Selama ini mungkin yang banyak tersorot, curhatan istri yang merasa dibikin tersinggung oleh suami. Hmm, ya padahal sama aja, laki-laki (juga manusia kan ya Bund) pun bisa merasakan sakit hati. Bedanya mungkin sama istri, para suami kebanyakan cenderung diam dan nggak begitu menunjukkan perasaannya. Padahal bisa jadi dalam hatinya sudah dongkol dan pengin marah-marah juga. Suka serba salah, lalau balik marah, ia takut malah makin menyakiti hati sang istri. Padahal kalau dipendam terus bisa meledak dan malah jadi bahaya.
Sebelum perselisihan kian lebar, sebagai pasangan yang pengertian, memang baiknya sih sama-sama mawas diri. Suami menjaga perasaan istri, pun sebaliknya. Jaga-jaga siapa tahu kamu nggak sadar, coba cek deh 7 kalimat yang menyakiti perasaan suami berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Membandingkan suami baik dengan teman, keluarga, apalagi mantan pacar sudah pasti akan melukai hatinya. Meski kadang suami diam saja, bisa jadi dalam hatinya ia sangat marah dan pengin berontak
“Mantanku lebih baik daripada kamu”
Stop, membandingkan suami dengan mantan pacar atau orang lainnya, karena toh kamu sendiri juga pasti tak ingin dibandingkan bukan? Selain dapat mencederai perasaanya, hal ini juga dapat menurunkan harga diri dan kehormataan suami. Lagipula, kalau memang lebih baik mantanmu, kenapa tidak menikah saja dengannya?
ADVERTISEMENTS
2. Meski kadang tingkah suami menyebalkan, tapi jangan sampai kamu marah-marah dan menyindir mereka dengan mengatakan kalimat ini
“Kamu mah enak kerja pulang, udah. Lah aku? Udah kerja seharian, masih ngurusin ini itu. Capek tahu nggak?”
Biasanya kalimat di atas keluar saat suami enggan membantu pekerjaan rumah. Padahal daripada marah-marah dan sindir-sindiran, lebih baik terus terang saja. Bilang kepada suami kalau kamu memang capek dan pengin dibantu. Percaya deh, kalau kalimat yang diucapkan enak, suami juga tak akan segan membantu.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan pernah mengatakan opini buruk tentang suami yang didengar dari orang lain, sekalipun itu orang tuamu sendiri
“Ternyata benar ya kata ibuku dulu. Kamu bukan suami yang bisa diandalkan.”
Kadang kala ada orang tua yang kurang setuju anaknya menikahi pilihannya. Bisa jadi karena alasan pekerjaan atau karier kurang mapan. Meski begitu kamu tak boleh mengutarakan keluhan orang tuamu tersebut pada suami setelah menikah nanti. Sebab, kalimat tersebut diam-diam bisa melukai hatinya. Walau mungkin suami kelihatannya terima saja.
ADVERTISEMENTS
4. Mungkin maksudmu pengin mengutarakan keinginan, tapi kalau kalimat begini, bisa-bisa suami malah kepikiran dan sakit hati. Bagaimana tidak, seolah merendahkan soalnya
“Tetangga sebelah bisa tuh punya mobil. Kita kapan?”
Karena kamu tak tahu seberat apa pekerja suamimu, jadi lebih baik jangan remehkan mereka dengan mengucapkan kalimat-kalimat seperti di atas. Bisa jadi, suami sedang mati-matian berusaha untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Daripada menyindir dan membandingkan, lebih baik beri dukungan dan restui segala usaha yang sedang dilakukan oleh suamimu. Berkat restumu, niscaya rezeki suami akan mengalir terus-menerus.
ADVERTISEMENTS
5. Menjelek-jelekkan mertua ternyata juga dapat membuat suami kecewa. Jadi, jangan lakukan ya, Ma!
“Ibumu kenapa sih cerewet banget?”
Menikah sama saja dengan mempersatukan kedua keluarga. Itulah sebabnya, kamu tak boleh menjelek-jelekkan mertua sekalipun di hadapan suamimu sendiri. Barangkali suami diam-diam kecewa karena bagaimanapun mereka tetaplah orang tuanya. Kalau memang kamu kurang suka dengan pendapat dan tindakan mertua, lebih baik bicarakan dengan tenang.
ADVERTISEMENTS
6. Menyerang suami dengan kesalahan yang ia perbuat dapat meruntuhkan keteguhan hatinya. Terlebih jika kamu menyerangnya dengan kalimat-kalimat ini
“Kamu tuh ya selalu… Sudah dibilang jangan begini eh masih aja.”
“Kamu tuh nggak pernah ngertiin aku!”
Dua kalimat tersebut identifk dengan sifat negatif suami. Otomatis, suami akan merasa terpojok dan seolah diserang bertubi-tubi, padahal bisa jadi ia tak sengaja melakukannya. Sebelum suami makin berkecil hati, segeralah minta maaf karena tak sengaja melukainya. Daripada makin runyam masalahnya.
7. Menuntut dan meragukan kasih sayang suami sama buruknya dengan tak mempercayainya. Ya, nggak beda jauhlah dengan menuduhnya selingkuh, tapi versi halus
“Kalau kamu sayang sama aku, maka …..”
“Katanya sayang, masa aku minta gitu saja nggak bisa.”
Tolonglah, kalian sudah nggak pacaran lagi, masa iya masih menuntut hal-hal seperti ini. Meski tersirat, kalimat di atas sama saja dengan meragukan kasih sayang suami. Lama-lama suami bisa murka dan kesal kalau kamu terus-terusan begini lo! Makanya, kurang-kurangi, yuk!
Coba deh ingat-ingat. Pernah nggak kamu secara sadar atau tanpa sadar mengucapkan kalimat-kalimat tadi? Kalau iya, yuk deh segera minta maaf ke suami. Barangkali suami diam-diam tapi ternyata sakit hati. Nggak perlu gengsi, toh demi kelangsungan rumah tangga kalian juga. Kan katanya sayang. Kalau sayang, pasti mau berusaha sama-sama pengertian dan peduli kan? 🙂