Banyak yang bilang menikah itu murah karena sebenarnya cuma perlu ke Kantor Urusan Agama (KUA) atau gereja. Tapi, beberapa orang nggak akan setuju dengan ungkapan tersebut. Bagi orang yang pengaruh adat istiadat daerahnya kental, menikah adalah perkara yang mewah dan mahal. Bukan hanya buat pestanya, tapi juga untuk membeli mahar yang dipersembahkan kepada pihak pengantin perempuan.
Mahalnya harga mahar bervariasi, tergantung daerah dan adatnya. Nggak semua menerima dalam bentuk uang, ada juga yang maunya dalam bentuk barang yang harus ditebus dengan harga mahal. Intip yuk mahar-mahar ini yang harganya selangit! Urutan mahar ini acak ya~
ADVERTISEMENTS
1. Suku Bugis mengenal istilah ‘uang panai’ sebagai mahar. Besarnya menyesuaikan dengan tingkat pendidikan calon istri, semakin tinggi jelas makin mahal
Uang panai sebenarnya maksudnya adalah uang belanja. Nilai yang diberikan pada pihak perempuan besar lo tergantung dengan tingkat pendidikan. Buat yang sudah lulus S1, uang panai bisa sampai Rp 100 juta. Dikutip dari Kompas, uang ini diminta pihak perempuan agar pihak laki-laki menunjukkan kesungguhannya untuk menikah. Selain itu, diharapkan ketika mengingat susah payahnya mendapat uang panai, pihak pria nggak mudah menceraikan istrinya.
ADVERTISEMENTS
2. Sedangkan orang Banjar yang ada di Kalimantan Selatan mengenal ‘jujuran’ dalam wujud uang atau emas. Ini sekaligus menunjukkan kesungguhan calon suami
Jujuran dalam adat orang Banjar jadi salah satu agenda wajib pada prosesi pernikahan. Sebelum menikah dan setelah melamar, pembicaraan soal besar mahar atau jujuran dimulai. Nilainya bisa sangat besar lo. Mirip seserahan, nantinya keluarga pihak pria datang ke pihak perempuan untuk memberikan jujuran tersebut. Menurut penelitian, jujuran ini menunjukkan kesungguhan pihak laki-laki mempersunting kekasihnya.
ADVERTISEMENTS
3. Ada juga mahar yang dihitung berdasarkan jarak rumah, tingkat pendidikan, dan pekerjaannya. Ini dilakukan sesuai adat Sasak di Lombok, NTB
Bagi suku Sasak yang ada di Lombok, NTB, pemberian mahar disesuaikan dengan jarak rumah. Menurut CNN, sebelum menikah, pihak pria harus menculik calon istrinya. Kemudian, keluarga pria akan datang ke rumah keluarga wanita untuk memberitahukan kalau wanita itu ada di rumahnya. Selanjutnya berlangsung tawar-menawar mahar. Mahar ditentukan berdasarkan jarak rumah. Selain itu, wujudnya bukan uang tapi sapi, kerbau, atau beras.
ADVERTISEMENTS
4. Orang Aceh mengenal mahar dengan nama ‘mayam’ yang bentuknya adalah emas. Satu mayam setara dengan 3,33 gram emas. Kebanyakan memberi 3 – 30 mayam
Bagi orang Aceh, untuk menikah diperlukan mahar berupa ‘mayam’. Mayam sebenarnya adalah emas dengan ukuran tertentu. Menurut Kompas, satu mayam setara dengan lebih dari 3 gram emas. Biasanya sih pihak pria memberikan mahar dengan nilai 3 – 30 mayam. Bisa dihitung kan itu kira-kira setara dengan berapa rupiah uang~
ADVERTISEMENTS
5. Uniknya kalau di Padang Pariaman, malah perempuan yang memberi mahar ke pihak pria. Mahar diberi nama ‘japuik’. Bisa dalam bentuk uang atau benda
Tradisi di Padang Pariaman memang unik. Mempelai pria malah dijemput secara adat oleh mempelai wanita lo. Saat menjemput ini, ada syarat berupa japuik yang harus dipenuhi berupa uang atau barang yang diberikan mempelai wanita ke pihak mempelai pria. Besarnya sih sesuai kesepakatan dan berdasarkan status adat sang pria.
Ini harusnya bisa jadi motivasi buat para pria untuk bekerja lebih keras lagi demi mendapatkan wanita impiannya. Jadi, sekarang kurangi beli rokok dan barang-barang lainnya. Fokus nabung buat menikah aja yuk~