Sudut pandang bapak2/ Illustration by Hipwee via hipwee.com
Dulu waktu mau menikah ekspektasi saya tinggi banget terhadap dunia pernikahan, kebanyakan nonton iklan teh sama biskuit sepertinya. Kelihatannya setiap pagi dan sore seorang bapak selalu senyum bahagia bersama istri dan anak-anak tercinta. Akan tetapi, setelah saya menjalani kehidupan pernikahan sesungguhnya, banyak hal yang bikin saya kaget. Sudah siap-siap untuk melakukan A, ternyata yang diinginkan pasangan justru yang B.
Ternyata nggak seperti di iklan, cinta itu harus di-maintain baik-baik dan dilakukan setiap hari. Membaca kalimat tersebut mungkin adik-adik merasa cemas “Wah, jadi nikah itu nggak beneran enak ya?” “Bagaimana kalau saya sudah berusaha tapi keinginan dia berbeda? Apa sih yang sebenarnya diinginkan laki-laki dalam sebuah pernikahan?” Tenang, Dik, ada bocorannya.
Keluarga bahagia/ Illustration by Hipwee
Jujur saja, dari judul di atas saya ngerasa tertantang sekali untuk bikin artikel ini. Biasanya kalau kami bikin artikel kayak gini kami akan diserang sama ibu-ibu sambat, “Bapak duluan dong yang contohin”, “Tetep aja, Pak. Istri ‘kan ngikut suami, kalau suami nggak bener jangan harap istri bisa bener”, dan sambatan lainnya.
Sebenarnya yang dikatakan ibu-ibu tersebut mungkin nggak salah. Maka dari itu, kami juga sudah berusaha untuk membenahi pola pikir bapak-bapak. Tapi, sesekali kami ingin curhat juga boleh ya, siapa tahu melalui curhatan ini adik-adik nantinya juga akan lebih saling memahami satu sama lain. Oke masuk ke topik, duhhh deg-degan ini.
Ini adalah hierarki paling tinggi dalam sebuah pernikahan. Adik pasti nanti disayang sama suami kalau adik menjunjung tinggi harga diri suami dan selalu respek dengan apapun yang dia lakukan. Iya bener suaminya harus bener dulu. Iya iya kita setuju… Itu tugas kami, sekarang kami balik nanya, kalo suami bener adik bisa janji respek terhadap suami?
ADVERTISEMENTS
2. Humoris
Humor adalah entry point paling baik. Semua orang yang senang akan lebih mudah diajak berkompromi. Beban suami nanti berat sekali sebagai kepala rumah tangga, dari finansial, ngurus isi rumah, ngurus anak, dll. Suami butuh istri yang bisa menghibur atau setidaknya kalau suami ngelucu, ketawain aja meskipun nggak lucu. Stress release juga buat kami lihat istri kita senyum atau ketawa.
ADVERTISEMENTS
3. Lembut
Iya iya suaminya harus lembut juga, paham, itu udah kita gadang-gadangin kok. Kelembutan istri itu bisa mencairkan suasana penat dan pikiran suami. Lembut itu bukannya harus mlehoy, maksudnya lembut dalam ucapan dan sikap. Misal nih, suami lupa matiin lampu kamar mandi, ya udah. Lonjakan listrik yang nggak seberapa itu nggak sebanding sama sakitnya hati suami yang di marahin gara-gara hal kecil lo, Dik.
ADVERTISEMENTS
4. Mengutamakan keluarga di atas segalanya
Suami excellent yang sedang kami upayakan adalah suami yang setiap tetes keringatnya untuk keluarga. Suami yang seperti ini akan mengharapkan sosok yang memiliki mindset yang sama. Ibu-ibu yang sudah menikah atau adik-adik yang nanti akan menikah, sangat dianjurkan menjadi istri yang keluarga-sentris, karena daya upaya suami akan sia-sia kalau istrinya masih mementingkan hal lain selain keluarga.
ADVERTISEMENTS
5. Komunikasi yang baik
Komunikasi ini bisa dilakukan dari sejak belum menikah. Calon pasangan suami istri, saya sarankan ngomongin masalah rambu-rambu dan kesepakatan apabila sudah menikah nanti. Misalnya, apakah istri bekerja di luar hingga bagaimana nanti mengatur finansial, sebisa mungkin jangan hanya mengikuti stigma. Diskusikan dan sepakati bersama supaya pas menjalani pernikahan masing-masing udah tahu apa perannya. Selain itu, saat ada masalah masing-masing juga bisa berkomunikasi dengan baik untuk mencari solusi bersama. Terkadang istri atau suami menuntut pasangan harus ina inu karena tidak ada pembahasan ini. Jadi, bikin aturan yang jelas bareng-bareng.
Sebenarnya masih ada beberapa hal lagi yang diharapkan seorang suami dari seorang istri, tapi saya rasa yang esensialnya sudah saya sampaikan. Ada yang bilang “Pak, soleha atau ibadah belum dimasukin?” Respek terhadap suami udah mencakup, kalau suami imam maka istri akan menjadi makmumnya. Tugas kami @bapak2ID adalah membuat para suami menjadi sosok suami yang diidolakan istrinya. Tenang aja, kami akan berusaha sebisa kami untuk hal itu karena memang itu tujuan akun kami dibuat. Di sisi lain kami minta ibu-ibu dan adik-adik wanita untuk aware juga terhadap hal ini.
Paragraf terakhir dari saya sekaligus menjadi penutup artikel ini. Ibu-ibu dan adik-adik diusahakan sebisa mungkin jangan pernah membicarakan masalah rumah tangga ke orang yang belum menikah, kecuali ke psikolog yah, mereka punya metode dengan tujuan memperbaiki hubungan istri dan suami. Kasihan adik-adik kita yang belum menikah menjadi takut menikah karena dengerin curhatan masalah rumah tangga, lebih parahnya lagi kalau mereka kasih saran bukan sesuai kemampuannya, maka bencana besar yang akan dihadapi. Dalam pernikahan itu ada rambu dan peran yang tegas, tidak bisa mencari penyelesaian masalah dari cara pandang orang yang belum menikah.
Solusi yang salah/ Illustration by Hipwee
Satu paragraf lagi deh, tanggung… Buat adik-adik yang belum menikah, semua orang takut kok awalnya untuk menikah, termasuk saya juga, tapi itu adalah proses hidup yang harus kita jalani. Di balik semua ketakutan itu ada banyak sekali kebahagiaan yang belum pernah adik rasakan sebelumnya. Saya nggak bilang pernikahan itu mudah tapi yang jelas seru dan penuh tantangan untuk membuat adik menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang.
Oh iya, ini terakhir beneran deh, suer. Mungkin adik-adik di sini nanya saya ini siapa sih berani-beraninya bikin artikel soal pernikahan. Capable apa kagak sih?
Bapak2id/ Illustration by Hipwee
Salam kenal saya pak Marsani dari @bapak2ID. Kami selalu memulai berkenalan dari WHY atau apa alasan kami bikin bapak2ID, yaitu karena kami percaya bahwa bapak-bapak medioker atau secara umur udah nggak muda tapi belum tua-tua amat adalah bapak-bapak present future yang bisa mengubah kondisi lebih baik apabila mereka tahu caranya. Mereka akan membawa kebaikan ke rumah, ke kantor, ke lingkungan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, terusssss ke Indonesia.
Setelah WHY, kita ke HOW, bagaimana caranya mereka bisa mengubah dunia menjadi lebih baik? Kami men-challenge mereka untuk menjadi bapak-bapak terbaik menurut versinya masing-masing, menjadi ayah yang disayangi anak-anaknya, menjadi suami yang dicintai istrinya, menjadi leader yang memiliki integritas, menjadi teman yang baik, dan lain sebagainya. Gimana caranya? Dengan konten edukasi. Kami memulai dengan humor agar mereka masuk dulu, karena kami percaya hati yang senang adalah hati yang mudah menerima masukan. Lalu setelah itu WHAT, apa sih bapak2ID? Kami adalah teman, komunitas, dan diatas itu semua kami adalah “tribe”.
Bapak2 medioker atau secara umur udah gak muda tapi belum tua2 amat yang punya visi agar bapak2 se-Indonesia lebih disayang istri, anak, boss, orang tua, mertua, saudara, kerabat dan handai taulan.