
Berbeda dengan pil dan suntik di mana biasanya akan ada keluhan seperti volume ASI yang menjadi berkurang, mual, pusing, turunnya libido, nyeri, kenaikan berat badan, dan munculnya jerawat setelah pemasangan, IUD tidak memiliki efek samping hormonal sama sekali.
ADVERTISEMENTS
Bagaimanapun juga, memakai IUD berarti memasukkan benda asing ke dalam rahim. Ini yang mungkin akan terjadi
Bagaimanapun juga, memakai IUD berarti memasukkan benda asing ke dalam rahim. Karena IUD berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD, bisa saja menyebabkan luka. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid.
Demikian pula ketika sedang dalam masa haid. Karena ketika haid terjadi peluruhan dinding rahim, sangat mungkin IUD mengenai daerah tersebut. Maka akan menambah volume darah yang keluar dibanding sebelum pemasangan IUD. Darah yang keluar bisa dibedakan, biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna merah segar, sedangkan pada saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
ADVERTISEMENTS
Keluhan juga datang dari suami. Katanya sih kalau sedang berhubungan badan, jadi kerasa ada yang ‘nusuk’ gitu
Beberapa kasus mencatat bahwa para suami mengeluh terdapat gangguan pada saat berhubungan. Hal ini bisa terjadi karena benang IUD terlalu panjang dan menggantung pada lubang vagina (liang sanggama), akibatnya benang tersebut akan ‘tersentuh’ oleh suami. Untuk hal ini, kamu tidak perlu panik. Biasanya, rasa menganggu ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Namun, jika masih saja dirasa, sampaikan keluhan tersebut pada bidan atau dokter yang memasang IUD tersebut untuk memperbaiki posisi IUD agar tak lagi menganggu.
IUD dapat bergeser dari tempat seharusnya atau keluar dengan sendirinya. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, jangan sepelekan jadwal kontrol ke dokter atau bidan
Aktifitas yang padat dan beberapa faktor internal lainnya dapat membuat IUD bergeser tidak di tempat seharusnya. Selain itu, ada juga kasus dimana IUD dapat keluar dengan sendirinya melalui lubang vagina. Meski kejadian ini sangat langka dan hanya terjadi pada 1:1000 orang yang memakai IUD, namun tetap saja harus diwaspadai. Jangan sepelekan jadwal kontrol ke dokter atau bidan di mana kamu memasang IUD. Biasanya jadwal kontrol adalah satu minggu setelah pemasangan, kemudian 3 bulan, dan selanjutnya tiap 6 bulan sekali. Dari kontrol itulah posisi dan kondisi IUD dapat terpantau dengan baik.
Pengetahuan tentang alat kontrasepsi ini ada baiknya kamu tahu lebih dini agar nantinya dapat mengambil keputusan yang tepat jika sudah waktunya akan digunakan. Untukmu para pengantin baru dan juga mama muda, semoga artikel ini bermanfaat ya!