Jika selama ini populer dibahas tentang kekerasan dalam rumah tangga, mungkin yang terlintas adalah kekerasan fisik. Padahal ternyata kekerasan-kekerasan ini tak melulu yang bersentuhan langsung dengan korbannya lo, tapi bisa juga yang tidak langsung bersentuhan seperti dalam hal finansial yang mana biasanya juga menjadi salah satu pemicu masalah-masalah lain dalam rumah tangga.
Kekerasan dalam bentuk finansial ini bukan berbentuk perampokan penghasilan dengan paksa oleh pasangan, namun ada lebih banyak lagi bentuknya. Agar kamu bisa mengetahuinya, kita cek yuk apa saja bentuk kekerasan finansial dalam keluarga!
ADVERTISEMENTS
1. Jika selama ini banyak pasangan yang meminta pasangannya berhenti bekerja agar lebih fokus mengurus rumah tangga, ternyata ini bisa masuk ke tipe kekerasan juga lo
Setelah menikah atau memiliki anak, akan ada kecenderungan seseorang untuk melarang pasangannya bekerja supaya bisa lebih fokus mengurus anak mereka. Jika masih memberi nafkah dengan layak, hal ini tak jadi masalah. Namun, jika tidak bisa maka si suami telah melakukan kekerasan finansial.
2. Menyuruh pasangan untuk berhenti bekerja merupakan kekerasan finansial, namun jika dirinya sendiri berhenti bekerja tanpa alasan jelas juga bisa termasuk kekerasan
Menyuruh pasangan untuk bekerja sedangkan diri sendiri tidak bekerja bisa menjadi salah satu indikasi kekerasan finansial lo. Apalagi jika uang pasangan dikontrol semua oleh pihak yang tidak bekerja khususnya dalam hal penggunaan uang yang masuk.
3. Jika kalian memiliki rekening keuangan dan penghasilan masing-masing, memaksa untuk mendapatkan akses sudah termasuk melanggar privasi
Meskipun sudah menjalin ikatan dalam pernikahan dan hidup bersama, memaksa pasangan untuk memberikan akses ke rekening pribadi, kartu kredit, meminta pin ATM hingga password m-banking ternyata tetap termasuk pelanggaran privasi lo.
4. Kekerasan finansial juga terjadi jika kedua belah pihak bekerja lalu salah satu menggunakan uang untuk kepentingan pribadi tapi melarang pasangan melakukan hal yang sama
Kamu dan pasangan mungkin memiliki penghasilan masing-masing. Tidak masalah jika uang masing-masing ini digunakan untuk memenuhi beberapa kepentingan pribadi, namun menjadi masalah apabila hanya salah satu pihak yang melakukan ini sedangkan saat pasangan melakukan hal yang sama justru tidak diperbolehkan.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu dan pasangan mungkin memiliki tabungan bersama untuk kepentingan bersama pula. Tapi tak bisa sembarangan diambil untuk urusan pribadi
Kamu dan pasangan mungkin membuat rekening bersama untuk menabung demi kepentingan keluarga. Jika suatu hari ada salah satu yang mengambil untuk kepentingan pribadi seperti pembelian make-up istri atau sepatu suami apalagi tanpa pemberitahuan, hal ini sudah termasuk kekerasan finansial lo.
ADVERTISEMENTS
6. Mengajukan hutang atau mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal-hal berbau keuangan yang lain perlu dibicarakan dengan pasangan
Jika hal ini tak dilakukan, artinya kamu sudah melakukan salah satu bentuk kekerasan. Karena dalam sebuah rumah tangga terdiri dari kamu dan pasangan ada baiknya kalian membicarakannya terlebih dulu. Hal ini akan lebih parah jika salah satu pihak mengajukan hutang atas nama pasangan tanpa persetujuan.
Hal tersebut dianggap kekerasan finansial dalam rumah tangga karena dirasa merugikan salah satu pihak atau korban. Namun, semua juga kembali pada kesepakatan yang sudah kamu buat dengan pasangan di awal. Jika kalian sepakat untuk terbuka akan pin atau password m-banking, hingga berbesar hati untuk berhenti bekerja, hal tersebut tidak menjadi masalah.