Apa yang ada di bayanganmu soal pernikahan?
Setelah menikah, bersiap-siaplah menerima segudang perubahan. Entah itu positif atau negatif, yang pasti hidupmu jelas nggak akan sama lagi dengan sebelum menikah. Selain perubahan dari kamu dan pasangan sendiri, besar kemungkinan kamu pun bakal menerima perubahan dari luar. Salah satunya, perubahan anggapan dari orang-orang di sekitar.
Meski nggak semua, sering banget sikap atau anggapan teman, sahabat atau rekan jadi berubah perlahan seiring dengan dimulainya kehidupan pernikahanmu. Ya tentu ini nggak berlaku di semua orang, tapi akui saja deh kebanyakan dari pasangan menikah sangat mungkin pernah mengalaminya. Jangan heran kalau banyak yang bilang, menjaga pertemanan setelah menikah itu nggak mudah. Yap, karena bisa jadi mereka punya anggapan-anggapan salah kaprah soal kalian yang sudah menikah. Contohnya, seperti anggapan salah kaprah berikut ini nih…
ADVERTISEMENTS
1. Dikira sudah pensiun dari momen kumpul-kumpul sama teman, sampai-sampai ada yang mikir, “Duh, sungkan ah buat ngajak jalan.”
Sebelum menikah, kalau ada acara kumpul-kumpul ramai nggak resmi di kantor atau reuni sahabat lama pasti diajak bahkan dibujuk-bujuk biar ikut. Setelah nikah, mendadak sepi dan jarang sekali. Bahkan ada celetukan, “Susah, nanti dia dilarang suami.” atau “Rempong nanti dia nitip-nitip anak dulu, atau bawa anaknya. Kasihan.” Padahal, diajak juga nggak apa-apa kok, kan siapa tahu pas kebetulan senggang dan emang butuh kumpul-kumpul seru. Jadi ikut atau nggak nggak perkara belakang. Pokoknya masih dianggap dan diajak aja sudah senang!
ADVERTISEMENTS
2. Dikira sudah mapan dan mandiri penuh secara finansial. Bahkan, dikira nggak butuh kesempatan tipis-tipis buat nambah pendapatan tambahan
Setelah nikah, ada aja yang tiba-tiba jadi atau semakin rajin minta pinjaman uang. Bahkan terkadang ada keluarga yang nekat minta suntikan dana. Alasannya, “Kamu kan udah nikah, ngomong dong sama suami. Pasti ada kan, sedikit buat bantu-bantu.”. Yah, padahal belum tentu. Sedihnya, sekarang kadang kalau ada kesempatan-kesempatan bisnis atau freelance kecil-kecil, yang nikah suka ke-skip karena dikira nggak butuh. Yaah!
ADVERTISEMENTS
3. Dikira pasti dan mau langsung punya momongan as soon as possible. Kalau bisa, seminggu setelah pemberkatan atau akad, perut udah ada ‘isi’-nya
Nggak semua pasangan baru menikah ingin segera dan tergesa-gesa punya momongan. Nggak perlu juga mendadak dikasih petuah ini itu tanpa diminta. Bisa jadi, mau menikmati masa berdua dulu atau ada rencana lain yang kamu nggak perlu tahu.
ADVERTISEMENTS
4. Dikira sudah nggak suka hal-hal seru dan sedikit kekanakan kayak main games di taman hiburan atau nonton ramai-ramai film konyol sama rekan-rekan yang masih lajang. Padahal mah masih tetap doyan!
Udah menikah kerap dianggap sudah dewasa banget, sudah bapak-bapak atau ibu-ibu. Padahal, belum tentu juga begitu. Apakah orang sudah menikah itu dunianya cuma seputar dapur, suami/istri dan anak? Nggak juga kok!
ADVERTISEMENTS
5. Pas sudah punya anak, suka dikira lebih memilih stay di rumah dan ogah diajak jalan bareng sesekali. Padahal, butuh banget kadang-kadang…
Ada sahabat yang dulu getol banget ngajakin ketemuan atau jalan bareng berdua mendadak setelah nikah jadi malas atau sungkan. Berkunjung pun nggak enak, alasannya, takut ganggu waktu sama pasangan atau mikir yang udah nikah udah nggak tertarik ngurus hal-hal ‘receh’ kayak window shopping sama teman atau sekadar minum kopi bareng. Ih, padahal kalau waktunya cocok dan senggang, nggak nolak juga lo!!1! Kadang, setelah menikah dan punya anak, malah jadi lebih sering merasa kesepian…
ADVERTISEMENTS
6. Hanya peduli pada topik, tontonan atau benda-benda yang terkait rumah tangga, anak dan sebagainya. Padahal belum tentu, tergantung individu juga
Habis nikah, jadi serius, bahasannya udah bapak-bapak banget atau ibu-ibu banget. Idih, kata siapa sih?
7. Terakhir, ada aja yang suka tiba-tiba judge si anu atau si itu sombong karena sudah nikah, jadi jarang ikut nongki. Padahal belum tentu juga. Bisa jadi emang waktunya nggak pas atau simply nggak ada yang serius ngajak 🙁
Sedih nggak sih kalau ada yang mikir gini? Jangan dong, please. Sudah menikah dan jarang nongkrong bukan berarti sombong. Bisa aja, kalian yang jarang ngajak ngumpul dan sekali ngajak, nggak serius dan pas waktunya. Ih, kzl deh!
Dari sekian banyak perubahan setelah menikah, maintaining friendship atau menjaga persahabatan atau pertemanan bakal jadi tantangan tersendiri. Padahal, setelah menikah apalagi saat sudah punya anak, menjalani pertemanan yang sehat sangat membantu kamu untuk lebih rileks dan bebas stres.
Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan padatnya aktivitas, menjaga pertemanan jadi hal yang agak sulit, jika teman atau sahabat nggak mampu memahamimu. Akibatnya, teman menjauh, kamu pun makin malas membuka diri lantaran malas nambah beban pikiran karena drama sama teman. Soal ini, lebih baik dikomunikasikan secara terbuka sejak dini deh. Ya sebelum malah jadi baper apalagi ‘bikin drama’ sama sahabat sendiri kan?