Kamu mungkin kenyang mendengar, soal yang katanya begini istri idaman seharusnya, atau begini kriteria istri yang sepatutnya. Tapi, bagaimana nih dengan kualifikasi para suami? Umumnya, nggak jauh-jauh dari mapan atau romantis. Padahal, berdasarkan hasil survey kecil-kecilan Hipwee, ada lebih dari sekadar ‘ganteng’, ‘romantis’ apalagi ‘kaya’ yang diharapkan para istri dari calon suaminya.
Ya, kalau bisa termasuk dengan 3 kriteria di atas, makin paripurna pastinya. Tapi hey, bukan itu poin utamanya!
Tak seperti yang kebanyakan para pria pikirkan, ternyata kualifikasi suami idaman versi cewek kebanyakan nggak seribet yang dibayangkan. Iya, diam-diam 10 kualifikasi ini lo yang mereka inginkan. Mau tahu? Baca terus ulasannnya sampai selesai ya.
ADVERTISEMENTS
1. Bertanggung jawab pada pasangannya jadi kunci utama sosok suami idaman. Nggak harus sempurna, punya tanggung jawab kepada rumah tangga ternyata bikin pesona suami naik 100 kali lipat
Sosok bertanggung jawab ini meliputi kesadaran bahwa kesejahteraan istri (dan anak) jadi bagian dari apa yang dia perjuangkan. Bekerja keras demi masa depan berdua yang lebih baik, dan punya visi misi yang jelas soal bahtera rumah tangga. Ini dilakukan dengan ikhlas, bahkan meski istri juga bekerja. Catat!
ADVERTISEMENTS
2. Nggak pernah merasa tugas domestik rumah tangga semata beban istri semata. Dia tahu banget, kalau setelah menikah segala hal dalam rumah tangga bisa dikerjakan bersama-sama. Semua beres, semua happy!
Bersih-bersih rumah, momong anak, masak saat istri lagi repot itu bukan sekadar ‘membantu’ tapi juga bagian dari tugasnya sebagai partner pernikahan. Dia pun tahu, istri berhak punya pilihan, mau jadi sepenuhnya ibu rumah tangga atau bekerja. Intinya, semua disepakati bareng bukan diputuskan sendiri oleh suami!
ADVERTISEMENTS
3. Bisa merawat diri, bukan cuma menuntut istri tampil kece dan seksi. Nggak harus lebay juga, cukup bersih, rapi dan wangi karena tahu bahwa representasi diri yang baik berarti sama dengan menghargai pasangannya di rumah
Ya masa wangi dan rapi jalinya cuma pas ke kantor doang? Istri juga suka dong, liat suami wangi dan rapi di rumah. Jadi betah~
ADVERTISEMENTS
4. Tahu posisinya, saat jadi anak dan jadi suami. Nggak pernah menyudutkan istri di depan keluarga besarnya dan berusaha menjaga harkat martabat istri di depan mertua
Ini dilakukan dengan luwes dan sopan, tanpa menanggalkan rasa hormat sebagai anak dari orangtua yang membesarkannya. Duh, respek lah kalau ada suami adil begini!
ADVERTISEMENTS
5. Sayang anak, dibuktikan dengan usaha yang dia lakukan untuk ikut terjun langsung mengasuh tanpa diminta. Nggak mengira kalau mendidik dan urusan tetek bengek anak semata urusan istri saja
ADVERTISEMENTS
6. Menjaga kesehatannya, demi bisa hidup dan menjaga anak istrinya semaksimal yang dia bisa. Suka nggak kepikiran nih, oleh para pria
“Maaf, aku nggak ngerokok atau minum-minum lagi. Aku harus panjang umur, demi diriku sendiri juga anak dan istri.”
7. Cuek sama lawan jenis lain, tapi selalu setia, perhatian dan peduli pada pasangan. Bukan tipe romantis yang jago bikin puisi, cukup yang bikin nyaman dan nggak bikin sakit hati
“Yang, aku pulang dari kantor nih. Kamu sudah makan? Aku beli martabak kesukaanmu tadi.”
8. Nggak harus kaya, sebenarnya untuk jadi suami idaman. Tapi tetap, harus mapan dan punya pegangan untuk menghidupi keluarga dan yang terpenting : jago mengelolanya
Percuma kaya, tapi duit habis foya-foya. Percuma kaya, tapi lupa menabung untuk masa depan anak dan berdua pasangan. Iya kan?
9. Tegas sudah pasti diperlukan. Tapi anti melakukan tindakan kasar sama pasangan. Ah, percuma romantis kaya pemain film drama tapi kalau marah doyannya gebuk-gebukan
Suami ‘yes man‘ juga berbahaya. Tapi lebih bahaya suami otoriter yang kalau marah hobinya main tangan dan acak-acak rumah.
10. Tahu, seks itu penting dalam kehidupan rumah tangga. Tapi sadar juga, itu bukanlah segalanya, pun nggak akan melakukannya dengan memaksa
Bisa mengendalikan hawa nafsu pun tahu bahwa istri juga sebenarnya punya gairah yang perlu dipuaskan. Nggak ada tuh istilah ‘melayani suami’ saya dalam kamusnya. Dia paham, pasangan juga butuh ‘dilayani’.
Bukan kekayaan, bukan pula keromantisan semata yang didambakan pasangan setelah menikah. Kenyamanan, kesetiaan dan keikhlasan menjaga komitmen yang dibangun bersama adalah kualifikasi utama yang diinginkan dari para suaminya. Sederhana saja kan?
Belum ada kata terlambat bagi para suami yang ingin berubah. Toh ini demi kebaikan bersama kan~