Menjalani kehidupan pernikahan jelas tidak mudah. Kata orang, menikah itu membahagiakan. Namun kebahagiaan itu perlu dipupuk dan diusahakan bersama berdua. Kalau cuma satu orang yang usaha, bagaimana bisa kebahagiaan itu dicapai bersama? Pun ketika dihadapkan dengan pilihan untuk menjalani long distance marriage atau LDM, kamu dan pasangan harus siap dengan segala resikonya.
LDM tidak selamanya menakutkan, tetapi tetap saja bukan hal yang direkomendasikan
Hipwee menghargai dan menghormati siapa saja yang menjalani LDM karena pilihan. Namun jika dengan bersama bisa diusahakan, LDM kurang direkomendasikan karena hal-hal berikut:
ADVERTISEMENTS
Menjadi pelaku rumah tangga sendiri yang jauh dari suami/istri, segalanya pun harus diputuskan sendiri (secara cepat)
Setelah menjalani LDM, bisa jadi hampir semua fasilitas untuk diskusi bersama untuk hal-hal kecil menjadi menghilang. Keterbatasan ruang dan waktu, terlebih jika kamu dan pasangan hidup di zona waktu berbeda membuat jam biologis kalian juga berbeda. Untuk itulah, bahwa setiap keputusan (harus) bisa kamu ambil sendiri terutama yang berkaitan dengan hal-hal kecil.
Tahan dulu manja-manjanya dengan pasangan. Kamu akan lebih dituntut untuk mandiri
ADVERTISEMENTS
Tidak ada yang bisa menggantikan hangatnya pelukan pasangan, meskipun sosial media bisa mewakili
Pelukan adalah hal yang sangat esensial dalam sebuah hubungan. Pertengkaran dan beda pendapat bisa selesai dalam waktu lima detik hanya dengan pelukan. Lain soal kalau kamu sedang berada jauh dengan pasangan, pelukan hangat tidak bisa kamu dapatkan.
Tidak ada yang bisa menggantikan pelukan
ADVERTISEMENTS
Seperti halnya LDR, hubungan LDM juga rentan fluktuasi emosional. Ketika perhatian yang kamu dapatkan tidak sebesar ketika bersama
Sesuai teori bahasa kasih Gary Chapman, bahwa salah satu kebutuhan kasih seorang manusia adalah sentuhan. Kalau sentuhan itu tidak didapatkan dari kekasih, bisa jadi mengakibatkan adanya emosi yang kurang stabil. Bukan tidak mungkin pertengkaran kecil akan bisa terjadi dari emosi ini.
Harus pintar-pintar jaga emosi agar tidak menjadi masalah
ADVERTISEMENTS
Memang mungkin secara materi bisa tercukupi, tapi tak ada yang bisa gantikan rasanya bersama suami-istri
Salah satu alasan untuk menjalani LDM adalah tuntutan pekerjaan atau sekolah. Memang tidak ada yang salah dengan itu, tetapi jika bisa ditelisik mengenai harganya sebuah kebersamaan, kamu akan berpikir ulang.
Jangan lama-lama, bersama pasangan dan keluarga tak ada yang bisa menggantikan
ADVERTISEMENTS
Ada kebutuhan suami-istri yang tidak bisa dilakukan tanpa bersama-sama. Kebutuhan seks misalnya
Manusia yang sudah berpasangan mustinya butuh menghabiskan waktu bersama. Kebutuhan yang satu ini kurang bisa terpenuhi dengan hubungan jarak jauh. Pastikan kamu sudah memikirkannya matang-matang ketika akan memutuskan menjalani hubungan jarak jauh dengan suami atau istri.
ADVERTISEMENTS
Kurangnya kebersamaan anakmu dengan pasanganmu. Bisa jadi kelak dia akan kekurangan sosok Bapak/Ibu
Tidak jarang dialami oleh pelaku LDM, bahwa salah satu orang tua tidak punya banyak waktu bersama anak-anak. Memang LDM itu berbeda dengan single parent, tetapi ada baiknya kamu menyadari bahwa berkembangnya anak itu membutuhkan kerjasama kedua belah pihak, yakni suami dan istri. Kalau hanya satu peran saja, bukan hal yang mustahil bahwa ada masa kecil yang terrenggut dari seorang anak.
Saat LDM sudah berlangsung puluhan tahun, kamu akan tersadar bahwa waktu yang telah terlewat tak bisa dibeli lagi
Ketika kalian sudah mengalami terbiasa LDM selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, di situlah kamu akan merasa banyak waktu yang terrenggut. Penghargaan kamu terhadap waktu kebersamaan dengan pasangan memang akan menjadi tinggi, tetapi perlu kamu pahami bahwa waktu bersama pasangan dan keluarga adalah saat-saat yang tiada terganti
Waktu bersama pasangan adalah saat yang tidak terganti
Sekali lagi, LDM adalah pilihan. Tapi kita semua sepakat bahwa LDM bukan pilihan yang mudah. Sebelum kamu memutuskan untuk menjalaninya, baiknya pikirkan dulu matang-matang. Agar sesal tak jadi menanti kemudian.